Orang bilang, kalau ada yang lagi pacaran itu hawa disekitarnya adalah hawa keirian dan kecemburuan. Benarkan? Sekarang lagi ada acara double date. Itu ide Jeno, yang memaksa Ara untuk ikut biar gak jadiin mantan alasan buat Ara waktu minta ditemani lihat bunga. Iya, mereka melakukan kencan ganda itu dengan Mark dan Arin. Kesengajaan Jeno membuat suasana di cafe ini menjadi aneh.
Jujur Ara cemburu. Bukan cemburu karena sekarang Mark sedang memainkan jari-jari tangan Arin sambil menatap rintikan hujan dari balik jendela yang sedikit retak itu. Tetapi, ia cemburu bisa-bisanya Arin malah asyik ngobrol dengan Jeno tentang game yang Ara tidak paham. Oh, lihatlah bahkan kini keduanya saling tertawa. Ini yang pacaran siapa sih?
Wajah Ara merengut dan tak sengaja menggerakkan kedua bola matanya tepat menatap mata Mark yang juga menatapnya. Tiba-tiba Mark tersenyum setelah itu ia menjulurkan lidah mengejek membuat dahi Ara langsung mengerut. Selang tiga detik Mark tertawa sangat kencang sambil memukul meja yang tak bersalah. Mungkin jika meja itu bisa berbicara ia akan berteriak kesakitan. Berkat pukulan dan suara tawa Mark akhirnya Jeno dan Arin fokus padanya. Ara langsung meraih lengan Jeno meletakkan telapak tangan Jeno diatas pahanya yang ia beri alas telapak tangannya yang lain. Sambil memainkan jari jemari Jeno yang siapapun sudah tahu lewat jari itu menunjukkan bahwa Jeno adalah lelaki yang sangat rutin berolahraga.
Jeno hanya sedikit bingung merespon kegiatan random pacarnya itu. Lalu, ia menggenggam jari Ara dan menariknya. Mencium punggung tangan pacarnya itu seakan-akan ia adalah seorang anak yang sedang salim pada ibunya dan hendak berangkat merantau. Benar, bahkan Jeno menahan punggung tangan Ara meletakkannya di keningnya.
Ara mengernyit lagi dan menarik telapak tangannya. Membuat Jeno menatapnya sambil tersenyum.
Oh ya, tentang hawa iri dengki itu memang benar. Sekarang dua pasang yang netranya tak lepas dari pasangan yang sedang bermesraan ria merasakan hal itu. Iya, mereka iri. Bahkan Mark berfikir, serandom apapun dia tidak terlintas dipikirannya untuk salim pada Ara.
Setelah kegiatan random Ara dan Jeno, Ara langsung menatap Mark dan mengejeknya dengan menjulurkan lidah.
Membuat keduanya tertawa.
"Kan bener, aku tuh sayang kamu sebagai adik Ara," celetuk Mark setelah tertawa membuat ketiga pasang mata itu menatapnya.
"Eh apa aku salah bicara?" Lalu entah angin darimana mereka semua lanjut tertawa.
"Jen. Jeno! Jenoooooo!" seru Ara dengan nada manjanya. Ia menunjuk pipi Jeno yang kelihatan semakin hilang isinya dengan jari telunjuknya. Ia hanya bosan, menunggu Jeno selesai bermain game. Selesai melakukan kencan ganda, mereka langsung memilih kembali ke rumah alias kost masing-masing namun tiba-tiba hujan datang sangat lebat membuat Jeno tertahan dan memilih bermain game.
Katanya sih, "lagi war sayang. Sabar ya kalau menang aku kasih cium!"
Padahal, masalah cium-cium yang paling doyan ya Jeno.
Lalu dengan tidak putus asa, kini Ara merangkul lengan Jeno sedikit menggoyangkannya membuat ponsel Jeno hampir saja jatuh. Karena hal itu, Jeno berdecak dan menatap Ara sengit dengan ekor matanya. Seram!
Setelah semua cara ia lakukan dan gagal. Akhirnya Ara menarik kaki Jeno yang duduk bersila diatas sofa -sofa kost Ara- agar kakunya bisa turun kelantai membuat paha Jeno kosong dan mengisinya dengan kepala Ara.
Jeno hanya mampu bergerak menggeserkan kakinya agar Ara nyaman merebahkan kepalanya di pangkuannya dan matanya tak teralihkan sedikitpun.
"Jen!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Mereka (SELESAI).
FanficJatuh cinta kadang datang tanpa kita sadari, tanpa kita mengerti alasannya, tanpa kita tahu hingga kapan rasa itu ada. Jatuh cinta pada manusia dengan perasaan yang sama, tingkat sadar yang setara dan alasan untuk bersama, indah mungkin. Namun bagai...