"Tou-san dan obaa-san duluan saja. Aku.. ada keperluan dulu."
Mereka sudah berada di bandara. Siap berangkat. Manik emas gadis itu memperhatikan punggung ayah dan neneknya yang menghilang di balik pintu. Jadwal penerbangan mereka satu jam lagi. Tapi [name] masih punya janji dengan seseorang. Ya, kakaknya. [Name] mengedarkan pandangannya. Mencari kakaknya yang rela meninggalkan latihannya hanya untuk menemuinya.
"Kou nii-chan!" [Name] melambaikan tangannya ke arah laki-laki berhoodie merah. Si laki-laki dengan cepat berlari mendekatinya dan langsung memeluknya.
"Mm~ kau datang lebih cepat dari dugaanku, nii-chan." Tangan mungilnya membalas pelukan si kakak.
"Beruntung jalanan tidak macet tadi. Tou-san dan obaa-san sudah masuk, ya? Maaf membuatmu menunggu di luar. Pasti dingin." Tangan kekar itu membenarkan letak syal adiknya. Memastikan tubuh mungil itu tetap hangat.
"Iie.. aku juga baru sampai. Belum terlalu lama menunggunya." Bokuto menghela nafas lega. Diulurkan olehnya sebuah tas jinjing.
"Titipan dari teman-teman untukmu. Mereka bilang maaf tak bisa mengantar." [Name] menerima tas itu lalu menatap kakaknya.
"Harusnya tidak perlu repot-repot. Ah aku juga punya sesuatu untuk nii-chan." [Name] merogoh sakunya.
"Menunduk sedikit-" Bokuto menatap adiknya bingung tapi tetap menuruti perkataannya. Tangan mungil [Name] memasangkan kalung pada leher kakaknya.
"Kalung buatanku. Liontonnya adalah batu keberuntungan. Bisa nii-chan jadikan gantungan kunci juga. Aku harap nii-chan bisa jadi pemain voli yang beruntung dan masuk tim internasional. Seperti yang selama ini nii-chan impikan." [Name] mengusap pipi kakaknya penuh kasih sayang sambil tersenyum tulus. Air mata Bokuto meleleh melihat senyuman adiknya. Lagi, tangan kekar itu bergerak memeluk tubuh adiknya dengan erat.
"Aku akan kembali secepatnya. Ketika aku sudah bebas dari tou-san, aku akan kembali pada nii-chan. Tunggu aku dan terus kejar mimpimu, nii-chan.." Suara [Name] gemetar. Ia menenggelamkan wajahnya yang basah di dada bidang kakaknya. Bokuto semakin terisak mendengar perkataan adiknya. Laki-laki itu membiarkan surai abu-hitamnya diusap oleh adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine 🌻 || Bokuto Koutarou as your brother
Teen FictionYou are my sunshine, my only sunshine You make me happy when skies are gray You'll never know dear, how much I love you Please don't take my sunshine away ----- "Nii-chan menyayangiku, kan?" "Sangat. Nii-chan sangat menyayangimu." "Kalau begitu nii...