Part 5~Perlakuan lain~

3.8K 300 20
                                    

Menjadi jahat adalah keterpaksaan. Menjadi baik adalah keharusan. Setiap yang jahat tidak akan pernah ingin seperti itu.
Lantas mengapa yang baik harus menjadi jahat hanya karena dendam dalam diri?
~alukaalkenzia~

•••

Author POV

"Lalu kenapa kalian menyakitiku?" Pertanyaan Aluka mengalihkan atensi seluruh penghuni kelas ke arahnya.

"..."

Semua diam terpaku dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Alu. Bahkan Finka langsung berhenti menangis. Suasana canggung menyelimuti kelas 11 Ipa 2.

"Aku cuma bercanda kog haha." Tawa Alu terdengar sangat memilukan di telinga.

Aluka melanjutkan aktifitasnya dalam mengerjakan tugas. Namun, perhatian seluruh penghuni kelas masih terpaku pada sosok Aluka.

"Emmm... Fin. Lo mau gue tanggung jawab gimana?" Tanya Bima memecah kecanggungan, dengan senyum sirat ketulusan.

"Gue nggak akan rusak persahabatan kita dengan hubungan itu. Gue mau kita tetep temenan."

Bima memeluk Finka erat dengan mengecup pucuk kepala Finka singkat.

"Gue akan jaga lo. Begitupun kalian semua." Ucap Bima mantap.

Seketika seluruh kelas bergabung dan saling berpelukan satu sama lain seakan menyalurkan rasa suka dan duka bersama.

"Gue sebagai ketua, akan selalu mengayomi kalian sekuat tenaga gue." Janji Frezo tetap dengan tampang datar namun tegas sirat akan keseriusan.

"Gue juga."

"Iya. Gue juga akan melindungi derajat perempuan di kelas kita."

"Kalian harus jadi perempuan yang pemberani."

"Kita akan selalu mendukung kalian."

Seluruh cowo di kelas 11 Ipa 2 saling mengucap janji dengan saling menggenggam tangan satu sama lain.

"Thanks ya boys." Ucap seluruh cewe dengan haru dan senyum yang mengembang.

Mereka kembali saling berpelukan dengan cewe di lingkaran depan dan para cowo di belakang seakan akan tengah melindungi gadisnya.

Namun disisi lain, gadis bersurau sebahu tengah menatap momen berpelukan itu dengan senyum miris.

"Kenapa kalian nggak pernah anggap aku? Aku juga pengen ngerasain gimana rasanya mempunyai kekuatan dari seorang teman." Lirih Alu, setitik cairan bening luruh begitu saja. Padahal, alu sudah menjaga agar pertahanannya tak goyah. Namun, semua sia sia.

"Auww..." Teriak Caca membubarkan momen haru.

"Apaansih lo Ca. Ngerusak suasana aja!" Sentak Fani.

"Tau tuh. Gue udah mau nangis lo tadi." Seru Sista.

"Emang dasar tolol. Kenapa gue punya temen kayak lo."

"Hehe maaf. Abisnya Trisa nginjek kaki gue."

"Ehh... Emang iya? Sory deh."

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang