Chapter 11 : Destiny

4K 404 77
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Secara keseluruhan, pesta dansa yang kini tengah terselenggara benar benar hampir berjalan dengan sempurna. Semua orang terlihat bergembira dengan membuat perkumpulan-perkumpulan maupun kenangan yang diabadikan lewat kamera. Harusnya memang itu yang terjadi. Namun Sasori tahu, ada yang berbeda dengan Zen semenjak lelaki itu pamit untuk menjemput Sakura tetapi malah kembali seorang diri. Lelaki itu tampak murung dan memilih duduk seorang diri dengan gelas minumannya yang telah kosong.

Baik, sebenarnya mereka berdua memang tak akur, bahkan bermusuhan. Namun melihat Zen yang seperti itu malah membuat Sasori merasa tak suka. Oleh karena itu dia pamit dari teman-temannya dan memilih pergi menuju pria itu.

"Apa kau akan mati?" Sasori memilih menyapa dengan kelimat pertanyaan yang hanya mendapat respon berupa lirikan malas dari Zen.

Sasori kemudian memilih duduk di kursi sofa seberang Zen. Lalu mengambil dan menuangkan alkohol di gelasnya Zen.

"Kalau kau ingin mati, ya mati saja. Jadi, musuhku berkurang satu." Sasori menyeringai senang dan menuangkan alkohol kembali kali ini ke dalam gelasnya.

Zen menghela napas, memainkan jemarinya. Seolah tengah mempertimbangkan apakah dia akan bersuara atau malah memilih bungkam untuk selamanya. Memendam suatu hal yang membuat dia hancur.

"Sakura ...." Zen terdiam sejenak. Mengangkat kepala dan balas memandang Sasori yang tampak penasaran.

"Sakura kenapa?"

Zen meneguk ludahnya. "Mantannya,"

Sasori berdecak kesal. "Kau ini mau berbicara atau tidak? Jika tidak aku akan pergi dan melihat Sak-"

"Mantannya adalah Uchiha Sasuke."

Setelah Zen mengatakan itu, Sasori langsung merapatkan mulutnya. Dia tampak menatap tajam pada Zen yang membalas datar. "Jangan bercanda."

"Mukaku terlihat bercanda?"

Maka kemudian Sasori tertawa, sebuah tawa ironi yang membuat orang-orang di sekitar melirik. Sementara Zen menggertakkan gigi, masih memandang pada Sasori yang kini beralih menatap ke langit-langit dan tersenyum miring.

"Bangsat," rutuknya. "Diantara semua lelaki, kenapa harus Uchiha Sasuke?"

Dam Zen tahu bahwa Sasori tak membutuhkan jawaban.

"Bajingan sekali."

Maka kemudian dua lelaki itu membisu bersama suara musik yang terus dimainkan. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

•••

"Kau akan membawaku kemana?" Sakura tidak bisa menahan rasa penasaran lebih lama lagi semenjak Sasuke membawa dia pergi dengan mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun. Pria itu sibuk dengan kemudi tanpa melirik Sakura, suatu hal yang membuat Sakura jengkel. Didiamkan sama sekali tidak menyenangkan. Apalagi setelah pria itu mencuri pelukan dan mengucapkan kata yang menjadikan dia takut bila salah paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Again (sasusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang