Shoot - 1

295 29 9
                                    

Jum'at 26 Maret 2021


"Mogok." ucap Obito sebal.

"Trus."

"Terus? Terus apa?" tanya Obito menatap Itachi yang akhirnya ikut keluar.

"Ya itu mobilnya."

"Ya di perbaiki dong, memangnya apalagi."

"Kamu bisa?"

"Enggak." jawab Obito dengan cengiran.

Itachi menghembus napas agak kasar, "Jadi gimana?"

"Ya nggak tahu," Obito garuk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Cari montir?"

"Caranya?" Obito menjawab pertanyaan Itachi dengan pertanyaan lain, "Kita bahkan tidak tahu ada dimana bengkel terdekat."

Itachi mengalihkan pandangan ke sekitar. Sejauh mata memandang hanya ada jalan hitam aspal dan ilalang yang menari-nari karena tiupan angin di setiap sisi jalan. Dia juga ingat beberapa puluh kilometer sebelumnya dia tidak melihat ada kedai atau bengkel di pinggir jalan. Dia memeriksa ponsel pintarnya dan tidak ada sinyal.

"Jadi?" Itachi menatap Obito yang kini justru menikmati cerutunya.

"Tunggu aja."

"Siapa?"

"Waktu," cengirnya, "Dan mungkin orang lewat," lanjutnya menggedik.

Itachi tak habis pikir dengan kelakukan Obito. Mereka di antah berantah dan sebentar lagi juga gelap, kok bisa-bisanya dia santai begitu. Itachi membuka bagasi mobil dan mengeluarkan jerigen.

"Aku akan cari air." ucap Itachi sambil menutup pintu bagasi mobilnya.

"Dimana?"

"Dimanapun yang ada airnya, mungkin sungai."

"Sebaiknya tidak usah."

"Kenapa?"

Obito yang sedari tadi duduk di kap depan mobil Itachi menoleh. "Ini sudah mau senja, kau tidak takut di culik siluman?"

Itachi mendengus.

"Sudahlah disini saja, kita tunggu, pasti ada orang lewat kok," terdiam sebentar sebelum melanjutkan, "Sebentar lagi," lanjutnya tak yakin.

"Jika kau berniat bermalam disini, silahkan lakukan, karena aku tidak tertarik." ucap Itachi sebelum dia berlalu.

"Dibilangin gak percaya," Obito memegang tengkuknya yang tiba-tiba merasakan belaian angin, "Terserah," lanjutnya tak ambil pusing, meski khawatir juga. Tapi dia tidak bisa beranjak dari tempatnya. Harus ada salah satu yang nunggu disini. Selain menunggui mobil juga menunggui orang kalau-kalau ada yang lewat.

Itachi menyibak rimbunnya ilalang untuk aksesnya jalan dan setelah merasa hampir setengah jam dia berjalan dan mencari namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan air. Itachi memutuskan untuk kembali ketempat Obito saja namun suara senandung membuatnya membatalkan niat.

'Suara apa itu? Ah bukan, suara siapa itu?'

Itachi meneguk ludah susah payah, dia jadi teringat perkataan Obito.

Seharusnya dia tadi mendengarkan Obito.

Meski begitu Itachi melangkahkan kaki untuk melanjutkan. Rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya.

"Siapa.....disana," ucap Itachi ragu-ragu.

Senyap.

Senandung itu berhenti. Bulu halus Itachi makin meremang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang