64. Kopdar 2

4.5K 573 315
                                        

Perjalanan dari rumah ke markas butuh waktu tempuh sekitar 20 menit. Itupun dengan kecepatan sedang tidak sampai 40km/jam.

Araka selalu menormalkan laju motornya saat membawa putrinya. Selain karena udara malam ini terbilang dingin, juga untuk mencegah anaknya meminta dirinya menambah laju kecepatan motornya. Rupanya, Viora suka menguji nyali.

Bukannya merasa takut saat papanya melajukan motor dalam kecepatan tinggi, dia malah tertawa bahagia. Bahkan meminta papanya untuk menambah kecepatan lagi.

Sepanjang perjalanan tentu tidak akan sepi jika bersama Viora. Gadis kecil-kecil jahe emprit yang duduk di atas tangki motor papanya itu asik bernyanyi-ria. Konser sendiri seolah motor papanya adalah panggung solo yang dikhususkan untuknya. Kaca di helm kecilnya pun dia buka lebar-lebar. Seolah tak peduli beberapa pengendara lain rela memalingkan wajah dua kali ke arahnya, suara sumbang Viora cukup mengalihkan konsentrasi mereka.

Untung saja papanya memakai helm yang agak keras dan tebal, sehingga suara menyeramkan putrinya seolah terbawa angin yang berhembus, tak terlalu terdengar. Kaca hitam yang menutupi seluruh wajahnya pun ikut membantu, sehingga pengendara lain tidak akan melihat wajahnya yang merah hangus terbakar malu.

Anak kecil itu seolah menganggap jalanan ini milik neneknya saja. Belum tahu dia, papanya mati-matian mempertahankan sisa harga dirinya di jalan raya.

Malam ini, Viora begitu bahagia. Setiap papanya akan berkunjung ke markas Viora selalu memaksa ingin ikut. Bukan hanya karena dia ingin berkumpul bersama teman-teman papanya yang seru, atau berbagi cerita di tengah acara api unggun. Apalagi untuk menemani papanya rapat tim sampai dia bosan dan mengantuk. Bukan semua itu. Alasan utama Viora selalu memaksa papanya untuk ikut adalah ....

"MAS JUNAAAA!"

Ya, Arjuna Renggala, masih ingat dia? Teman Araka yang tidak keberatan disusahkan sejak jaman SMA dulu walau selalu mengomel dari ujung kulon hingga ujung wetan.

Lelaki 21 tahun, berkarisma, berbakat dalam dunia musik, sedang merintis kafe kecil di dekat kampus bersama Araka, mahasiswa jurusan manajemen semester 2 —sama seperti Araka. Menjadi incaran seorang Viora Axellez, anak temannya sendiri.

Baru saja motor hitam besar itu berhenti di depan markas yang sudah ramai, Viora menggeliat minta turun setelah melihat Juna bercengkrama di depan markas. Meminta sang papa melepas helm kecilnya dan menurunkannya dari motor yang cukup tinggi bagi Viora. Setelahnya, dia berlari ke arah Juna yang sudah merentangkan tangannya menyambut Viora.

"Mas Juna tang'ep V!"

Juna tertawa seru, mengangkat ketiak gadis kecil yang berlari ke arahnya lalu melambungkan tubuh kecilnya ke udara. Membuat Viora juga ikut tertawa lepas.

Juna menggendongnya dengan sebelah tangan, mencium pipi chubby-nya dengan gemas. Ia sampai menghentikan acara mengobrolnya dengan beberapa anggota karena kedatangan Viora.

Gadis mungil itu berhasil mengalihkan atensinya. Meskipun ayah gadis ini menyebalkan, Juna tak mengelak jika dia menyayangi Viora seperti keponakannya sendiri. Mereka cukup dekat karena sampai saat ini Juna masih sering mampir dan berkunjung ke rumah temannya.

Pemuda itu memakai jaket Varrios seperti semua anggota di markas ini tanpa terkecuali —bahkan Viora juga pakai. Jaketnya ditemani celana jeans dan sepatu boots cokelat gelap. Rambutnya yang kini di-highlight tampak berkilau, dahinya memakai bandana merah yang melilit dengan sempurna.

MY STARGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang