Keesokan harinya tepatnya hari Rabu di kantin kampus, kedua sahabat Luna yaitu Vita dan juga Gina tengah menunggu kedatangan Luna dan juga Dena.
"Hai gaes kalian nungguin gue nggak?"tanya Dena yang baru sampai di kampus dan duduk di depan mereka.
"Ihh najis! Nungguin lo,"ucap Gina dengan nada judes.
Dena berdecak kesal mendengarnya.
"Kalian kenapa sih nggak pernah akur perasaan,"ucap Vita yang selalu melihat mereka berdua selalu berdebat.
"Tau tuh, auranya ngeselin banget di lihat,"ucap Gina.
"Lo itu cuma iri sama gue, karena gue cantik iya, kan?"tanya Dena dengan senyum miring.
"Gue nggak i...."
"Udah sana beliin bakso buat gue,"potong Dena.
"Gue bukan boneka lo ya! Yang bisa lo suruh-suruh seenak mau lo!"sewot Gina.
"Anjir siapa yang nganggep lo boneka. Baperan banget jadi orang. Udah sana beliin bakso buat lo sama Vita juga, gue traktir kalian hari ini,"ucap Dena.
Gina mendengus kesal lalu beranjak dari duduknya untuk memesan bakso, walaupun sedang kesal tapi mendengar kata traktir Gina mau juga.
"Eh menurut lo, Luna sekarang berangkat nggak?"tanya Dena kepada Vita.
"Gue nggak tau juga sih, tadi udah gue chat tapi Luna nggak bales chat gue. Dia udah kek ibu-ibu rumah tangga nggak sih, repotnya minta ampun sampai nggak bisa bales pesan."
Dena berdecak kesal kembali."masa nggak berangkat sih. Padahal gue kangen banget sama dia udah hampir dua hari kita nggak ketemu Luna,"ucap Dena.
"Ya maklum aja sih Na, soalnya kan Luna juga harus jagain adiknya dan kata Luna adiknya itu manja banget tuh sama si Luna. Bahkan kalau Luna mau pergi kuliah adeknya itu bakalan nangis dan Luna jadi nggak tega buat ninggalin."
"Kenapa nggak sewa baby sitter aja sih buat rawat adiknya, kan Luna pasti capek ngerjain pekerjaan ibu rumah tangga padahal dia nya masih mahasiswi,"ucap Dena.
"Gue juga nggak tau Na."balas Vita kemudian fokus bermain ponselnya.
"Ihh kalau kayagini seneng dong Luna berduaan terus sama om Dirga,"batin Dena dengan wajah cemberut.
"Permisi."
Dena dan Vita langsung menoleh menatap pria paruh baya yang menginterupsi mereka.
"Iya pak, ada apa?"tanya Vita dengan senyum ramah kepada bapak-bapak berjambang tipis dan berkacamata minus itu.
"Em saya ingin mencari Luna, dimana dia? Bukankah biasanya bersama kalian?"tanya laki-laki paruh baya itu.
"Luna belum berangkat pak. Memangnya kalau boleh tau bapak siapanya Luna ya kok cari-cari Luna?"tanya Dena.
"Saya ayahnya nak,"jawab pria paruh baya itu.
"Hah ayah!"kaget Dena dan juga Vita bersamaan dan saling bertatapan dengan wajah bingung.
Pria itu hanya tersenyum kepada Dena dan Vita yang sedang kebingungan, pria itu kemudian melihat jam tangannya.
"Maaf saya harus pergi nak,"ucap lelaki itu kemudian berjalan cepat pergi dari sana.
Dena dan juga Vita hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing bahkan sampai tidak merespon perkataan laki-laki itu tadi.
"Ini beneran nggak sihh?"tanya Vita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ibu susu [End]
RomanceAdult romance 18+ Aluna Sofia Keyze merupakan gadis cantik berusia 20 tahun, gadis yang biasa disapa Luna itu merupakan gadis yang lemah lembut dan penyayang. Aluna harus menerima takdirnya menjadi seorang ibu susu untuk adiknya sendiri, menggantika...