08. Kenangan Keenam

17 9 2
                                    

Aku mengerti sekarang, jika berani jatuh cinta berati juga berani untuk terluka.

-Yuna Zhafira



Pagi yang cerah. Yuna menggunakan hari itu untuk jalan-jalan bersama Caca, Sarah dan Dina. Sekalian untuk merayakan Yuna yang sudah sembuh dari cederanya.

Kondisi kaki Yuna sudah pulih. Namun ia masih belum diizinkan untuk melompat dan berlari yang terlalu banyak tenaga di kakinya. Meski sudah pulih, ia harus menjaga lututnya agar tulang dan sendinya benar-benar normal.

"Ke mana kali ini?" tanya Yuna. Karena ia memang benar-benar tidak tahu akan diajak ke mana. Caca menelpon Yuna pagi-pagi sekali dan meminta Yuna untuk untuk sudah rapi ketika Caca datang menjemputnya.

"Nonton aja yuk?" ajak Sarah.

"Lha, mana ada nonton pagi-pagi begini. Feel-nya kagak bakalan dapat," protes Dina.

"Kita ke taman bermain aja dulu. Terus pas udah siangan, baru nonton. Okey?" saran Caca.

Semuanya mengangguk setuju. Mereka mengahabiskan banyak waktu di taman bermain. Mulai dari naik viking, komedi putar, kereta gantung, dan lain-lain. Yuna tertawa lepas, begitu pula dengan ketiga temannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat. Makan dan sekalian untuk ibadah. Mereka masih punya waktu satu jam sebelum pukul 15.00 untuk menonton film horor yang disarankan Yuna. Ya, memang hanya Yuna yang ingin menonton film begenre horor itu. Sedangkan teman-temannya? Sepertinya harus menyiapkan banyak mental sebelum menonton film yang identik dengan jumpscare itu.

Yuna duduk enteng di kursi berwarna merah dengan satu popcorn di tanganya. Sedangkan Caca, Sarah dan Dina tengah menyiapkan barang yang bisa dipakai untuk berlindung ketika si setan sialan itu muncul.

"Yun, lo gitu aja nontonnya?" tanya Sarah yang duduk paling pojok. "Astagaaaa.. Gue mau kabur aja," rengeknya.

Yuna tidak terlalu merespon. Ia melihat dengan seksama setiap detiknya ketika film itu sudah mulai diputar. Yuna sangat menikmati hari itu. Bukan berarti Yuna tidak memiliki rasa takut, ia juga seperti manusia lainnya yang memiliki rasa takut. Tapi Yuna lebih memilih untuk tidak tenggelam ketika menonton film horor. Baginya itu hanya setting-an.

Dua puluh menit berlalu. Tiba-tiba ada orang yang memasuki ruang teater. Yuna melirik siluet itu sekilas. Ia terhenyak. Kini ia kembali melirik laki-laki dan perempuan itu. mereka berdua berjalan mednekat dan semakin dekat. Yuna mengenali laki-laki itu.

Yuna sangat berharap jika laki-laki itu tidak duduk di bangku sebelah kirinya yang memang kosong. Untungnya kedua orang itu memilih duduk di bangku yang agak jauh Yuna. Tapi sayangnya ia bisa melihat sosok itu dengan jelas. Dialah Yuda yang datang bersama dengan seorang perempuan.

Jujur saja, Yuna mengenali sosok perempuan yang bersama Yuda. Dia adalah Yiren. Seorang model remaja yang sangat terkenal di kota mereka. Lekas Yuna mencari akun sosial media Yiren. Dan ya, ia kembali mendapatkan sesuatu yang tidak terduga.

Yuda sudah memiliki hubungan dengan Yiren sejak satu tahun yang lalu. Hal itu diketahui dari foto couple yang ter-upload sejak tahun 2016. Tidak banyak foto Yuda dan Yiren, tapi sesekali Yiren menaruhnya di akun sosial medianya. Meski identitas Yuda disembunyikan di foto itu, namun Yuna mengenali fitur wajah itu dengan sangat jelas.

Yuna menghela napas kasar. Ia sandarkan tubuhnya ke sandaran. Sesekali matanya menangkap manisnya perlakuan Yuda ke Yiren.

To be continued

.

.

.

Je/Jen,

27 Maret 2021

7 Kenangan Terindah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang