3

24 9 0
                                    

Hai!! HAPPY READING
.
.
.
.
---------

Kantor, 07.15 WIB.

Xearra sampai dikantor setelah mengendarai mobilnya sekitar satu jam. Jarak rumahnya dan Z.O Group memang lumayan jauh yang mengharuskan ia berangkat lebih pagi.

Xearra masuk dan naik ke lantai 12 untuk menemui Hera--sekretaris Xoezha, seperti intruksinya kemarin malam. Ketika sampai di lantai yang ditujunya, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu melangkah mendekati salah satu karyawan didekatnya.

"Em.. permisi," ucapnya membuat orang itu menoleh dan tersenyum.

"Iya? Xearra bukan?" Tanya orang itu ramah, membuat Xearra menggangguk dan tersenyum. "Saya Hera, sekretaris Pak Xoezha, ada yang bisa dibantu Xe?"

"Hem.. iya, kata Pak Xoezha kemarin saya harus minta bantuan mbak buat ngejelasin proyek yang harus saya kerjakan,"

"Begitu?" Tanya Hera, membuat Xearra menggangguk, "Baiklah, ayo ikuti saya," ucapnya kemudian  pergi dari hadapan Xearra.

Selang beberapa menit, mereka sampai salah satu meja tempat karyawan. "Xe... Ini meja kamu, jadi saya ngejelasinnya disini saja ya?"

"Oh iya mbak," Xearra langsung bergegas mempersiapkan keperluan nya,menata barangnya dimeja dan lain-lain. Kemudian Hera mulai menjelaskan tentang proyek yang dikerjakan Xearra.

Xearra mendengarkan dengan teliti apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ia hindari atau kesalahan.

"Udah ngerti kan sekarang?" Tanya Hera menatap Xearra. Xearra menyerngit, lalu mengangguk. "Hm... Yah, makasih ya mbak," jawabnya menatap Hera.

"Btw, panggil aku Hera aja, ga usah terlalu formal, aku pergi dulu yah Xe... Semangat," ucapnya tersenyum lalu kembali ke mejanya.

---------

Xearra berkutat dengan laptopnya, kacamata yang tersangkut dihidungnya menandakan keseriusannya dalam mengerjakan laporan. Dia harus bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dia harus lolos dalam masa percobaan nya. Tak peduli meskipun Ezha berusaha menghalangi jalannya. Ini sudah jadi keputusannya sejak dulu. Memangnya siapa dia bisa menghalangi takdirnya.

Xearra menghela nafas berat, memijit keningnya pusing, terlalu lama menatap layar laptop membuat matanya sakit. Mungkin sedikit istirahat sejenak tak mengganggu pekerjaannya. Lalu ia menegakkan tubuhnya, bersandar dikursi sambil memejamkan mata.

"Xearra kan?" Panggil seseorang membuat Arra membuka matanya. Menyerngitkan dahi, mencoba mengingat siapa pria didepannya, kenapa ia mengetahui namanya, padahal dari pagi ia tak bicara pada siapapun kecuali Hera.

Arkan terkekeh geli, "Saya Arkan, kemarin yang tidak sengaja kamu tabrak, kalo kamu lupa," ucapnya seakan tau apa yang dipikirkan Xearra.

Xearra terkesiap, lalu berdiri dari duduknya-- menundukkan kepalanya, "Sekali lagi saya mohon maaf soal kemarin, sa--

"It's ok, ga masalah,"

Xearra menegakkan kepalanya, menatap Arkan, "Hmm... Kalo begitu, ada perlu apa ya? Sampai Bapak Arkan menghampiri saya? Mungkin ada yang bisa saya bantu?"

Arkan menggelengkan kepalanya, "Ga ada apa-apa sihh. Cuma mau kenalan sama kamu aja. Oh-ya kamu kalo ada apa-apa bisa tanya tanya ke aku. Ngomong-ngomong jangan panggil aku Bapak ya, panggil Arkan aja biar lebih akrab," ucapnya mengedipkan mata, lalu meninggalkan Xearra yang kebingungan.

Kenapa tu orang? Ga jelas banget, bikin pusing tau gak!!. Xearra menatap sekeliling, merasa heran kenapa semua orang memperhatikannya. Karena tidak mau menjadi pusat perhatian, lalu ia langsung duduk kembali dan mengerjakan pekerjaan nya yang sempat tertunda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stories about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang