13

1.1K 143 7
                                    

Present
Exolsooh15

Hai aku balik kangen(?) enggak ya udah wkwkwk

Agak lama yang gak update, because kerjaan numpuk hehehe 😁 belum lagi akhir bulan maret kemarin harus vaksin. Kalian sudah vaksin (?) Gimana perasaan kalian habis vaksin(?) Kalau author ngantuk wkwkwkw

Hope you like it!
Happy Reading guys :)
Sorry for typo 

.
.
.
.
.
.
.

Malam hari memang paling cocok untuk dihabiskan untuk tidur bergelung dengan selimut tebal, apalagi udara yang lumayan dingin yang menusuk sampai ke tulang. 

"Imo?" Panggil Jaemin yang melihat maid rumahnya itu sedang berada di dapur.

"Tuan muda, kenapa anda bangun? Ini masih dini hari."

"Aku haus, dan lupa tidak mengisi air. Imo apa Papa dan Daddy?" Imo Im hanya tersenyum dan tertawa pelan.

"Sepertinya tuan besar ingin memberikan tuan muda adik."

"Ishh, sudah tua kenapa masih mau kasih adik sih." Gerutu Jaemin. "Imo aku sudah besar, tidak mungkinkan aku punya adik di usiaku yang ke 17 ini?"

"Bisa saja kok tuan muda, banyak yang di luar sana memiliki adik bahkan usia yang terpaut jauh." Jelas Imo im (sama kek author, beda 15 tahun sama adek wkwkwkwk).

"No imo."

"Sudah jangan menangis tuan muda, sekarang tidur lagi ya. Besok terlambat ke sekolah loh." Ujar imo Im.

"Awas saja kalau benar." Gerutu Jaemin dengan langkah malas dia kembali ke kamarnya. Imo Im hanya menggelengkan kepalanya, anak majikannya begitu menggemaskan andai putranya masih ada mungkin seumuran anak majikannya.

Keesokan harinya benar saja Jaemin terlambat bangun dan mengomel karena Luhan tidak membangunkan dirinya. Menyalahkan Sehun karena terlalu mengurung Papanya semalaman.

"Awas saja jika Papa sampai memiliki adik bayi, aku akan kabur." Ancam Jaemin, membawa sepotong roti dan diantar oleh supir pribadi Luhan untuk ke sekolah.

Haechan memandang Jaemin tidak paham, Renjun dia sudah menyenggol lengan Haechan untuk menuntut penjelasan.

"Dia kenapa sepeti anak gadis pms sih?" Tanya Renjun.

"Tidak tahu, dari tadi seperti itu." Balas Haechan.

"Awas saja kalau benar-benar mau kasih adik." gerutu Jaemin.

"My baby Jaemin!" Teriak Somi dan memeluk Jaemin namun ditolak mentah-mentah hingga membuat Somi bingung. "Kau kenapa?"

"Ish tidak tahu, sana-sana pergi." Usir Jaemin namun malah Jaemin yang pergi entah kemana.

"Hey! Sebentar lagi bel!" Teriak Renjun. "Anak itu kenapa sih?"

"Mana aku tahu." Sahut Haechan dan membiarkan Jaemin pergi, toh nanti pasti kembali lagi anak itu.

Skip time.....

Jaemin masih dalam mode merajuk, bahkan kali ini dia bergelayut manja di lengan Haechan tidak membiarkan Haechan lepas begitu saja jika tidak Jaemin akan marah padanya ancam Jaemin. Menurut Renjun, Moonbin, dan Somi Jaemin terlihat menggemaskan ketika merajuk.

"Kau ditolak Jae siapa itu sunbae itu ya?" Tanya Moonbin dan mendapat pukulan cantik dari Jaemin.

"Ish tidak."

"Lalu kenapa? Kau tidak membiarkan Haechan bergerak sama sekali sejak bel pulang. Dia bahkan belum minum Nana."

"Minum ya tinggal minum apa susahnya sih." Jaemin benar-benar seperti gadis PMS kali ini pikir mereka berempat. "Salah tidak sih punya adik di umur ke 17?" Tanya Jaemin pelan.

"Hah?"

"Papa Lu hamil lagi?"

"Daddy bilang seperti itu agar aku tidak kesepian."

"Bisa dibilang calon adikmu nanti pasti akan memanggilmu papa juga nanti."

"Tapikan aku tidak mau."

Johnny yang kebetulan ada di cafe yang sama seperti Jaemin menahan tawanya dia benar-benar tidak sengaja mendengar penuturan keponakannya itu.

"Kau kenapa?"

"Baby kau akan tertawa jika mendengar Jaemin mengeluh dia akan punya adik sepertinya."

"Heol? Luhan hyung hamil lagi?"

"Moonbin aku tidak mau punya adik huweee."

"Oh astaga."

"Baby na?" Panggil Taeil.

"Papa Il-lie." Jaemin melepaskan pelukannya pada Haechan dan beralih pada Taeil. "Papa tolong marah pada daddy agar tidak membuat adik lagi."

"Astaga Jaemin sayang dengar, Sehun pasti bercanda tidak serius. Luhan hyung juga pasti tidak serius, percaya padaku."

"Tapi kalau sungguhan juga tidak apa loh Jaem, kau punya mainan baru nanti."

"Jyani!"

"Sorry baby. Sudah percayalah mereka hanya menggodamu." Ucap Johnny. "Kalian tidak pulang?"

"Pulang bagaimana paman, Jaemin saja dari tadi bergelayut di lengan Haechan."

"Oh astaga maafkan Jaemin ya, dia sedikit sensitif." Ucap Johnny.

"Tak apa paman, kami mengerti. Paman kami pamit dulu ya."

"Iya hati-hati dijalan ya."

"Nde paman."

"Na kami pulang." Jaemin hanya mengangguk dan masih memeluk Taeil dengan wajah memerah karena menangis.

"Shsh sudah ya, nanti tidak cantik lagi loh."

"Aku tampan."

"Kalau daddy kasih Jaehyun masih tampan tidak?"

"Daddy mengirim foto ke Jaehyun hyung?"

"Bagaimana ya?"

"Papa lihat daddy!"

"Ah tapi maaf sudah terlanjur." Goda Johnny membuat Jaemin semakin merajuk kembali.

"John, ulahmu."

Johnny hanya tertawa, senang sekali menggoda keponakannya ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you next time :)

Maaf kalau membosankan 😊

Hugs and KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang