******
Pagi ini Mel sudah rapih dengan memakai seragam sekolahannya dan menata rambutnya dengan rapih dan terlihatlah sosok Mel yang si gadis manis itu.Mel sedang duduk di kursi makan. Sarapan sudah terhidang di meja makan, hanya tinggal menunggu papanya keluar dari kamarnya.
Tak lama dari itu papanya muncul dan duduk di kursi makan, tak lupa dia mencium dulu kepala Mel yang membuat Mel tersenyum senang. Itu adalah sebuah rutinitas dari kedua orang tuanya untuk Mel.
Nasi goreng dengan telur dadar adalah menu utama sarapan kali ini, mama Mel dengan sigap mengisi piring untuk suaminya dan Mel, lalu baru mengisi piringnya.
"Hari ini semangat ya ujian pertamanya" ucap papa Mel di sela-sela menyuapkan nasi gorengnya ke mulutnya.
Yap! Hari ini Mel akan melaksanakan ujian akhir untuk penentu kelulusannya nanti.
Mel mengangguk dan mengacungkan jempolnya pada papanya deng pipi yang mengembung karena masih mengunyah makanannya.
Mamanya Mel menggelengkan kepalanya saja melihat puterinya itu. "Oh iya? Berangkat sama siapa hari ini Mel?" Tanya mamanya Mel.
"Kafka Ma" jawab Mel setelah itu meminum air putihnya.
"Nggak sama Jo?" Sambung dari papanya.
Mel menggelengkan kepalanya, dia sudah cukup lama tidak berbincang panjang lebar dengan sahabatnya itu, akhir-akhir ini Jo dan dirinya selalu sibuk untuk mempersiapkan ujian dan juga mempersiapkan untuk memilih kuliah di mana dan mengambil jurusan apa.
Mel berdiri setelah menghabiskan sarapannya dan juga Kafka sudah ada di depan rumahnya. Menyalimi tangan kedua orang tuanya dan tak lupa meminta do'anya mereka agar di permudahkan dalam ujiannya.
"Mel pamit ya ma, pa. Do'ain Mel semoga lancar isi jawabannya" ucap Mel.
Mengelus rambut hitam legam anaknya, mamanya Mel berucap "Nggak usah mikirin nilainya dulu, isi aja semua jawabnnya sebisa kamu dan hasil dari kerja kerasmu, awas jangan nyontek ya!"
Mel mengangguk dan hormat pada perintah mamanya, setelah itu Mel pergi dari ruang makan dan menghampiri Kafka yang biasanya seragamnya selalu tak rapih kini menjadi rapih, apalagi rambutnya yang di sisir menambah kadar kegantengan seorang Kafka.
"Berangkat sekarang?" Tanya Mel setelah di pakaiakan helm oleh Kafka.
Kafka tak menjawab, dia malah memeberikan sebuah kantung yang cukup besar padanya.
"Dari Jo" ucap Kafka "tapi udah pergi duluan, katanya 'semangat ujiannya Mel' terus pergi deh setelah kasih itu dan nitip kalimat itu" lanjut Kafka tersenyum.
Mel masih tertegun, dia melihat di dalam kantung itu ada sebuah kotak yang entah isinya apa. Dia terlalu terlena untuk melupakan perasaanya pada Jo sampai dia juga hampir melupakan pertemanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU [END]
Teen FictionTAHAP REVISI. Cerita masa remaja dengan berbagai kisah yang wajib kalian baca.