"Judul baru telah ditulis
Lembar baru telah dibuka
Cerita baru akan dimulai
Dengan segera..Melepas ingatan dari sebuah kisah klasik
Sesulit memisahkan pemilik bayang dengan piaraannya
Hanya waktu yang mampu
Serupa malam yang mengambil alih langit senjaMaka bila takdir menuntut ku melepaskan ingatan pada masa itu
Demi melangsungkan sebuah perintah Tuhan di kehidupanmu,
Biar runtutan huruf mengikat dan merangkai kata M A A F
Dongeng kisah kita harus terhenti
Layaknya sajak akhir pada puisi."Aku menutup buku ku, menghela nafas lelah kemudian bersandar. Bayangan masa lalu masih sering mengunjungi ku akhir-akhir ini. 6 tahun berlalu dan semuanya masih terekam jelas di benakku.
"Kenapa lu? Kusut amat. Mikirin cicilan?"
Seorang barista dengan tinggi 175 cm berkulit kuning langsat dan berambut ikal yang selama 2 tahun ini ku kenal dengan nama Rakha menghampiri ku sembari mengantar pesanan kopi ku.
"Kepo lu, usil"
"Nih, Ice Latte double ekspreso pake sirup caramel kayak biasa"
Rakha mulai mengamati raut wajah ku.
"Kenapa si??"Tanya ku risih oleh tatapannya.
"Awas suka lu ngeliatin gue mulu" Godaku.
"Cringe lu" Ledeknya.
"Tumben weekend di sini? Ngga balik rumah?"
"Lagi banyak deadline di kantor, jadi ngga bisa pulang. Atasan minta gue tetep standby" Jawabku lesu.
"Ohh gitu.. Butuh kopi lebih ngga? gue bisa buka sampe malem kok"
"Ini aja udah cukup kok"
"Atau butuh temen curhat?" Rakha menaikan alis dengan tampang sok cakepnya untuk balik menggodaku
"Jurus lu ga mempan Rakh sama gue, mending lu simpen kalimat buaya mainstream lu itu buat pelanggan lu yang lain"
"Namanya juga usaha"
Lalu kita tertawa.
Aku dan Rakha memang cukup dekat. Setiap pagi sebelum pergi ke tempat kerja, aku akan selalu mampir ke cafenya untuk segelas vanilla latte hangat. Lalu sorenya, sepulang kerja aku akan mengunjunginya lagi demi segelas ice latte double ekspreso dengan tambahan sirup carramel. Kadang-kadang aku akan duduk sebentar di sana memandangi langit senja dari balik kaca sambil merenung, lalu tak lama Rakha akan datang dan kami mulai membicarakan banyak hal.
Bagiku, Rakha adalah teman yang seru. Kami menyukai beberapa hal yang kebetulan sama. Sama-sama penyuka tantangan, petualangan, cerita fiksi, dan beberapa hal lain. Aku merasa nyaman tiap kali berbicara dan bercerita dengannya. Aku merasa seperti ia mengerti aku.
Kalian tidak berpikir bahwa aku menyukainya kan? Karna memang tidak. Aku murni menganggapnya teman dekat. Lagipula dia seperti nelayan yang senang menebar jala kepada banyak wanita yang tertarik dengan ketampananya. Entah sejak kapan, yang ku tahu di tahun pertama mengenal Rakha, dia sedang menjalani komitmen dengan seorang gadis. Tapi di tahun berikutnya ku dengar ia memutuskan hubungannya dengan sang gadis. Ralat, sebenarnya dia yang ditinggalkan. Penyebabnya? Entahlah, Rakha tidak pernah memberitahuku.
"Kayaknya lu butuh ambil cuti deh Keel, liburan gih.. Biar ngga kusut-kusut amat tuh muka" Ledek Rakha kemudian meninggalkanku.
"Sialan lu"
💌
Kaki ku melangkah dengan tergesa, gerimis mulai membasahi sekeliling, orang-orang berlari kecil, sebagian memilih untuk berteduh, beberapa orang ku lihat masuk ke dalam Cafe tempatku pergi. Aku melindungi kepalaku dari rintik hujan dengan tas yang ku bawa, sambil tetap memperhatikan langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Keela
RomanceBukankah ini tidak adil untukku? Kalau berjodoh, kenapa hanya aku yang masih menyimpan rasa? Kalau bukan jodoh, kenapa tinggal aku yang terkekang perasaan? Berharap kisah cinta layaknya Rangga&Cinta. But, my life isn't a movie.