Prologue

2.5K 43 0
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading!
<3

.

.

.

.

.

Suara langkah menggema di seisi ruangan ketika seseorang masuk. Langkah itu terdengar begitu teratur dan tegas. Pemilik langkah itu tak lain dan tak bukan adalah seorang pemuda yang mengenakan setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu terpasang. Penampilan pemuda itu sangat kontras dengan ruangan yang ia lalui. Ruangan itu di dominasi warna putih dan emas yang mengkilat. Ruangan itu bahkan hampir semuanya mengkilat entah karena bahan dasarnya yang kaca atau emas yang melapisinya. Namun langkahnya tak tergoyahkan untuk barang menatap barang mahal di sekitarnya, karena tujuannya bukan hal itu tapi ruangan yang dihalangi pintu kayu besar dihadapannya.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu itu. Perlahan pemuda itu menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka pintunya. Begitu pintu terbuka ia disambut oleh ruangan yang dipenuhi furnitur kayu yang jauh berbeda dari ruangan sebelumnya. Bahkan ruangan ini lebih terlihat penuh dan lebih kecil dengan banyaknya meja, sofa atau lemari juga rak buku.

Seorang pria sudah menantinya di meja kerjanya, dengan tangan terlipat di depan wajahnya menutupi kumisnya hingga ia terlihat galak dengan mata yang menatapnya tajam. Di sampingnya berdiri seorang wanita yang sebaya dengan gaun model bonnie berwarna peach.

"Selamat pagi, Mr Black." Sapa pemuda itu sambil membungkuk hormat pada kencannya.

"Tidak perlu basa-basi. Aku ingin kau segera menandatangani ini." Mr. Black menunjukkan tumpukan kertas yang sudah terjepit menjadi satu pada sang pemuda.

Pemuda itu pun mengambil kumpulan kertas itu untuk membacanya sebelum akhirnya menatap Black yang masih menunggunya.

"Isinya sama seperti yang kita diskusikan minggu lalu, lebih cepat kau menandatanganinya lebih cepat pula transaksinya." Ujar Black tak sabaran.

"Sayang, apa kau yakin akan melakukan ini?" Wanita di samping Black akhirnya membuka suara. Suara wanita itu terdengar lembut walau agak tersirat rasa khawatir.

"Sangat."

Pemuda itu terdiam menatap interaksi antar keduanya–Mr dan Mrs Black. Sang istri tentu terlihat tidak senang dengan keputusan suaminya namun hanya bisa pasrah dan mempercayakannya kepada suaminya. Akhirnya pemuda itu mengambil pena yang disediakan, dan menandatanganinya.

"Bagus, lakukan yang perlu kau lakukan dan serahkan sisanya pada kami." Mr Black beranjak dari kursinya untuk mendekati yang lebih muda.

"Selamat datang di keluarga, Lucas Rolf–Black." Mr. Black mengulurkan tangannya yang disambut oleh Lucas dengan senang hati.

Malam itu, Lucas baru genap berusia 17 tahun, tapi ia menerima kontrak yang akan mengikat kehidupannya ke depan dengan senang hati. Sejak ia membaca nama anak itu, ia sudah dibuat jatuh hati walau ia tak pernah melihat wajahnya. Lucas yakin, ini akan menyenangkan.

.

.

.

.

Gimana menurut kalian?
Tertarik gak?

Ini agak lebih dark dari buku-buku sebelumnya yaa

See you next chapter!

Unstoppable [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang