HEAVY SLEEPER

3K 222 5
                                    

Idol!AU

Repost from Twitter

.

.

.

Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam saat Minho memasuki dorm dengan tas berisi pakaian ganti tersampir di bahu. Iya, ia baru saja kembali dari latihan tari untuk penampilan solonya di salah satu acara penghargaan bergengsi. Sebagai seorang yang perfeksionis, Minho tentu ingin penampilannya sempurna. Jadilah ia memilih untuk tetap tinggal di ruang latihan sementara teman-teman satu grupnya kembali ke asrama.

Satu desahan malas keluar dari celah bibir Minho. Beruntung ia sudah membersihkan dirinya sendiri saat di kantor tadi. Jadi Minho bisa langsung saja melesat masuk ke dalam kamar dan menidurkan tubuhnya di atas kasur.

“Aghh, astaga,” gumam Minho sembari melakukan peregangan tubuh di atas kasur. Sayang, kegiatan menyenangkan itu harus terhenti dengan suara pintu terbuka. Menampilkan sosok lelaki manis yang masuk dengan mata setengah terpejam serta kaus supreme kebesaran melekat di tubuh.

“Minho hyung?” panggil Jisung, lelaki manis yang baru saja masuk ke kamar Minho, Seungmin, dan Hyunjin.

“Hannie.”

Minho tersenyum kecil saat Jisung melangkah mendekat sembari mengucek mata kanan. Tanpa meminta izin si pemilik kasur, Jisung merangkak naik lalu menidurkan tubuhnya sendiri di samping Minho. Ia bergeser mendekat, membenamkan wajahnya sendiri di bahu yang lebih tua. “Ey, apa-apaan ini?” tanya Minho sambal terkekeh kecil, menjaga volume suaranya tetap rendah agar tidak membangunkan dua orang lain yang tidur di sana.

“Mau tidur di sini malam ini,” ujar Jisung yang cukup menjelaskan alasannya datang ke kamar Minho. Minho hanya bisa mendesah pasrah, memilih untuk membenarkan posisi tidur mereka. Toh, percuma juga kalau Minho menolak. Jisung tidak akan melepaskan pelukannya.

Hening mengisi ruangan itu untuk beberapa menit. Tapi, Minho tau jelas kalau Jisung belum kembali tidur. Terbukti dari gerakan tubuh si manis yang terus menguseli dada Minho. “Kenapa Sungie? Tadi bukannya udah tidur?” ujar Minho bertanya-tanya. Pasalnya, Jisung itu kan seorang heavy sleeper dan Minho ingat jelas kalau Jisung izin tidur duluan tadi. Lalu, kenapa Jisung masih terbangun sekarang? Apa ia tidak bisa tidur? Atau justru ia terbangun? Tapi tidak ada hal apapun yang tampak bisa bangunkan Jisung di jam seperti ini tuh?

Kepala lelaki manis itu mengangguk, menyahuti pertanyaan Minho kemudian berujar, “Kebangun pas Hyung buka pintu depan.”

Minho lantas mengernyitkan dahi bingung. Tumben?

“Kangen Minho hyung.”

Ah, itu alasannya ternyata. Minho mendadak merasa keren karena bisa membangunkan Jisung hanya dengan kepulangannya. Ia lantas tersenyum lebar lalu mengeratkan pelukannya di tubuh yang lebih muda.

Aigo, aigo. Bayi tupai,” gumam Minho meledeki Jisung yang disambut dengusan malas dari si lelaki Han. Sebenarnya Jisung bisa saja langsung memukul lengan Minho. Tapi, untuk kali ini ia tidak mau. Terlalu malas untuk sekadar menggerakkan tangannya karena rasa kantuk yang masih jelas menyelimuti.

Keduanya pun kembali diam. Jisung diam karena ingin kembali tidur dan Minho diam karena sibuk memandangi wajah yang lebih muda.

Menggemaskan, pikirnya.

Merasa terus dipandangi, Jisung pun menggeram pelan lalu menyembunyikan wajahnya—lagi—di dada Minho sembari berujar galak, “Hyung! Tidurlaaaah. Aku ngantuk.”

Minho hanya bisa tertawa geli lagi. Saat ia ingin menyahuti perkataan Jisung, Seungmin tampak bergerak dalam tidur, seolah terganggu dengan percakapan Minho dan Jisung di kasur sebelah. Dengan itu, Minho mengurungkan niatnya.

Ia menyerah untuk malam ini.

Cup.

Satu kecupan singkat mendarat di kening yang lebih muda sebelum Minho membenarkan posisi selimut yang mereka gunakan. “Night Hannie. Happy Valentine’s day,” gumam Minho pelan sebelum menyusul Jisung ke alam mimpi.

.

.

.

End.

MINSUNG: ONESHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang