5 || Cangcimen

2.1K 398 45
                                    

Jangan lupa vote + comment!

Scroll sampai bawah karena ada Author's Note!

"Ahhh, sakit."

"Engghhh, pelan-pelan."

"Cepetan, emhhh."

Mai menampar Futakuchi kesal. "Berisik! Diobatin malah mendesah, gua sumpel lama-lama mulut lo pakai kaos kaki Teru!" Mai tidak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki di hadapannya ini. Tolong siapa pun antar Futa ke RSJ.

"Aduhh, sakit beb. Kamu gak kasihan apa sama aku?" Tanya Futa memonyongkan bibirnya ala bayi di iklan snack video.

"G."

"Gue gak salah apa-apa, kaos kaki gue malah jadi korban," Sahut Terushima yang sedari tadi menyimak perdebatan broken home kedua insan tersebut.

"Biarin aja udah, capek gue ngadepin mereka. Gak cuma dua sejoli itu, kalian juga sama aja," Cerocos Shirabu, air mukanya tampak tak bersahabat karena wifi sekolah yang mati hingga ia tidak bisa menonton streaming twais.

"Biar adem, minum dulu yuk lur." Akaashi menyodorkan segelas kuah popmie pada mereka yang dibalas helaan napas kasar darinya.

Sore itu, seisi ruangan OSIS gempar karena Futakuchi yang jatuh dari pohon besar di belakang sekolah. Terushima sebagai saksi kejadian menjelaskan kalau bendahara OSIS itu hendak mengambil layangan yang nyangkut di pohon namun berujung tidak bisa turun dari pohonnya.

"Lagian tadi ngapain sih, lo kaga bantuin si Futa turun?" Tanya (Name). Pekerjaan OSIS yang banyak tentunya menyita waktu dan tenaga menjadi terhambat karena ini.

"Tadi ada guru lewat terus bawa barang banyak banget, sebagai murid yang baik gue bantu dong," Jawab Terushishima.

"Bantuin apa?"

"Bikinin 1000 candi! Ya bantuin bawa barang lah, jamal."

"Halah, tai. Orang tadi lo nyepik basa-basi ke dekel gitu. Mentang-mentang cakep, lo jadi lupain temen lo sendiri!" Bantah Futa kesal, apa-apaan alasan bohong itu? Bantuin guru? Guru kepleset saja bukannya dibantuin malah diketawain.

Akaashi menggelengkan kepala pelan. "Tapi, serius Fut. Besok-besok, lo jangan manjat pohon itu lagi," Sahut Akaashi, sontak seluruh penghuni ruangan menoleh ke arahnya.

"Di sana ada penunggunya, untungnya tadi doi cuma ngetawain lo," Lanjutnya. "Bentukannya gimana?" Mai mengernyit. "Kuntilanak," Jawab Akaashi.

"Wih, gue ga nyangka ternyata Akaashi indosat," Ujar Terushima bertepuk tangan seolah bangga punya teman seperti Akaashi.

"Kok indosat, indihome kali ah Ter."

"Ngaco lo ah, indosat yang bener."

"Diobok-obok airnya diobok-obok, punya temen kok pada goblok-goblok." Shirabu membuang napas kasar, wajahnya semakin tertekuk harus menghadapi manusia berotak miring ini.

Terushima dan Futakuchi lanjut berdebat seputar argumen mana yang benar, indosat atau indihome. Dua manusia itu tak jarang memperdebatkan hal sepele yang malah membuat kericuhan.

Pletak!

Terushima mengaduh kesakitan, tangannya memegang bagian kepalanya yang terasa berdenyut. "Eh, anak bab-"

"Apa? Berani lo ngatain gue!?"

Seisi ruangan kecuali Mai, spontan meneguk ludah secara kasar. Kalau (Name) sedang mode marah, percayalah, siapa pun akan takluk pada tatapan matanya yang tajam itu. Sedangkan Mai terkekeh pelan, "Rasain lo pada."

"Cepat, siap-siap! 5 menit lagi, kita rapat sama admin lambe!" Titahnya yang langsung dipatuhi oleh semua personil inti OSIS. "SIAP, KOMANDAN!"

"Gak lagi-lagi gue ribut sama nyonya besar," Bisik Futa dan Teru.

*****

Suna, Atsumu, Osamu, Noya, dan Tanaka berdiri tepat di hadapan pintu ruang rapat. Mereka adalah perwakilan dari antek-antek Lamtur yang dipimpin oleh Suna. Noya, Tanaka, dan Atsumu memang termasuk anggota Jambi. Namun, mau sejamet apapun mereka, mereka juga makhluk yang haus akan gosip.

Ghibah for life, tentu saja.

Suna selaku ketua hanya diam. Diamnya bukan berarti dia gugup, ia sedang berpikir rasa indomie apa yang akan ia masak untuk makan malamnya.

"Halo, selamat sor-" Cewek itu seketika terhenti memandang lawan bicaranya.

Suna menoleh. Kedua mata sipitnya langsung disuguhi pemandangan para personil inti OSIS yang baru saja datang termasuk cewek yang ditemuinya kala hujan di warbinah. Sedetik kemudian, kurva bibir sang cowok melengkung membentuk senyuman miring yang membuat cewek di hadapannya bergidik tajam.

(Name) merutuk dalam hati. "Ck, sial.

 Cowok sipit itu tersenyum penuh kemenangan. "Gotcha."

"WIH, BRO PAKABAR!?" Noya, Tanaka, dan Atsumu sontak berseru.

"WIH, ADA LO JUGA!" Teru dan Futa ikut berseru lalu berpelukan seperti Teletubbies.

Kelima cowok itu saling bertos ria dan bersalaman ala cowok seperti teman yang sudah lama tidak berjumpa.  "Lo pada sejak jadi OSIS jarang banget nongkrong sama kita lagi," Ujar Atsumu sambil merangkul Terushima dan Futakuchi.

"Biasalah," Jawab keduanya terkekeh pelan. "Tugas negara gak bisa ditinggal bro."

Shirabu berdeham pelan. "Ayo, silahkan masuk," Ucapnya lalu membuka pintu ruangan yang baru saja terbuka.

Aroma kopi sintetis seketika menyeruak menelusupi indra penciuman. Namun, aroma kertas dan alat elektronik mendominasi hawa di dalam ruangan itu. Tanpa melihat papan petunjuk pun, semua tahu, ruang rapat lah yang mereka masuki.

"Silahkan duduk."

Masing-masing pihak menduduki kursi berpola melingkar yang tersedia. Osamu dan Suna terlihat diam tanpa ada gugup sedikit pun, berbeda dengan Atsumu, Noya, dan Tanaka yang sedari tadi bertanya-tanya dalam hati.

"Cangcim-"

Plak! "Diem dulu bisa gak?" Mai memukul keras lengan Futakuchi, sedangkan sang empunya meringis pelan. "Iya beb, galak amat dah."

Suasana yang seketika sunyi seolah mengaba-aba Shirabu untuk memulai rapat mereka pada sore kali ini. Memang bukan rapat resmi, namun tidak ada salahnya untuk bertindak sedikit profesional, kan?

"Jadi, apa aja yang mau kita sepakati hari ini?"

TBC


Marhaban Yaa Ramadhan  bagi yang muslim-!!

Gimana udah ada yang bolong? Gua cuma mau kasih tahu, kalo selama Ramadhan, book ini bakal publish jam abis buka atau seterusnya. Jadi, puasa kalian aman kalo ada adegan uwu atau kata kasar dan gua saranin kalian baca ini habis buka atau habis gue publish.

Gua minta maaf kalau ada salah, mungkin salah satunya karna gue sering ngaret update. Alasannya karena gue sibuk (baca : males) hehe, tapi sebisa mungkin gua usahain seminggu sekali update kok. Jadi kalem ya sist.

See you next chapter-!!

Qil, 15 April 2021










Hey, Babe | Suna RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang