Chapter 2

372 37 0
                                    

Oke Chapter 2 yg pendek lagi wkwk maap gais :'

"Papa!" teriak Sarada sambil menarik-narik rambut Sasuke.

"Hmm ..." Sasuke hanya bergumam pelan menanggapi Sarada. Matanya fokus menatap layar televisi.

"Sarada bosan!" amuk Sarada dengan menarik rambut Sasuke kencang, hingga Sasuke hampir terjungkal.

Akhirnya atensi Sasuke beralih penuh pada Sarada, Sarada mengerucutkan bibirnya dengan gemas, sampai Sasuke tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Sarada. Namun, dia berusaha untuk tidak melakukannya, malah dia menatap Sarada dengan tegas.

"Sarada mau apa?" tanya Sasuke.

"Sarada bosan!" teriak Sarada semakin kencang. Sasuke hanya menatap datar gadis kecil itu, kemudian menghela napas panjang.

"Yasudah, sekarang Sarada maunya gimana?" balas Sasuke dengan sabar. Sarada masih mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya diatas dada.

"Sarada mau main? Kita ke luar?" bujuk Sasuke.

"Mau!" sahut Sarada kencang. Kemudian tangan mungilnya menarik lengan Sasuke dengan paksa. "Ayo Papa! Papa nonton tv terus, Sarada bosan." Sasuke hanya tersenyum maklum menanggapinya dan mengikuti Sarada.

~o~

Mereka berdua sampai di sebuah taman, Sasuke menutupi wajahnya dengan masker karena cuaca memang sedang dingin dan Sasuke tidak mau ada yang mengenalinya. Begitu sampai di taman, Sarada langsung berlari menghampiri arena bermain dengan riang.

Sasuke hanya mengawasinya dari jarak yang tidak jauh namun tidak terlalu dekat juga. Dia khawatir karena di sana banyak sekali ibu-ibu yang berkumpul menggosip, sekalian mengawasi anak-anak mereka yang sedang bermain.

Sasuke sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Sarada, sampai ia tidak sadar ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya.

"Hoy!" sapa orang tersebut, sehingga membuat Sasuke sedikit terperanjat. Dengan gerakan pelan, Sasuke menengokan kepalanya ke belakang dan menatap si pelaku sedang memperlihatkan cengiran lebar di wajahnya.

"Serius sekali, dari tadi aku disini loh," lanjut orang tadi. Sasuke hanya memutar bola matanya bosan, kemudian dirinya kembali mengawasi Sarada.

"Kau ada disini juga rupanya," ujar Sasuke tanpa menatap orang tersebut.

"Iya, aku juga sedang mengawasi versi mini-ku, tuh!" tunjuk orang tersebut pada anak berambut pirang dan bermata biru yang sedang bermain dengan Sarada.

Sasuke hanya berdeham pelan, dengan mata yang masih mengawasi Sarada.

"Bagaimana?" celetuk orang tersebut tiba-tiba. Sasuke menatap orang itu cukup lama, lalu kembali menatap Sarada dengan tatapan sedikit layu.

"Hn, aku mulai membiasakan diri, Naruto," ujar Sasuke dengan pelan. Naruto hanya tersenyum maklum, tatapannya beralih memperhatikan Boruto.

"Aku yakin kau pasti bisa," ucap Naruto meyakinkan. Sasuke hanya mengangguk. "Sarada tidak rewel, 'kan?" tanya Naruto lagi.

"Tidak, dia ... cukup mengerti keadaan, dia seperti memahamiku. Hanya saja kadang ada saatnya dia bertingkah seperti anak seusianya," jawab Sasuke dengan terkekeh mengingat sikap Sarada sebelumnya.

"Hmm ... mirip dengannya, ya?" tanya Naruto dengan tatapan menerawang. Kalau dipikir-pikir, ucapan Naruto ada benarnya. Memang Sarada sangat mirip dengan orang tersebut, sehingga membuat Sasuke tersenyum pahit.

"Ya, setiap aku melihat Sarada, aku selalu mengingatnya," ujar Sasuke dengan meringis.

"Kau pasti akan terbiasa," Naruto mencoba menyemangati dengan menepuk bahu Sasuke pelan. Namun, dia tidak bisa menepis perasaan hampa yang dirasakan oleh sahabatnya tersebut.

TBC.

Just You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang