Bagian 1 : It's Always You

629 66 8
                                    

Memangnya, ada batasan dalam mencintai seseorang??

Kalau ditanya, apakah tidak rindu? Hinata pasti akan berteriak lantang dan menegaskan bahwa dia rindu. Rindu sekali. Pikir saja, memangnya siapa yang bisa tahan pacaran tapi berjauhan? Pacaran yang sewajarnya kan bisa ketemu setiap hari, bukan cuma telfonan setiap pagi. Salahkan kesibukan keduanya sebagai anggota klub voli profesional, waktu senggang mereka jadi tidak banyak. Kadang Hinata jadi kesal, tapi mau bagaimana lagi. Voli sudah jadi bagian detak jantungnya mereka saat ini.

Iya, sebenarnya ada sih, beberapa pasangan yang dianugerahi kesabaran luar biasa untuk bisa menjalani hubungan terpisahkan jarak seperti ini. Contohkan saja setternya Hinata waktu di Black Jackals dulu, diam-diam ternyata ia menjalin hubungan jarak jauh dengan mantan kapten klub voli sma-nya sendiri. Sampai sekarang mereka baik-baik saja kok. Malahan kabar terbarunya sudah dapat restu dari keluarga kedua belah pihak. Tinggal menunggu waktu saja mereka pasti menikah. Dan saat ini, Hinata dituntut harus bisa jadi seperti mereka. Yah, paling kurang Hinata dituntut sabar serta ikhlas lahir dan batin untuk tetap pacaran tapi berjauhan. Hinata harus siap jadi salah satu pasangan yang terpisahkan jarak. Nah, bedanya kalau yang lain ldr beda kota, Hinata malah beda negara!

"Udah dong peluknya chibi-chan. Nanti bisa ketinggalan pesawat nih"

"GAK MAU!!!" Hinata cemberut sambil tetap mengeratkan pelukannya di pinggang Oikawa. Wajahnya ditenggelamkan pada dada bidang sang pasangan yang bikin nyaman. Siapa coba yang rela melepaskan kekasih hatinya buat pergi jauh lagi.

Pasrah karena pasti bujukannya tidak akan didengarkan oleh kekasih hati, Oikawa akhirnya mengirim kode kepada Yamaguchi. Pinch server Karasuno dulu. Yang entah bagaimana sampai sekarang masih anteng temanan sama Hinata.

"Hi-hinata, ayo lepas. Malu sama orang banyak" Bingung, cuma itu yang bisa Yamaguchi ucapkan.

Hinata yang dipanggil chibi itu hanya bisa merajuk sambil melepaskan perlahan pelukannya dari pasangan hidup yang baru bersamanya selama seminggu. Iya baru seminggu doang. Kalau tidak tau malu Hinata pasti sudah teriak-teriak dan menangis sekeras yang ia bisa untuk mencegah kekasihnya pergi. Tapi, mana bisa. Dia tidak sendiri disini. Apalagi sekarang dirinya sudah menjadi bagian dari tim nasional Jepang, bisa malu tujuh turunan kalau sampai berita dirinya yang mengamuk di bandara karena tidak terima ditinggal kekasih hati tersebar luas. Jadi yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menahan rasa sedih dan merelakan sang terkasih yang harus balik lagi ke Argentina. Iya Argentina, kalian gak salah baca kok. Kekasihnya kan jadi pemain voli juga disana.

"Nanti aku hubungi kalau sudah sampai ya Shoyo, jangan ngambek lagi dong. Bulan depan kan kita ketemu lagi."

"Kita baru ketemu seminggu. SE-MING-GU!"

Hinata kesal, sengaja menekankan kata terakhir pada pemuda tampan ini sebagai sinyal kalau dirinya masih rindu setengah mati. Iya, terserah. Bilang Hinata bucin atau apalah itu, tapi dirinya belum siap ditinggal lagi. Apalagi masih banyak benda yang belum mereka mainkan di kamar Hinata -tunggu itu jadi rahasia pribadi saja. Pokoknya, Hinata masih ingin tidur di pelukan kekasihnya malam ini. Tapi, mana sempat, keburu telat Hinata.

Dan, suara panggilan dari operator bandara menjadi hal yang paling Hinata benci hari itu. Juga termasuk pesawat yang telah membawa pergi kekasih hatinya itu. Hinata hanya bisa melongo seperti orang bodoh menatap pesawat yang terbang semakin jauh. Sebelum akhirnya ditarik paksa Yamaguchi dan Yachi untuk kembali pulang. Sialan, padahal Hinata masih ingin menikmati adegan dramatis ini lebih lama lagi.

Hubungan jarak jauh yang dijalani Hinata, rasanya lebih ekstrim dari pasangan lainnya. Pertama, karena mereka sama-sama pemain klub voli. Kedua, Oikawa sudah pindah kewarganegaraan. The Great King itu sudah resmi jadi warga negara Argentina. Ketiga, dan yang paling bikin Hinata kesal itu adalah mereka sama-sama bermain untuk tim nasional negara mereka masing-masing. Haaah, Hinata lelah. Kenapa sih kekasihnya itu sebegitu cintanya sama voli? Diam! Jangan ingatkan Hinata kalau dia sebenarnya juga sama parahnya. Pokoknya hari ini Hinata kesal!

"Sudah dong Hinata, kan Oikawa-san dapat libur bulan depan. Bakal ketemu lagi kok" Yachi akhirnya buka suara setelah melihat aura kekesalan Hinata merebak kemana-mana. Diam-diam mereka jadi tontonan orang banyak.

"Hinata, pertandingan Tsukki satu jam lagi loh, kalau tidak cepat nanti ketinggalan pertandingannya. Hinata gak mau lihat perkembangan Tsukki sejauh apa?" Yamaguchi mencoba memancing, wajah kesal Hinata terlalu imut. Nanti ada yang naksir bisa susah urusannya sama pacar posesif Hinata.

"AAAAAAH!! TSUKISHIMAAAAAA! Ayo Yachi, Yamguchi. Aku gak bakal kalah dari si saltyshima!!"

Hinata berlari ke luar bandara. Di belakangnya Yamaguchi dan Yachi menghela nafas lega. Berjalan pelan mengikuti Hinata keluar. Syukurlah. Ternyata cuma voli yang bisa mengalihkan dunianya Hinata.

---------Done----------

Hallo. Gimana buat pembukaannya? Hope you like it ya. Ini benar-benar pertama kali aku publish cerita. Kalau banyak yang tertarik, aku bakal bikin jadi series. Kalau gak, yaa berarti sampai disini aja hehe.

Nimbrung di pair Oihina itu kaya taruhan aja. hahaha, soalnya yang minatkan sepi. Tapi aku sih tim #hinataharem. Jadi aku ship Hinata sama siapa aja. Kalau ada yang mau request cerita yang ship nya sepi dari Haikyuu boleh kok. Kalau yang rame kan biasanya udah banyak yang bikin hehe. Tapi gak menutup kemungkinan aku bakal post cerita ship yang rame peminatnya. Mana tau banyak kritik dan saran jadi aku bisa lebih mengembangkan gaya penulisan juga.

Sekian dulu deh kayaknya. Kalau boleh, aku minta vote dan commentnya ya? Setidaknya sebagai bukti ada yang suka cerita aku. Terimakasih :))

It's Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang