Ryeowook tersenyum menatap tampilan hangat kafe di hadapannya. Memastikan topi dan kacamatanya terpasang sempurna, ia melangkah masuk ke kafe bergaya vintage itu.
"Maaf, tapi kami sudah tu-"
Ryeowook menurunkan kacamatanya, lantas mengangkat sebelah alisnya menggoda. Ari tertawa kecil melihat tingkahnya barusan.
"Maaf, Kak. Tapi kami sudah tutup," lanjut Ari lagi dengan senyum dikulum.
Ryeowook melangkah mendekat ke kasir, berpura-pura melihat-lihat menu dan mengabaikan perkataan kekasihnya barusan.
"Serius, Nona? Aku sudah jauh-jauh datang ke sini dan kau tidak memperbolehkanku minum segelas pun?"
Ari mengulum bibirnya menahan tawa. "Kok Kakak nggak bilang mau main ke sini?"
"Nggak surprise dong kalo bilang-bilang."
"Tunggu. Ini Kakak mau nge-date atau inspeksi?"
Ryeowook tertawa renyah mendengar celetukan asal Ari barusan.
"Inspeksi apaan? Orang-orang juga taunya ini kan kafe kamu," ujar Ryeowook santai.
"Terus? Mau ngapain malem-malem gini nyasar ke kafe orang?"
"Beb, kamu serius bakal biarin aku berdiri terus disini setengah jam ke depan?" Ryeowook balik bertanya yang disambut tawa renyah Ari kemudian.
"Ya udah, sih. Kayak di kafe siapa aja. Mau duduk dimana? Meja depan apa bar pantry?" tawar Ari.
"Pantry aja deh. Aku masuk nih ya," kata Ryeowook sambil menyelinap masuk ke belakang meja kasir.
"Mau minum apa? Kopi? Eh, jangan deh ntar Kakak nggak tidur lagi." Oceh Ari sambil memilih gelas.
Ryeowook melepaskan topi, kacamata dan maskernya di atas meja bar. Menarik napas panjang, ia menyahut celetukan gadisnya barusan.
"Beb, kamu bikinin aku cokelat panas, aku nggak jadi pulang. Numpang tidur di lantai atas."
Oh, oh. Ryeowook bisa merasakan tatapan tajam dari sosok yang sekarang berkacak pinggang di dekat pantry.
"Minum berapa gelas kopi
hari ini?""Ngg, tiga. Kayaknya."
"Terusin aja, terus. Kalau nggak bisa tidur tengah malem jangan cranky nelponin aku ya."
Ryeowook terdiam sambil menatap punggung gadisnya yang sibuk menyiapkan minuman. Tersenyum kecil, ia memutuskan untuk beranjak dari duduknya.
Ari masih menggerutu sendirian saat seseorang memeluknya lembut dari belakang. Ryeowook memeluknya erat sambil mengistirahatkan kepalanya di bahu Ari.
"Kak, ganggu tau. Aku susah gerak nih," protes Ari yang diabaikan Ryeowook.
"Aku kangen kamu tau," sahut Ryeowook dengan nada sama.
Mengulum senyum, Ari akhirnya menyandarkan tubuhnya pada pelukan kesayangannya. Hening menentramkan menyelimuti mereka. Tak ada celetukan-celetukan usil, hanya menikmati keberadaan satu sama lain.
"Abis latian musikal ya?"
"He'em. Capek. Kangen kamu."
"Beb, kapan sih kita terakhir kali jalan? Kok aku kangen jalan bareng kamu, ya ..." gumam Ryeowook pelan.
"Hmm, entah. Bulan lalu kayaknya. Kakak kan sibuk latian musikal sejak awal bulan ini."
"Weekend jalan yuk? Kamu free kan?"
"Aku sih free aja. Kakak tuh yang harus liat jadwal dulu sebelum bikin janji."
Ups, kesalahan kedua. Ryeowook memang senang sekali merencanakan kencan mereka secara spontan, tanpa ingat merujuk schedule-nya yang padat. Ia bahkan pernah memesan private dinner di sebuah restoran mewah, tanpa ingat kalau ada meeting album unit lanjutan. Alhasil Ari akhirnya pergi bersama orangtuanya malam itu.
Mesin kopi di dekat mereka berbunyi. Ryeowook melepaskan pelukannya namun masih tak ingin menjauh dari kekasihnya. Ia menyesap ice vanilla latte buatan Ari perlahan.
Ryeowook mengintip di balik gelasnya saat Ari hanya mengulum senyum menatapnya teduh. Menyimpan gelas di meja bar di belakangnya, Ryeowook melangkah mendekat pada gadisnya.
"Can i kiss you?"
Ari mengangguk pelan dengan wajah memerah. Ryeowook menarik kekasihnya dalam ciuman manis yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dream
FanfictionUtopia Dream by Via; Hanya sekumpulan mimpi-imajinasi yang dilangitkan melalui tulisan. Kumpulan one shot AU, mostly about Zhoumi & Ryeowook. Generally about Super Junior. Combine with some Alternate Universe story from Harry Potter