Seperti biasa, dibawah langit senja Rasya melihat tubuh jangkung milik Asa. Sejujurnya Rasya mengagumi sosok Asa dari awal masuk SMA, dan sekarang sudah kelas 12 semester dua Rasya memendam sebuah rasa untuk Asa.
Terlihat dari kejauhan tubuh Asa yang mengejar bola kesana kemari bersama teman-temannya. Asa adalah anak pendiam. Namun, Asa sangat aktif didalam ekstrakurikuler futsal disekolahnya. Rasya menilai, sifat asli Asa akan terlihat ketika Asa bermain futsal dibawah langit senja.
Rasya melihat dari bawah pohon ceri yang tak jauh dari lapangan sepak bola tempat Asa dan teman-temannya bermain. Sebuah diary dan juga pena bertinta emas tak luput dari genggaman. Rasya duduk dibawah pohon cery dengan beralasan rumput seperti biasa.
Goresan pena tinta emas Rasya tuangkan diatas diary. Sesekali memandangi sosok Asa yang paling bersinar dimatanya. Rasya tersenyum, sangat manis, namun sepertinya tidak ada orang yang melihat senyumannya.
Rasya tak menyadari jika dari kejauhan ada yang mulai sadar akan kehadirannya. Dia Asa, laki-laki pendiam dengan sejuta rahasianya. Memandang sendu ke-arah Rasya yang tersenyum sangat manis. Sampai ia tertegun melihat senyuman milik Rasya.
"Lo kenapa, Sa?"tanya Bimo sembari menepuk pelan pundak Asa.
Asa tersadar akan lamunannya lalu melihat Bimo, sahabatnya.
"ehh, gue gapapa, mending kita lanjutin permainan"jawab Asa lalu kembali bergabung memperebutkan bola bersama teman-temannya.
Bimo menyerit heran akan tingkah Asa. Namun tak begitu Bimo pikirkan. Ia lalu kembali bergabung bersama Asa dan yang lainnya.
Sedangkan disisi lain, Rasya tengah bersembunyi dibalik pohon dengan perasaan yang berdebar. Ia tak menyangka jika Asa menyadari keberadaannya tanpa sengaja.
*****
Waktu terus berlalu, tanpa disadari manusia, semesta telah berganti hari. Memupuk sepercik harapan semu untuk seorang Rasya, yang kini tengah melamun dikelasnya.
"Rasya, lo udah denger belum, kalo kelas kita sama kelasnya Bimo itu kelas olahraganya bareng?"tanya Luna.
"ehh, belum, kok bisa barengan?"ucap Rasya, ia terkejut namun sebisa mungkin ia menyembunyikan ekspresinya.
"ehmm gue gatau, tapi yang pasti, kita nanti bakal olahraga bareng cogan cogan sekolah ini"antusias Luna yang diakhiri tepukan tangan heboh miliknya.
"Lebay lo"sahut Cinta yang dibalas putaran bola mata Luna.
****
Seperti yang Luna katakan tadi, sekarang tengah berjejer murid kelas 12 MIPA 1 dan kelas 12 MIPA 3 dilapangan utama dengan menggunakan pakaian Olahraga. Mereka saat ini menjadi pusat perhatian warga sekolah karena kelas yang berisi Most Wanted Boy SMA ada disana.
Rasya memperhatikan sekitar, banyak sekali siswa siswi yang memperhatikannya, ehmm ralat, memperhatikan Bimo dan juga Surya. Namun, Rasya tau, jika yang paling banyak diperhatikan warga sekolah, ialah Asa. Sang pujaan hatinya.
Rasya menatap ke arah berdirinya Asa dan tanpa sengaja, pandangan mereka bertemu untuk sepersekian detik. Jantung Rasya berdegup kencang, ternyata, binar mata Asa begitu indah, dan berhasil menenggelamkannya dalam kolam cinta yang semakin manis.
Asa memutuskan kontak mata mereka dengan sepihak, dan Rasya mengedipkan matanya cepat. Ia harus sadar, jika Asa, tetaplah Asa. Laki-laki yang terus menjadi mimpi dan tak dapat Rasya miliki.
"Rasya lo oke?"tanya Cinta khawatir. Karena Rasya sedari tadi melamun menatap punggung gagah milik Asa, Pangeran sekolah.
"lo merhatiin Asa?"lanjut Cinta.
"ahh engga kok, perasaan lo aja kali"elak Rasya. Cinta hanya mengangguk mengiyakan lalu mereka berjalan menuju bawah pohon untuk menyaksikan pertandingan futsal antara kelasnya melawan kelas Asa.
Sorak ramai penonton yang berada dipinggir lapangan menjadi backsound SMA pagi menjelang siang hari ini. Riuh sorakan dan juga teriakan siswa yang menyemangati tim jagoan mereka semakin menambah ramai suasana.
Disana, Asa berlari mengejar bola dan menendangnya menuju gawang lawan agar timnya mendapat skor. Bimo, Surya dan yang lainnya juga sama seperti Asa. Ada yanh berusaha menerobos pertahanan lawan dan ada juga yang berusaha menghalau usaha lawan agar tak menerobos benteng pertahanan tim.
Rasya membuka lembaran diary-nya dengan hati-hati agar tidak ada yang mengetahui jika dia menulis diary sembari menatap tubuh Asa.
Rasya tertegun melihat Asa yang sesekali menyeka keringat didahinya dan juga menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari tangannya. Membuat siswi-siswi histeris karena melihat dahi mulus Asa.
Rasya menatap sekitar, ternyata banyak sekali siswi yang mengagumi Asa, bukan hanya dirinya. Rasya menghela nafas, ternyata selain harus kuat mental untuk mengagumi seorang Asa, harus kuat fisik juga karena Rasya bersaing dengan siswi satu sekolah dengan kecantikan mereka yanh semakin membuat Rasya merasa insecure terhadap dirinya sendiri.
Rasya kembali menatap diary-nya, menuangkan isi hatinya untuk Asa dan juga butiran harapan semu untuk rasanya yang semoga terbalas.
Halllooooo
Gimana Part 1 nya??
Pendek ya??
Semoga sukaaa
Jangan lupa Vote dan juga Share ke temen kalian yang Teume juga
Asa=Asahi
KAMU SEDANG MEMBACA
About Asa
Teen FictionTentang Asahi yang menjadi mentari senja untuk seorang Rasya, yang notabene adalah anak biasa. Dan ini adalah tentang Asa, yang melebur bersama warna jingga yang mempesona.