jake baru pulang ketika waktu menunjukkan pukul 1 malam. dengan mengendap-endap seperti pencuri, jake perlahan menaiki tangga menuju kamar nya di lantai dua.ctak! lampu menyala.
"baru pulang, azka?"
jake menggeram rendah. menciut, seperti habis ketahuan mencuri. ketika berbalik, sang ayah sudah bersedekap dada dengan wajah garangnya.
jake menyengir bodoh. dibelakang ayah juga ada bunda yang terlihat sedang memijat pelipisnya pusing.
"hehe, ayah sama bunda kok belum tidur?"
"nggak usah ngalor ngidul, kelayapan dimana lagi kamu?" ayah masih dalam mode tenang saat bertanya. jake menunduk menatap kakinya yang bergerak tidak tenang. "karaoke."
"haruto lagi? pacarmu itu bawa pengaruh buruk, azka!" jake mendelik tidak terima. lagipula, kan dia bosan jika terus dirumah saja. jake butuh hiburan, ayolah.
"azka capek, mau tidur."
anak itu berjalan menaiki tangga tanpa memperdulikan teriakan marah sang ayah.
"azka! ayah masih bicara sama kamu!"
"udahlah yah, besok aja, udah malam." bunda menggiring ayah masuk ke kamar mereka. jake memang sangat keras kepala.
jake masuk ke dalam kamar nya sambil menutup kedua telinga nya yang berdenging mendengar teriakan ayah. "selama gue happy, harusnya ayah gak ngelarang gue ini itu."
tubuhnya langsung direbahkan dikasur empuknya. berguling ke kanan ke kiri sambil memainkan ponselnya. melihat-lihat potretnya bersama sang pacar tadi.
"haru udah sampe rumah belum ya?" seingatnya tadi, haruto pulang duluan dengan alasan adiknya menelpon. jadi, jake terpaksa pulang dengan taksi.
menyimpan kembali ponselnya, jake tersenyum lebar ketika mengingat pacar jepangnya itu.
---
"loh loh, kok ada koper? kita mau liburan, yah?"
jake yang baru turun dari kamar kebingungan melihat koper biru didekat tangga.
"enggak, azka. itu-"
"oh! ayah mau kerja di luar negeri? atau luar kota?"
ayah menahan amarahnya, bunda mengusap lembut punggung tegap ayah.
"ayah sama bunda setuju buat ngirim kamu ke tempat bi sumi. ini barang kamu, tinggal berangkat setengah jam lagi."
jake melongo mendengar penuturan bunda. otaknya masih memproses apa yang sedang terjadi. matanya menatap horror koper biru yang ternyata adalah barang-barangnya.
"bunda.. bercanda 'kan?"
sayangnya bunda menggeleng pasti, dan wajah ayah masih tidak bersahabat. kalau sudah begini, jika jake berlutut sambil memohon pun sudah tidak ada gunanya.
"permisi?"
ketiganya menoleh menatap pemuda yang muncul diambang pintu rumah. air wajah ayah langsung berubah dan menghampiri pemuda itu dengan ramah.
"ayo masuk dulu, azka nya sarapan dulu. kamu udah sarapan, nak satya?" sunghoon menggeleng kecil dengan senyuman ramah yang jake lihat dari sudut matanya. jake berdecih pelan, kembali ke kamarnya untuk mengemasi barangnya yang lain.
"ndak usah pak, udah sarapan tadi." ucap sunghoon dengan aksen jawa yang kental. sunghoon berniat menjemput jake untuk ikut ke kampung, perintah ayah jake; majikan ibunya.
setelah setengah jam menunggu jake yang sibuk dengan barang bawaannya, sunghoon akhirnya sudah dapat membawa anak majikannya itu ke kampung dengan mobil pick up (mobil bak terbuka) miliknya.
"nggak bisa naik mobil lain apa?"
jake menggerutu sepanjang perjalanan. badannya terasa pegal karena mobilnya tidak nyaman, gerah pula sebab tidak ada ac.
"saya ndak ada kendaraan lain. kalau naik joko yang ada ndak sampe-sampe." sunghoon berucap, matanya masih fokus ke jalanan.
"who is joko?" jake memandang aneh si satya satya itu.
"onthel punya bapak saya."
what the hell? jake memutar bola matanya malas. lebih baik mengabari sang pacar dengan ponselnya.
"heh! kok nggak ada sinyal?!"
sunghoon melirik jake sekilas dan terkekeh pelan. kepalanya menengok kanan kiri, sudah masuk kawasan hutan. sebentar lagi akan sampai di kampungnya.
"ndak ada sinyal disini. nanti, didekat rumah pak camat ada sinyal."
jake benar-benar ingin menangis saja. ayah tega sekali membuangnya ke tempat aneh yang tidak ada sinyal. ini sudah zaman milenial, siapa yang tahan untuk tidak memegang ponsel? jake hampir gila memikirkan nya.
.
.
.
wili's note-
heyyo wazap! kembali lagi dengan wili yang tukang ngutang cerita! aku bawain kalian sungjake dengan citarasa lokal :D
pokoknya stay tuned buat tau kelanjutan kisah azka si anak manja dan satya si anak kampung xD semoga gak bikin bosen sih, soalnya idenya emang biasa banget tapi ya nikmatin aja. sekali lagi, ini cerita yang idenya pasaran aowkowk. jangan tuntut aku banyak banyak pokoknya :'/
happy readin and have a great day everyone! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
teach me to live a better life.
FanficJake hanya anak manja yang suka menghamburkan seluruh tabungan ayahnya. Dengan kesal, ayah Jake mengirimnya ke daerah terpencil tanpa adanya fasilitas mewah. Disanalah Jake diajarkan untuk hidup lebih baik dengan artian yang menyedihkan. tw// bxb, s...