CHAPTER 10

657 110 287
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra kirana Jiya tak lepas dari presensi perempuan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra kirana Jiya tak lepas dari presensi perempuan di hadapannya. Son Yieun, kenya dengan gurat wajah nelangsa dengan binar mata yang tak lepas dari citra aram-temaram. Jiya tidak tahu dan sebetulnya tidak peduli tentang latar belakang terciptanya ekspresi muram dan suram itu, namun sesungguhnya itu cukup mengganggu penglihatan Jiya.

Son Yieun sudah absolut menjadi pengganti Do Ryuha. Meskipun Jiya sendiri belum tahu problematika yang dipikul oleh Ryuha dan tetap menginginkan Ryuha untuk kembali, tetap saja kenya munafik itu tidak bisa menunda perilisan koleksi musim seminya terlalu lama. Kim Jiya tidak mau kehilangan uang lagi lantaran sekitar dua minggu ini, Kim Jiya kehilangan profit—pengaruh brandnya mendadak lenyap sebab Jiya kehilangan duta besarnya.

Is there any problem, Son Yieun-ssi?”

Sebetulnya, Jiya merasa tertipu. Selama memerhatikan karir Son Yieun, Yieun tak pernah menunjukkan air muka yang mengganggu. She looks like a strong woman like Ryuha, makanya Kim Jiya pernah berambisi untuk menjadikan Yieun sebagai duta bisnisnya. Namun, sumpah, ini apa? Citra Son Yieun anjlok sekali dari ekspektasi awal.

Well, Kim Jiya tidak menyukai citra perempuan hasai. Ngomong-ngomong.

Kenya tersebut nampak menggeleng dengan seulas kurva eloknya, “Nothing. Everything is—great.

Menguar napas sebagai awalan, Kim Jiya lantas sepenuhnya memusatkan atensi pada netra Yieun. Tajam. Dalam. Mengintimidasi. “We have an agreement, right? Aku tidak mau perilisan spring collection gagal karena citramu yang kelihatan—kacau. You’re a professional model, I know you very well. I hope if you had a problem, keep it for a while or solve it as fast as you can and do the project nicely.”

Yieun menguarkan tawa kecilnya. Sekacau itu. Kentara sekali, ya?

Yieun bukannya menyerah dengan apa yang ia hadapi—perkara si durjana Hwang Jimin. Sudah satu tahun, selama itu sang kenya ini membuat pertahanan kuat pada penampungan batinnya yang acapkali dibelasah oleh Hwang Jimin. Yieun sudah setahan itu. Apa detik ini Yieun menyerah? Tentu tidak. Yieun memang merasa aram-temaram, hasai, dan hancur; namun, ia tidak memiliki niat untuk melangkahkan tungkainya untuk mundur dan menjauhi intensinya.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang