37. Sang Putri

4.6K 433 333
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Setelah beberapa kali tidak hadir di acara arisan, Diandra akhirnya menunjukkan batang hidungnya. Teman-teman yang lain menyambut kedatangan Diandra dengan baik, tidak menaruh curiga karena memang tidak tahu apa-apa soal kejadian di rumahnya beberapa bulan lalu. Namun, Bianca tidak merasa demikian. Bianca yang tahu bagaimana sikap Diandra jadi memandangnya dengan cara berbeda. Diandra juga tidak memaksakan Bianca untuk mengajak bicara, lebih memilih sibuk dengan teman-teman yang lain karena hubungan mereka belum membaik.

Untungnya mereka berdua bisa sama-sama menyembunyikan masalah yang ada, tetap bergabung bersama tanpa percakapan berarti, jadi tidak ada yang curiga kalau Bianca dan Diandra sedang ada masalah. Di akhir arisan dan semua anggota mulai pulang, Diandra mengajak Bianca bicara berdua sambil menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Alih-alih menolak, Bianca malah menyetujui karena dia ingin mendengar apa yang dibicarakan Diandra. Sekarang mereka sudah ada di dalam mobil dan di perjalanan menuju rumah Bianca.

Baru lima menit, tetapi rasanya sangat lama. Setelah keheningan yang cukup menyiksa, akhirnya Diandra mau untuk menghapus ketegangan di antara dia dan Bianca.

"Maafin saya, Bianca. Kejadian di rumah saya pasti bikin kamu syok."

Bianca sedikit terkejut karena Diandra mau meminta maaf. "Mbak, kalau memang ngerasa salah, kayaknya bukan minta maaf ke saya."

Diandra mengangguk. "Kamu benar, Bianca. Saya juga harus minta maaf sama Tanisha," katanya sambil terus menyetir dan fokus ke jalanan. "Tapi saya tetap harus minta maaf ke kamu karena udah bohong soal menantu kamu."

"Apa aja kebohongan yang Mbak kasih tahu ke saya?"

"Banyak." Diandra menelan ludahnya dengan susah payah, berusaha memberi tahu segala hal yang ia tutupi demi membantu Davin. "Soal Tanisha yang datang ke rumah Desember lalu, itu bukan karena dia yang mau. Saya nyewa orang lain buat bawa Tanisha dalam keadaan nggak sadar. Terus apa yang dibilang Jaehyun di rumah saya itu benar, saya ... udah ngelakuin hal seburuk itu sama Tanisha. Saya sempat cek handphone Tanisha dan ada pesan masuk dari anak kamu yang katanya hari itu mereka lagi anniversary. Saya yang balas pesan Jaehyun dan nggak balas dengan kata-kata baik. Saya buat Tanisha kelihatan jahat di mata Jaehyun karena chat itu, dengan berpikir Jaehyun jadi salah paham sama Tanisha. Bahkan saat saya tahu Tanisha lagi hamil, saya sempat berpikir buat ... gugurin kandungannya."

Bianca merasa sesak ketika mendengar pengakuan Diandra yang rupanya telah berbohong banyak hal padanya. Memanipulasi fakta yang ada demi menciptakan pertikaian antara Tanisha dan keluarga. Diandra menepikan mobilnya di jalanan kosong karena mulai tidak fokus menyetir dan khawatir terjadi hal buruk bila memaksa melanjutkan perjalanan. Bianca tidak berani melirik Diandra, malah memikirkan nasib Tanisha setelah Bianca dicekoki oleh fitnah tidak mendasar hingga ia membenci menantunya sendiri.

Second Lead (OPEN PO DI SHOPEE ANDROBOOKS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang