Prolog

43 14 2
                                    

"y/n jam kerjamu sudah selesai kamu boleh pulang" pak widodo

"oh baik pa, saya izin pulang" ucapku ramah.

"oh iya ini gajimu" pak widodo memberi gaji bulan ini, lantas aku segera mengatakan terimakasih dan bersiap untuk pulang.

"yeyy gajian juga" ucapku senang.

Aku bekerja paruh waktu di salah satu cafe dekat sekolahku untuk menambah uang jajan dan mengisi waktu luang sebenarnya. Namun pa Widodo selaku pemilik cafe selalu berbaik hati kepadaku seperti ini contohnya ia menambahkan uang gajiku karena aku selalu rajin dan tepat waktu.

Aku tinggal di salah satu kos milik temanku, ibunya memiliki satu kosan kosong karena ia tinggal disitu juga jadilah aku ikut tinggal di kosan yang sama.

"beli mie ayam kali ya?" gumamku

"beli deh buat yeji juga" lanjutku

Saat sedang berjalan kearah salah satu tukang mie ayam tiba tiba seseorang berlari ke arahku.

"hai maaf apa kamu y/n?" tanya orang itu.

"ah iya aku y/n, maaf kamu siapa?"

"akhirnya ketemu juga" ucap lelaki itu.

"emmm ini minum dulu pasti cape abis lari lari kan?" aku memberikan air minumku yang sama sekali belum aku minum, dan langsung di tenggak habis.

"bisa ikut aku sebentar? ada yang harus aku pastikan" pintanya.

"tapi aku harus pulang" tolakku kepada pria tersebut.

"sebentar aja ya? aku bukan penculik atau apalah itu cuma mau mastiin sesuatu aja" jelasnya.

Mau tak mau aku mengangguk lagipula aku percaya dia bukan seorang penculik, dari penampilannya dia terlihat seperti remaja pada umumnya.

"Ayo naik" suruhnya.

"Iya"

"Oh iya perkenalkan aku haechan, emm mungkin tidak perlu menggunakan bahasa yang formal. Panggil aja haechan atau echan"

"Iya salam kenal"

Haechan mulai melajukan mobilnya dia membawaku menuju salah satu komplek perumahan elite yang tak terlalu jauh dari kosanku yang aku tau di komplek ini hanya bisa ditempati oleh para konglomerat.

Setelah sampai di suatu rumah haechan membawaku masuk dan ternyata beberapa orang telah menunggu kedatangan haechan.

"maaf bisa kau lepas kontak lensamu?" salah seorang dari mereka berujar demikian.

"ah maaf aku harus tetap mengenakan ini" tolakmu halus.

"Yaudah bawa ke dalem aja dulu, ayo masuk y/n"

Darimana dia tau namaku? -batinku

"Ayo nanti biar dijelasin di dalem" haechan mendorong bahuku membuatku masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

"Gausah takut dek, santai aja" ucap lelaki bertubuh tinggi, entahla aku tak tau namanya.

"Bunda abang bawa y/n" ucap haechan sambil menarik diriku mendekat kearah sepasang suami istri yang sedang duduk di sofa.

"Maaf nak boleh bunda lihat mata kamu?" Tanya wanita tersebut.

"Em—boleh" ucapku pasrah. Mengapa semua orang ingin melihat mataku?.

Aku membuka kontak lensa yang aku kenakan dengan hati hati, sebenarnya aku tidak memiliki masalah apapun pada penglihatan ku tapi karena warnanya yang mencolok aku memilih untuk menyembunyikan mataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my family [ ft.NCT 127 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang