Kamu ngintip prolog aja? Nunggu end? Mana sempat keburu dihapus kalau udh end☺️
KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?
Happy reading!!
Seorang cowok yang berusia tujuh tahun duduk di bangku yang ada di bawah pohon sebuah taman yang sedang sepi bahkan hanya ada dirinya, tidak biasanya fikirnya.
Dia sedang menunggu Ayah dan kakeknya yang sedang mengambil barang yang tertinggal di mobil.
"Hiks hiks hiks"
Cowok itu mengendarakan pandangannya mencari sumber isakan yang selalu dia dengar beberapa hari belakangan ini setiap dia ada di taman.
Dia menatap malas seorang gadis yang berusia lima tahun. Yang sedang menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri. Dia berjalan mendekat pada gadis itu lalu jongkok dan membawa tubuh mungil itu kedekapannya.
Gadis itu semakin terisak saat merasa seseorang memeluknya dan balas memeluk cowok itu erat, dia terus terisak bahkan ingusnya sudah berlumeran di baju cowok itu.
"Jangan nangis ada brabra disini." cowok itu mengelus lembut dan menyisir rambut berantakan gadis yang ada di dekapannya dengan jari jarinya.
Cowok itu ialah Abraxas.
"Blabla hiks kemana aja hiks." Abraxas tersenyum geli mendengar ucapan gadis mungil cadel itu, dan terus mengusap lembut rambut gadis di dekapannya, saat dirasa gadis itu sudah berhenti menangis barulah dia mengurangi pelukannya dan menangkup wajah gadis itu, dapat dia lihat hidung merah dengan ingus yang lumer yang terus di sedot masuk, dengan mata yang sudah sangat sembab.
"Kenapa?" tanyanya sambil mengusap lembut area pipi, hidung dan bibir gadis itu yang terkena air mata dan ingus.
"Mommy sama glendma kewece, telus disuluh tunggu blabla disini, tapi blabla gada hiks" adu gadis itu dengan mata berkaca kaca.
"Brabra nunggu daddy di situ tadi" tunjuknya pada bangku yang dia duduki tadi.
Gadis manis mengangguk paham, dengan mengelap sisa air matanya yang ada di pipinya.
"Eh udah ketemu Brabranya nih." Abraxas dan gadis itu mengalihkan pandangan kearah sumber suara lalu berdiri.
"Mommy," panggil gadis itu sambil berlari ke arah ibu nya yang memakai masker karena sedang flu dan karena cuaca yang sedang tidak bagus.
"Jangan lari lari sayang, nanti jatuh," ucap sang ibu pada anak gadisnya yang sudah memeluk kakinya sambil mendusel. Abraxas berjalan santai ke ibu dan anak itu dan menyalimi tangan ibu gadis manis yang tersenyum tulus padanya.
"Loh,glendma mana mommy?" tanya gadis itu sambil celingak celinguk mencari keberadaan neneknya yang dia kira ada di belakang mommynya.
"Masih di toilet sayang"
"Abraxas" panggil seorang pria paruh baya dan mendekat pada anaknya. Ya pria itu adalah ayah Abraxas yang di panggil Revan.
"Oh ini,gadis manis yang sering kamu ceritakan" tanya Revan, sambil mencubit gemas pipi gembul gadis manis di hadapannya, yang sekarang semakin erat memeluk kaki ibunya. Ini kali pertama Revan bertemu dengan ibu dan anak yang sangat sering putranya ceritakan akhir akhir ini selama mereka berada di Italia.
Gadis itu menatap tak suka pada Revan yang mencubit pipinya, mereka yang melihat tatapan gadis itu terkekeh geli terutama Revan. Gadis itu megerutu saat merasa semua orang menertawakannya, mengalihkan pandangannya, enggan menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAXAS
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ "Kak Abra bakal ninggalin Ula?" tanya Alula sedih. Abraxas menggeleng dengan cepat. "Gak bakal." "Gue sayang Lula! Sampai kapan pun! Lula sayang juga sama Abra! Harus!" tuntut Abraxas, manja pada Alula. ...