1

497 18 0
                                    

Mobil jasa pengangkut kini sudah pergi, dan sekarang hanya ada Nicole, Sebastian dan barang bawaan Nicole yang siap di tempatkan di kamarnya.

"Oke, Cole. Di rumah ini ada 2 kamar utama, dan kamar itu ada di seberang kamar ku." Kata Sebastian sambil menunjukkan letak kamar
"Dan ini adalah kamarmu, sama besarnya dan silakan bereskan kamar mu dan Congratulation, you are my housemate now."

Nicole yang mendengar nya pun terkekeh pelan,
"Okay Seb, okay. But would you like to help me please?"

"Of course, housemate."

°°°

"Fyuuuuh, finally. But there's something missing"

"What?"

"The bed, Seb. The bed."

Nicole menepuk jidatnya dan terduduk di lantai, bingung memikirkan bagaimana ia akan tidur nanti malam sedangkan kala itu sedang dingin-dingin nya.

"And now what? I have no money, to buy that" kata Nicole, "50 dolar ini? Hanya cukup untuk beberapa hari saja. Nicole, selamat menderita"

"Hey tarik kata-kata mu Nicole, kau punya aku kau lupa?"

"Ah iya, tapi dengan kau sudah bersedia menampung ku di rumah mu itu sudah sangat cukup bagiku Seb. Aku sangat tidak tahu diri, jika... Aku ..."

"Kau apa?"

"Hidup dalam tanggungan mu juga, Seb." Kata Nicole sambil menunduk, sedih.

"Aku hanya benalu Seb." Terlihat setetes air mata jatuh membasahi pipi merah Nicole.

Tanpa pikir panjang Sebastian memeluknya.

"Kau bukan benalu Cole. Percaya lah." Kata Sebastian sambil mengusap air mata Nicole.

"Lagi pula kau kan bersedia menjadi asisten rumah ku,Bukan? Dan .. aku rasa itu setimpal" Sebastian menenangkan nicole, "sudahlah, kau tak perlu menangis kau bisa pakai kasur ku."

"Ta... Ta.. pi.." potong Nicole sesegukan

"Ya .. kan aku punya sofa, sambil menunggu kasur mu datang aku kan tidur di sofa, dan kau tidur di kamarku" jelas Sebastian, "mudah kan?"

Nicole tak tahu lagi harus berkata apa, ia mulai berhenti menangis dan .. mempererat pelukannya.

"Omg, lucu sekali gadis ini. Bisakah aku mengencaninya?" Batin Sebastian.

°°°

Sudah memasuki jam makan malam, tanpa di minta Nicole pun mulai beraksi di dapur. Sebastian yang sedang berpakaian sehabis mandi pun mempercepat berpakaian nya, dan segera meluncur kedapur. Sebastian benar-benar terpukau, pemandangan indah dan aroma masakan yang lezat semakin membuatnya jatuh hati pada Nicole. Rambut hitam kecoklatan sepanjang bahu nan berkilau itu, baju oversize dan leging hitam itu, sangat cocok di pakai Nicole. Membuatnya semakin terlihat menggemaskan di mata Sebastian.

"Well, kau sangat pintar menggoda perut ku ya"

"Of course i do, sir" jawab Nicole dengan percaya diri

Sebastian terkekeh, merasa gemas akan tingkah Nicole itu.

"Voila, garlic butter steak and potato skillet are ready to serve!"

Mata Sebastian terbelalak, tak pernah ia melihat makanan semenggiurkan ini sejak ia meninggali rumah itu.

"Wow Cole. W-O-W"

"I kno riteeeee~, and here your steak and potato skillet sir" kata Nicole memberikan sepiring masakannya.

"You'll like it,sir" lanjutnya, percaya diri.

Who's My dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang