Part 1

117 8 1
                                    

Tiin tiin tiinn
Suara klakson mobil di depan rumah Gun Atthaphan.

"Duh apaan sih. Malem-malem gini tetangga berisik banget. Ga dibukain pager sama orang rumahnya apa." Kata Gun kesal sambil menumpuk bantal di atas telinga kanannya.

Tiin tiinn

"Shit. Berisik banget sih." Gun emosi karena tidurnya yang tenang diganggu seseorang di luar.

Gun pun keluar dari kamarnya. Menuruni anak tangga dengan langkah malas. Ia masih mengantuk.

Tiiiiiiinn
Klakson panjang berbunyi dengan keras dan jelas yang ternyata mobil itu berada tepat di depan rumah Gun.

Gun melihat heran keluar,
"Seperti mobil Papii?" Gumamnya heran.
Gun pun keluar dari rumahnya disambut dengan bentakan Off

"Kenapa lama sekali sih?! Bukakan pagar untukku! Cepat!"
Tanpa sempat bertanya apa tujuan Off datang ke rumahnya tengah malam begini Gun dengan cepat membukakan pagar rumahnya. Untung saja mobil Gun sedang dipakai adiknya yang menginap di rumah temannya jadi mobil Off bisa terparkir di tempat biasa mobil Gun parkir.

Setelah mobil Off masuk, Gun pun menutup pagar kembali.
Off keluar dari mobilnya dengan langkah gontai seperti orang mabuk.
Off berjalan menghampiri Gun yang berdiri di depan pintu. Baru saja Gun akan membuka mulutnya untuk bertanya tiba-tiba Off ambruk hampir jatuh ke lantai namun Gun dengan sigap menangkap tubuh Off yang hampir jatuh. Tercium bau alkohol dari tubuh Off.

"Pasti ada yang salah. Tak biasanya Papii keluar malam apalagi sambil mabuk begini."

Gun pun merengkuh tubuh Off yang tak bertenaga. Gun melakukannya dengan sekuat tenaga mengingat badannya lebih kecil dari Off dan Off sangat berat untuk Gun.

Gun mendudukan Off di sofa depan TV. Lalu kembali mengunci pintu rumahnya.

"Kenapa kau simpan aku disini? Apa kau tega melihatku tidur di sofa kecil ini?"
"Tunggu, aku mengunci pintu dulu."

Setelah mengunci pintu Gun menghampiri Off.
Baru saja Gun akan bertanya ada apa tapi Off sudah mendahuluinya berbicara.

“Kau tidak akan membawaku ke tempat tidur?” Racau Off sambil menatap Gun dengan mata yang sebenarnya enggan terbuka.
“Iya ayo, tapi sebelumnya pergilah ke toilet dulu. Kau sangat berantakan.” Off hanya terdiam mengabaikan Gun.
“Cepat, akan ku ambilkan baju ganti. Sekarang bangunlah dan pergi ke kamar mandi!” perintah Gun dengan intonasi yang sedikit meninggi karena ia sambil menarik lengan Off. Namun Off tak sedikitpun bergerak, seperti orang mati. Gun berusaha sekuat tenaga untuk membangunkan Off tapi Gun gagal. Akhirnya Gun menyerah. Gun pun pergi ke kamarnya mengambil baju ganti untuk Off.

Ukuran badan Gun dengan Off memang berbeda, namun karena Gun biasa menggunakan kaos kebesaran dan celana pendek untuk tidur jadi baju nya pun bisa digunakan oleh Off.

Gun kembali menuruni anak tangga menuju ruang tengah, dia pikir Off sudah pergi ke kamar mandi. Namun ternyata Off masih terkulai di sofa depan TV.
Gun pun melemparkan pakaian yang dipegangnya tepat mengenai wajah Off.
“OFF JUMPOL! Sampai kapan kau akan diam disitu?! Cepat bersihkan dirimu!”
“Apasih?! Bisa tidak kau bicara biasa saja?! Aku pusing.” Jawaban Off berhasil membuat Gun kesal.

Walaupun biasanya Gun bersikap lembut seperti malaikat kepada Off namun nyatanya Gun hanyalah manusia biasa, bukannya malaikat yang tidak memiliki batas kesabaran.
Gun menaiki anak tangga meninggalkan Off di ruang tengah. Namun baru 2 anak tangga yang ia naiki Off menghentikannya.

“Aku akan ke kamar mandi, tapi kau-“ kalimat Off terhenti sekejap.
“Apa?” Gun menoleh ke belakang.
“Masakkan aku makanan, aku lapar.” Off pun beranjak pergi ke kamar mandi dengan pakaian yang diberikan Gun.

Love Between OffGunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang