"Terima kasih." Gracia bernafas lega setelah keluar dari gudang.
Namun tak lama, nafasnya kembali sesak saat mendapat respon dari orang itu.
"Tidak gratis," ujarnya dengan senyum menyeringai.
"M-maksud kamu apa?" Gracia masih tidak mengerti dengan cowok di hadapannya ini.
"Lo masih inget gue kan?" Bukannya menjawab pertanyaan Gracia. Orang itu malah bertanya balik.
Gracia seperti sedang berpikir. Dia coba mengingat-ingat siapa cowok ini? Wajahnya seperti familiar!
Ah, Iya! Gracia ingat!
"Kamu cowok yang waktu itu nawarin aku pulang bareng, kan?" ujar Gracia. Memastikan.
"Iya, gue Davian. Kalo lo lupa nama gue." Davian memasukkan tangannya ke dalam saku celana berwarna abu nya.
"I-iya aku lupa." Gracia meringis, karena perkataan cowok itu benar adanya.
"Tapi aku ngga bisa bayar sekarang. A-aku belum ada uang, tapi aku janji kalo udah ada uangnya pasti langsung aku bayar."
Davian menyatukan dua alisnya bingung dengan ucapan yang di lontarkan Gracia.
Apa katanya? Bayar? Uang?
Ok, sepertinya dia tau apa yang di pikirkan gadis itu sekarang.
"Gue ga minta uang."
Kini Gracia yang di buat bingung. Kalo bukan minta uang dia minta apa?
"Eh, maksudnya?" Berbicara dengan Davian membuat Gracia pusing!
"Lo bakalan nepatin janji lo kan, buat bayar, gue anggap ini sebagai utang," ujar Davian.
Mendengar pertanyaan begitu sontak saja Gracia mengangguk.
Gracia tidak ingin punya hutang!
"T-tapi, aku harus bayar pake apa?" tanya Gracia bingung.
Davian menarik sudut bibirnya sedikit, sepertinya pertanyaan ini yang dari tadi dia tunggu."Bayarannya, gue mau nanti malam lo jalan sama, gue," ucapan Davian berhasil membuat mulut Gracia menganga tak percaya.
Yang bener saja!
Dia tidak terlalu kenal dengan cowok ini!
Namun kenapa, cowok itu malah sok kenal.
Bagaimana ini? Gracia tidak mungkin mengingkari janji nya. Namun di sisi lain dia juga merasa aneh. Bagaimana orang yang tidak di kenal tiba-tiba so akrab dan mengajaknya jalan?
Gracia tidak habis pikir!
"Gue ga bakalan macem-macem." Davian menghela nafas berat saat menunggu persetujuan ucapan Gracia yang sangat lama.
"I-iya aku akan tepatin janji." Gracia mengucapkan nya ragu.
•••••
Perihal janjinya kepada Davian, akhirnya sekarang Gracia berada di Mall bersama dengan cowok yang membawanya ke tempat itu.
Mereka hanya berkeliling tanpa tujuan. Jujur saja Gracia merasa cape terus menerus berjalan tanpa tau yang akan di tuju seperti ini!
Dari tadi Davian terus menanyakan Gracia ingin membeli apa? Atau menawarkannya barang-barang belanjaan seperti tas, sepatu, ataupun hal yang di sukai perempuan lainnya. Namun dengan tegas Gracia menolak!
Hey! Yang bener saja! Mereka baru kenal. Tetapi cowok itu sudah bersikap seperti itu!
"Sebenarnya kita mau kemana sih?" Gracia sudah di ambang batas kesabaran.
"Lo maunya Kemana?" Mungkin Davian memang tipikal orang yang kalo ditanya pasti bertanya balik!
"Aku mau pulang!" ujar Gracia cepat.
"Yaudah, kita makan." Davian mendahului Gracia dan berjalan menuju salah satu tempat makan yang berada di Mall itu.
Sementara Gracia masih melongo di tempat. Yang benar saja! Jawabannya tidak nyambung.
Gracia ingin pulang, bukan makan!
"Eh, tunggu! aku mau pulang bukan makan, Davian!" Gracia mengejar cowok itu.
"Duduk. Ngga makan gue ga mau pulang." Ok sepertinya, kali ini Gracia akan mencoba menjadi orang yang lebih penurut lagi.
Setelah Gracia duduk. Ternyata Davian sudah lebih dulu memesan makanan.
"Makan," ujarnya memerintah.
"Kamu, kapan pesan makanan nya Dav?" tanya Gracia penasaran. Pasalnya Gracia tidak melihat Davian memesan makanan.
"Mau gue suapin?" Ok. Sepertinya, Setiap kali Gracia bertanya, pasti tidak pernah di jawab dengan benar!
"Aku bisa makan sendiri." Tanpa banyak omong lagi. Gracia langsung memakan makanan yang ada di hadapannya dengan wajah yang terlihat masam.
Melihat Gracia yang seperti itu, sudut bibir Davian melengkung ke atas dengan sendirinya. Dia terlihat menggemaskan!
Tetapi sepertinya, senyuman itu mengandung makna tersirat yang tidak bisa di jelaskan.
"Pilihan gue memang ga pernah salah," Batin Davian.
Sementara di pojok ruangan, seorang cowok yang sedari tadi melihat semua adegan itu hanya bisa menatap dengan pandangan yang sangat sulit di artikan! wajahnya terlihat sangat dingin, dan tidak bisa di tebak.
"Kemarin sama cowok, sekarang cowoknya ganti lagi. Besoknya siapa lagi?"
Hanya kata itu yang terucap dari mulutnya, dan setelah itu dia pergi tanpa melihat ke arah mereka lagi.
___Game of destiny___
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Destiny [END✓]
Teen Fictionselamat datang di kehidupan Gracia, dimana dunianya hanya seperti 'permainan' hari-harinya yang selalu di penuhi dengan harapan, sedangkan kebahagiaannya hanya seperti khayalan. __________________________ "Pah, Gracia sakit. Papa mau kan peluk Graci...