20. Me and My Heart

131 33 56
                                    

Kecanggungan yang hidup diantara mereka benar-benar tak bisa dijelaskan. Masing-masing dari mereka bergulat dengan pikirannya dan tubuh mereka seperti membeku.

"KARENA AKU CINTA KAU!"

Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Yeonjun. Ia sedari tadi tak berhenti untuk merutuki mulut dan pikirannya yang bekerja semaunya.

   
"Mulut sialan! Kau berhasil merusak momen, Choi payah!" Perang batin terus berlanjut sembari berdoa ia bisa menghilang saat ini juga.

Sena benar-benar terkejut dengan perkataan Yeonjun. Tak habis pikir bagaimana kata-kata itu keluar dengan mudah. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar tak karuan.

" Dia bilang cinta? Cinta aku? Itu sungguhan?"

Layaknya cerita, momen saat ini begitu menggemaskan dengan kedua insan yang canggung oleh sudden confess. Tapi Sena segera kembali dari pikirannya sekaligus mengurangi kecanggungan.

"Ka—kau masih i—ingin disu—ap?" Sena yang tergagap juga berdampak pada lelaki di depannya.

"Ya, te—tentu." Ucap Yeonjun di barengi oleh tawa canggung nya. Sisanya mereka melakukan kegiatan yang tertunda dalam diam walau pikiran mereka yang amburadul.

Tanpa mereka sadari, seseorang di balik pintu tak bisa menahan cekikikan nya setelah menguping pertengkaran 'ringan' dua muda-mudi itu.

"Masa-masa emas! Aku senang putri ku Sena merasakan masa muda dengan baik."

"Uhm, Sena-ya, sudah larut aku harus pulang dan kau harus beristirahat." Lelaki Choi itu pun mengambil barang nya dan berpamitan.

"Terima kasih sudah mengijinkan ku tidur juga sup nya. Benar-benar lezat."

"Tentu saja." Sebelum Yeonjun benar-benar keluar dari kamar Sena, tubuhnya secepat kilat menubruk milik gadis itu.

Dekapan Yeonjun yang spontan membuatnya terkejut, namun ia tetap membalasnya karena ia sama-sama merasakan rindu.

"Untuk apa yang kubilang tadi— aku sungguh-sungguh." Setelah mengucapkan itu, Yeonjun pun melepas pelukannya. Ia serius dengan apa yang Taehyun katakan kemarin dan tak akan menyia-nyiakan nya.

"Mak—

"Selamat malam, Sena!" Yeonjun segera meninggalkan ruangan untuk pulang. Meninggalkan Sena yang kembali bergelut dengan pikiran dan jantung yang berdebar kuat.

Sepeninggal pemuda Choi, ia pun melompat ke ranjangnya dengan perasaan yang sulit dijabarkan.

"Yeonjun bersungguh-sungguh? Apa yang kurasakan sekarang? Dia punya rasa kepada ku?"

_________________

_________________

Sembari jalan menuju rumahnya yang hanya berjarak beberapa rumah, pemuda Choi itu menghela nafas panjang. Jantungnya menari-nari dan wajahnya berubah semerah tomat.

"Hah, padahal aku masih ingin menemui nya."

Ia melihat rumahnya yang gelap. Hanya lampu halaman yang menjadi penerang. Itu tanda nya tidak ada siapapun di sana.

Ibunya sudah kembali sibuk dengan pekerjaan nya dan ayahnya yang juga sibuk dengan pekerjaan nya di negeri orang.

Tapi ia ingat kembali pertengkaran nya dengan sang Ibu. Jadi situasi sekarang sedikit menguntungkan karena ia tak harus berdebat dengan ibunya dan menambah dosa.

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang