Chapter 2 ( The Reporter's Death )

149 13 0
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





....

" kumohon angkatlah Rose... ayolah kumohon "
Gadis itu meringis menatap ponselnya yang masih belum terhubung. " Kumohon... " ucapnya sambil menangis.

" nomor yang anda tujui sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah sesaat lagi "

" Rose... "

Tok Tok Tok !!!!

Kaca mobil itu diketuk sangat keras dari luar membuat gadis yang berada didalamnya gemetar. Dia melihatnya, dia melihat seseorang dengan pakaian serba hitam itu akan memecahkan kaca jendela mobilnya.

" Aaaaaaaaaaa "

○○○

Sirine polisi terdengar riuh dipertengahan jalan tol. Kabar bahwa salah satu Reporter yang bekerja di perusahaan televisi swasta tewas mengenaskan didalam mobilnya.

" kau sudah temukan siapa dia? " tanya Detektif itu menatap mayat yang berada di brankar dorong tersebut. " Lalisa Manoban, Reporter dari JKL entertaiment yang di pindah tugaskan ke Busan kemarin " jawab Opsir bermarga Jeon itu. Detektif berbahu lebar itu terlihat membuang napas kasar. " apa dia punya keluarga? " tanyanya lagi. Opsir itu menggeleng pelan " tidak dia tinggal sendiri di Seoul " jawabnya.

Teriakan tangis seorang wanita tiba tiba terdengar jelas dari belakang garis polisi. Gadis berambut pirang itu terlihat berantakan, seluruh wajahnya basah karna menangis. " Lisa !! Dia temanku.... temanku satu satunyaa.... hiksss... Lisaaaa..... ini salahku.... Lisaku..... hikss.... " ringisnya berusaha memberontak saat polisi menahan dirinya. " lepaskan aku.... aku mau melihat temanku !!! Detektif Kim !! Tolong suruh mereka melepaskan aku... " gadis itu mengerang frustasi, dia terus memohon dan menangis. Sementara pria dibelakangnya hanya menatap kosong dengan kepala yang tertunduk.

" biarkan dia " ucap Detektif itu. Gadis yang berprofesi sebagai Reporter itu berlari terhuyung huyung kearah jenazah temannya itu. Dengan tangan yang gemetar dia membuka kain putih yang nampak kotor penuh darah itu perlahan menampilkan sisi wajah manis sahabatnya tersebut. Sahabatnya yang kini terbaring tak bernyawa dan penuh luka di atas brankar. Dia berteriak menangis sambil memeluk jenazah itu. " maafkan aku Lali.... maaf... hikss " gumamnya. " permisi nona, korban harus dibawah kerumah sakit untuk di autopsi " sahut salah satu petugas rumah sakit. Gadis berambut pirang itu berdiri lemas dan memandang temannya yang kini dimasukan kedalam Ambulance kemudian menjauh.

°°°

#Flashback

" Lisa menelponku tadi malam tapi ponselku mati total " gumam gadis berambut pirang itu. " dia juga menelponku, kurasa aku tertidur " sahut Bambam yang juga tengah menatap ponselnya.

The Case | Blackbangtan ( complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang