Chapter 15🍂

49 8 10
                                    

"Heiii, diem diem baeee," seruh Bayu.

"Priiiiitttttttt, hahahaha." Zidan tertawa lepas setelah meniup peluit yang ia kalungkan.

"Apaan si lo berduaaa, berisik tau ga!" Arra tampak kesal dan menutup telinga nya.

"Kak Zidan dapet peluit dari mana? cute banget warna pink gitu," ucap Auri mendekati Zidan.

"Palingan juga nyuri punya adiknya," jawab Bang Zaky.

Zidan menoel telinga Bayu, Bayu menatap Zidan. Kemudian mereka berdua kompak menatap Arra. "Iri bilang Bosss!" teriak Bayu dan Zidan tepat di depan muka Arra.

"Bayuuuu, Zidannnn!!" murka Arra, Arra mengambil bantal sofa yang ada di sekitar nya dan melempar ke arah Bayu dan Zidan yang kini berlari bersembunyi di belakang Auri.

Auri tertawa, kemudian ia berlari mendekati Eayzi agar Arra bisa melempar bantal sofa nya lagi ke arah Bayu dan Zidan.

Eayzi terkekeh pelan melihat teman-temanya. Beruntung sekali kini aku masih dikelilingi oleh orang-orang baik. 'pikir Eayzi'

"Kak Zidan punya adik?" tanya Auri. "Perempuan atau laki-laki?" tambah nya lagi.

Zidan memegang bahu Auri dengan kedua tangan nya, "Dia perempuan kaya kamu, cantik nya juga sama kaya kamu. Tapi lebih cantikan kamu dehh kayaknya," Zidan mencubit gemas pipih Auri.

"Derald, liat tuh sepupuh lo di modusin sama buaya darat!" sinis Arra.

"Beibb jangan cemburu gitu dongg, kan masih ada a,ak Bayu," ucap Bayu menggoda Arra.

"Najissss," balas Arra.

"Kapan-kapan, Auri mau ke rumah a'ak Zidan buat main sama adik aku? tawar Zidan.

"Mau banget," jawab Auri bersemangat.

"Asal sama gue juga," tambah Derald santay dan menaikkan alis nya ke atas dan ke bawah.

Zidan menatap malas ke arah Derald, dan dengan cepat ia menjawab, "Kapan-kapan."

Auri tertawa mendengar nya, bukan cuma Auri. Semua yang ada di ruangan khusus tepat di bengkel Bang Zaky ini tertawa, termasuk Eayzi. Apalagi Arra dan Bayu mereka berdualah tertawa paling keras, cuma bedanya suara Arra yang cempreng. hhehe.

"Oh iya Ra, nanti malam lo nginep rumah gue lagi kan?" tanya Eayzi.

"Hmm sorry ya Zi, kayaknya malam ini gue ga bisa deh, nyokap gue keluar kota jadi gue di suruh jaga rumah." Arra tak enak hati melihat ekspresi Eayzi yang seketika menjadi sedih lagi, padahal baru beberapa detik yang lalu ia tertawa.

"Gimana kalau lo aja yang nginep rumah gue? Kita begadang nonton drakor, seruh pasti!" Ajak Arra bersemangat.

"Kak Arra, Auri ikut boleh?" tanya Auri.

"Pasti boleh donggg!!" jawab Arra bersemangat 45, ia sudah memikirkan rencana untuk membeli cemilan apa saja yang enak untuk menemani malamnya nanti.

"Zi, Ra kita pergi keluar bentar ya. Bay, Zidan ikut gue," ajak Derald.

Eayzi mengangguk.

"Kemana?" tanya Bayu.

"Beli makanan,"

"Berangkat bossqueee," sorak Zidan langsung berdiri.

"Bentar ya," ujar Derald menatap Eayzi, Arra dan Auri.

"Iya buruan sana," usir Arra dan kemudian memalingkan muka menatap Eayzi.

"Jadi gimana, lo mau kan Zi nginep di rumah gue?" tanya Arra.

Eayzi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang