Hari yang ditunggu-tunggu Kanaya kini telah tiba. Pagi-pagi sekali ia menghebohkan seluruh ART-nya untuk menyiapkan kamar dan sebagainya. Ia juga menelpon dua sahabatnya untuk menjemputnya tepat waktu.
" BI, ITU KAMAR TIGA YANG DIATAS DI BERSIHIN YA!!"
" JANGAN SAMPAI ADA YANG KELEWATAN!!"
" MANG!!! BERESIN HALAMAN DEPAN BELAKANG!!"
" DAN.... JANGAN LUPA MASAK YANG ENAK. OKE?!"
" Ya ampun... Seneng banget deh akhirnya gue punya temen di rumah..", gumamnya sambil melangkah kembali ke kamar. Para ART-nya ikut tersenyum melihat tingkah absurd Kanaya.
Brrummmm!! Brrruuummmm!!
Deru mobil terdengar keras di halaman depan. Kanaya mengintip dari celah jendela kamarnya. Buru-buru ia menyambar tas selempang dengan ekspresi cemberut.
" Dasar cowok! Bilangnya lima menit, ujung-ujungnya ngaret!!", Kanaya mencibir.
Di ruang tamu, dua cowok tinggi itu berlarian masuk ke dalam rumah.
" Anjing banget cewek Lo, lan. Nyuruh kita kesini pagi-pagi banget. Mana belum mandi lagi.", Omel Sean.
" Heh, Lo jangan ngatain Kanaya kayak begitu ya, Anjing!", Sungut Alan emosi.
" Lo pikir Lo doang yang belum mandi? Hah?!"
Mereka berdua sibuk berdebat perihal Kanaya. Tanpa tau gadis itu sudah berada tepat dihadapan mereka berkacak pinggang. Tatapan tajam siap menikam. Mengerikan.
" LO BERDUA KALO MAU RIBUT JANGAN DI RUMAH GUE!! BANGSAT!!", teriak Kanaya.
Kanaya tetaplah Kanaya. Cewek dengan tempramen tinggi, bermulut pedas dan dingin. Ia tak segan melontarkan kata kasar jika ia sudah kehabisan kesabaran.
" HEH, MULUT LO YA!! CEWEK NGGAK BOLEH NGOMONG KASAR!!", balas Sean tak kalah tinggi.
" SI KAN GUE MAKIN GEMESIN KALO MARAH. JADI PENGEN CIUM!!", seru Alan nyeleneh.
Namun, Dimata seorang Alan si pemuda tan berwajah manis itu Kanaya akan tetap cantik dan menggemaskan. Tak peduli se mengerikan apa ia saat marah.
Kanaya memilih keluar meninggalkan mereka dan langsung memasuki mobil milik Sean. Iya Sean. Dengan terpaksa ia bangun pagi tanpa mandi langsung meluncur ke rumah Alan untuk menjemputnya. Sialan, bukan?
" Buruan! Ntar tamu gue nunggu lama!!", Titah Kanaya.
" Emang siapa sih tamu Lo sampai kita harus ikutan repot gini?!", Tanya Sean heran.
" Ntar Lo juga tau. Buruan jalan, Sean sayang...."
Alan menatap tajam Sean yang terkekeh geli. Sedangkan, Kanaya memilih memejamkan matanya jengah melihat pertengkaran sahabat itu.
***
At Bandara Husein Sastranegara~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Destiny 2
Teen FictionMeninggalkan kisah dua tahun lalu, yang mereka lalui dengan kebersamaan dan saling berbagi suka maupun duka. Kini mereka hidup terpisah dengan kesibukan masing-masing. Memulai hidup baru dengan meninggalkan kenangan lama. Kehilangan dan kesedihan t...