Pandu berjalan di koridor sekolah bersama teman teman basisnya. Sekal kali ia akan menggoda siswi siswi yang berada di koridor. Hingga mereka telah sampai di tempat parkir. Ia duduk di atas motor vespa putih yang baru dibelikan Tiar kemarin.
Ngomong ngomong tetang motor.
Pandu sudah memiliki 6 motor dari Tiar dan juga Daffa dengan merek yang berbeda beda. Mobilnya ada 3 dengan merek dan warna yang berbeda-beda. Sebenarnya, Pandu tidak pernah meminta motor dan mobil itu kepada Tiar dan Daffa.
Mereka tiba-tiba sudah memesannya terlebih dahulu dan memberitahukan kepada Pandu saat benda-benda itu sudah berada di rumah. Mereka selalu memanjakan Pandu dengan uang mereka. Setiap bulan, ia akan mendapatkan banyak uang dari kakak dan ayahnya tersebut.
Jangan lupa, dengan kakak perempuan beserta kakak iparnya. Pandu tidak pernah merasa kekurangan saat tinggal bersama keluarga barunya itu. Kasih sayang yang melimpah ia dapatkan, dan uang serta apapun yang diinginkan Pandu ia dapatkan juga.
Hana yang terlalu memanjakannya sedari kecil membuat keluarga barunya juga ikut memanjakannya.
Hanya satu kekurangan yang belum ia dapatkan. Tinggal sendiri dan hidup mandiri. Ia belum mendapatkan ijin untuk tinggal sendiri lagi. Tapi, mengingat alasan Hana membuat ia tidak berpikir untuk tinggal sendiri lagi.
Hana dan keluarganya hanya khawatir, takut ia kenapa kenapa setelah kejadian waktu itu.
Semoga saja, Pandu selalu mendapatkan perhatian-perhatian itu sampai ia memiliki keluarga sendiri.
"Kita ke basecamp nggak nih?" Tanya Rimba ke teman temannya. Pandu menatap Rimba dan menggeleng.
"Gue nggak bisa kalau sekarang. Malam baru gue ke sana," ujar Pandu seraya menatap wajahnya di spion motor. Menyisir rambutnya ke belakang dan kembali menatap teman temannya.
"Gue mau jemput gebetan di sekolahnya."
"Ragata?"
"Iya dong. Siapa lagi?"
"Lo udah punya Ragata ngapain lo PHP-in cewek cewek sekolah kita?"
"Gue nggak PHP-in ya. Mereka aja yang godain gue duluan. Dari pada gue dibilang sombong dan ini itu, mending gue balas godain mereka, kan? Tapi, hati gue cuman satu yang punya. Yaitu, Ragata Eleora Winata, si calon masa depan gue."
"Wihh, nama panjangnya cantik juga, ya. Secantik orangnya."
"Iya lah, calon gue itu. Lo semua jangan pada dekatin Ragata, ya. Dia udah jadi punya gue, lo semua nggak boleh dekat-dekat. Kalau cewek lain, ya udah sana, dekatin aja."
"Kalau Fatimah boleh, dong?" Tanya Tio sembari tersenyum lebar. Ilham yang mendengar nama Fatimah seketika berdecak kesal.
"Eh, nama Fatimah kok lo bawa bawa. Fatimah cuman punya gue, ya. Jangan pada dekatin lo semua," decak Ilham kesal.
"Lah, Fatimah aja nggak suka sama lo. Dia kan sukanya sama Pandu, berarti Fatimah bukan punya siapa siapa dong." Pandu yang mendengar itu mengerutkan keningnya.
"Kalau masalah Fatimah mah, gue nggak tau. Gue angkat tangan aja, deh. Gue cuman nganggap dia adik aja, nggak lebih. Lagian gue dekat sama Fatimah karena dia anak Ustadz Firdaus, nggak lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Pandu!
HumorPandu Aksara, orang orang biasa memanggilnya Pandu. Seorang laki laki berumur 17 tahun yang tidak pernah tau siapa orang tua kandungnya. Ia diangkat oleh seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Namanya Hana Karim. Pandu sering memanggilnya den...