Alunan Sebuah Nada

1.5K 115 27
                                    

Syifa mengendarai motor maticnya membelah keramaian jalanan kota. Siang ini matahari tengah bersinar cukup terik, membagikan kehangatan pada seluruh pengguna jalan yang ada. Ketika mendapati lampu merah menyala, Syifa memberhentikan motornya. Ia melihat pemandangan sekitarnya. Semua orang sibuk mengibaskan tangannya untuk menghasilkan semilir angin. Orang di dalam mobilpun tak kalah sibuk untuk menyalakan atau bahkan menaikkan suhu AC mereka. Syifa hanya mengulum senyum mendapati kelakuan orang-orang disekitarnnya. Lampu berganti hijau dan tak lama Syifa mulai menggas motornya secara perlahan. Ia mengendarai motor dengan cukup santai. Di perempatan jalanan depan, Syifa membelokkan motornya ke arah kiri dan berhenti pada bangunan berwarna coklat yang bertingkat dua. Di depan bangunan tersebut terpasang plang nama "Sanggar MusikQ".

"Mbak Syifa baru datang?" Syifa mendapati Retno menyapanya ketika membuka pitu.

"Iya nih. Maklum tadi harus ketemu dosen dulu, jadi kesininya agak telat."

Syifa duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan. Kemudian Retno mendekatinya dan memberikan segelas air pada Syifa. Ruangan ini cukup sederhana. Jika masuk akan mendapati sebuah meja yang biasa ditempati oleh Retno untuk bekerja. Di sudut ruangan terdapat sofa dan laci yang terdapat beberapa map di atasnya. Dinding dihiasi oleh ornamen-ornamen kecil yang untuk membuat ruangan makin hidup.

Disebelah kiri terdapat pintu yang menghubungkan untuk ke ruangan yang lebih besar. Disana terdapat banyak ruangan untuk menyimpan alat-alat musik serta tempat untuk berlatih. Dilantai dua sendiri terdapat ruangan untuk berdiskusi serta bersantai. Bangunan berlantai dua ini terlihat sangat nyaman walau tidak terlalu besar.

Syifa mendapati seorang wanita berambut panjang memasuki sanggar. Wanita tersebut mendekati dirinya dan Retno.

"Syifa baru datang?" tanya wanita berambut panjang tersebut, Shely.

"Iya nih mbak. Mbak sendiri dari mana?" tanyanya.

"Habis cari makan. Habis ini kan bakal ada latihan yang cukup berat," Jawab Shely dengan terkikik.

"Kita butuh asupan energi yang cukup mbak."

"Oh ya, harpamu sudah dibenerin sama Satria. Jadi nanti kamu bisa latihan dengan tenang"  Shely membuka tasnya dan menyerahkan sebuah kertas padanya. "Alat musik lainnya juga sudah pada dicek sama Satria. Kata dia semua masih aman. Mungkin ada beberapa angklung saja yang harus beli baru. Maklum itu kan sudah angklung lama."

"Ini partitur terbaru untuk pertunjukkan?" tanya Syifa seraya membaca kertas yang di berikan oleh  Shely.

"Iya. Rencana kita bakal mainin 3 lagu yang akan dikombinasi tradisional dan modern. Terus ada beberapa lagu yang bakal kita mainin juga. Kemarin semua sudah pada dapat partitur itu. Karena kemarin kamu ada acara kampus, jadi mbak kasih kamu hari ini."

Syifa mengkerut tatkala didapatinya sebuah partitur yang cukup rumit. Bukan sekali dua kali syifa bermain alat musik harpa. Tapi bukan berarti dia tak perlu latihan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Apalagi lagu yang akan ditampilkan untuk pertunjukkan merupakan lagu tradisional dan modern. Bukan hal yang mudah untuk memainkannya apalagi dimainkan menggunakan alat musik yang klasik seperti harpa.

"Mbak, anak-anak lainnya sudah pada datang" Retno memberi tahu Shely perihal anggota lainnya. Syifa sendiri tidak menyadari kalau Retno tadi pergi ke ruangan mengecek anggota lainnya untuk latihan dikarenakan terlalu serius membaca lembaran yang diberikan oleh Shely.

"Syifa ayo kita mulai. Lebih cepat lebih baik biar kamu pulangnya nggak kemaleman."

Syifa berdiri dan mengikuti Shely memasuki ruangan untuk latihan. Ada beberapa alat musik yang tersedia di dalam ruangan. Dalam pertunjukkan ini, alat musik yang akan dimainkan adalah harpa, biola, angklung, kulintang dan saxophone. Terdapat 3 orang yang akan memainkan biola. 2 saxophone dan 2 kulintang. Dan 2 orang memegang angklung dikarenakan angklung bukanlah alat musik yang mudah. Alat musik dijejer dan dimainkan dengan cara digoyang. Ada beberapa memainkan angklung dengan cara satu orang memegang angklung yang berbeda dan menggoyangkan angklungnya sesuai dengan nada. Namun disini cukup dua orang yang akan mengendalikan angklung yang berjejer tersebut. 1 orang memainkan harpa, dan yang memainkan alat musik tersebut adalah Syifa. Setelah anggota lengkap, Mbak Shely memulai sesi latihan dengan pemanasan dan mencoba bait pertama dalam lagu. Latihan berlangsung selama 2 jam dan terdapat jeda 20 menit untuk beristirahat.

Alunan Sebuah Nada [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang