CHAPTER 11

591 105 273
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentala berotasi, sementara jumantara setia menghiasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentala berotasi, sementara jumantara setia menghiasi. Mantari mendetonasi seberkas iluminasi yang sontak menggoda netra untuk segera menyicipinya. Atmosfer hangat menyelimuti pemalut tubuh hingga manjur menarik kesadaran. Hawa sekeliling menyambut dengan ramah demi memberi kesegaran pada ruangan.

Kenya kirana tersebut meloloskan binar netra elok yang secara kebetulan langsung bersitubruk dengan netra jelaga yang akhir-akhir ini mengorbit di serebrumnya. Diam sejemang, lantas ia hanya memberikan seulas kurva yang manis mendera layaknya manisan lebah—dan selayaknya heroin juga aspirin.

Hening. Adam itu balas tersenyum. Pusaran atmosfer diserbu oleh insek terbang yang menggelitik atma dan raga. Jimin tak kalah manis dari adam sebelumnya. Jiya kecanduan. Jiya tak lagi berminat untuk mati. Faktanya Jimin kapabel untuk membuat Jiya merasa damai—dari segala hal yang menghantui perihal Jung Taehyung.

How’s your sleep?” Jimin bersuara dengan bahana yang menyerak.

“Nyaman. Tenang. I got a beautiful dream, Hwang.”

Jelas, Jiya tidak pernah mendapatkan mimpi total yang cantik. Namun, ketika daksanya dibiarkan direngkuh semalaman oleh pria tampan yang manis ini secara ajaib mampu membuat Jiya kembali mendapatkan perasaan gemirang yang menenangkan. “Kamu?”

Jimin masih setia mengulas senyum eloknya, “Peaceful.” Ia menjeda. “Can we share a room forever?”

Kenya tersebut lantas terkekeh geli dengan leksasi Jimin. Ia memandang adam tersebut intens sembari mencoba untuk menghentikan suara renyahnya yang terpublikasi asal-asalan. Jimin manis. Jimin manis. Jimin manis. Jiya tidak mengerti kenapa Jimin bisa semanis, setenang, dan semenyegarkan ini.

“Bisa. Even we can share an eden forever if we reach our intention.”

Jiya sinting. Jimin sinting.

Jimin menguar tawanya. Share an eden, katanya. Menikah, saling menghancurkan, menginvestasikan buah hati, dan hidup damai di bentala ini. Jimin paham betul maksudnya. Begitulah intensi keduanya. Jimin ingin lepas dari kebebalan Yieun, sedangkan Jiya ingin lepas dari kedurjaan Taehyung. Intensinya serupa. Sehingga, jika kedua setan ini sudah berhasil meruntuhkan tembok yang memblokade, mereka bisa mendetonasikan afeksi yang saat ini masih tertahan.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang