4 🍜

905 62 0
                                        

Jungkook memandangi Lisa yang terbaring di kamar mewahnya, kebingungannya semakin dalam seiring detik berlalu. Sebenci apapun ia pada Lisa, gadis itu tetap pernah mengisi hidupnya. Ada kenangan yang sulit untuk dihapus, meski ia berusaha mengusirnya. Di balik semua kebencian itu, ada rasa yang tak bisa disangkal, ada kenangan yang terkadang muncul begitu saja, meski ia tak punya hak lagi untuk masuk ke dalam hidup Lisa.

''Aishh, kenapa kamu membuatku kebingungan seperti ini?'' kata Jungkook, menggenggam tangan Lisa erat, seolah mencari pegangan di dunia yang penuh kebingungan ini.

Mata Lisa perlahan terbuka, dan ia menangkap tatapan Jungkook yang sedari tadi tertuju padanya. Lisa memandangnya dengan mata yang penuh rasa takut, meski tidak tahu alasan dibalik ketakutan itu.

''A-ada apa?'' kata Lisa, suaranya bergetar. Ia tak bisa mengelak dari rasa cemas yang menjalar di tubuhnya, seolah ada sesuatu yang aneh di udara.

''Gak apa-apa, cepat turun dan makan. Lama banget bangunnya,'' kata Jungkook dingin, berusaha menyembunyikan segala perasaan yang ada di dalam hatinya. Bagaimana bisa ia tetap terlihat dingin setelah semua yang terjadi?

Lisa hanya mengangguk pelan, meski bingung, ia mengikuti perintah tersebut. Perasaan kosong menggelayuti pikirannya, tak ada ingatan yang bisa ia genggam. Semua hal terasa asing, tapi anehnya, ada rasa yang mengikatnya dengan pria ini.

Setelah bangkit dan turun ke meja makan, Lisa bertemu dengan pelayan yang sedang lewat. Tanpa ragu, Lisa menepuk punggung pelayan itu, bermaksud bertanya.

''Eh, maaf...'' kata Lisa, suara lembut namun tetap terlihat kebingungannya.

Namun, pelayan itu langsung terkejut, tubuhnya bergetar ketakutan.

''H-ha... hantu!'' teriak pelayan itu panik.

''Hei, lihat ke belakang,'' kata Lisa, terkejut dengan reaksi berlebihan itu.

Pelayan itu tampak terkejut dan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam, hampir 80 derajat.

''No... nona, maafkan ketidak sopanan saya!'' katanya, memohon dengan cepat.

''Aku tidak apa-apa,'' jawab Lisa sambil tersenyum sedikit, berusaha menenangkan pelayan yang tampak ketakutan itu.

''Eum... pria yang tadi menjagaku saat pingsan, siapa namanya?'' tanya Lisa dengan nada yang sopan meski masih merasa asing.

''I-itu Tuan Muda Jeon Jungkook,'' jawab pelayan itu, cemas.

Lisa tersenyum manis, ucapan terima kasih keluar dengan tulus dari bibirnya, meskipun pelayan itu tampak terkejut. Ternyata, Lisa bukan hanya kehilangan ingatan, tapi juga kesadaran tentang bagaimana cara orang kaya berinteraksi dengan pelayan. Dengan bergegas, Lisa beranjak menuju meja makan.

Di meja makan, Jungkook duduk, menunggu Lisa yang tampaknya datang terlambat. Lisa melihatnya dengan bingung. Pikiran itu hanya bertahan sesaat hingga sebuah bentakan keras terdengar.

''Apakah kau hanya akan berdiri di sana? Apa kamu gak punya kaki untuk makan?'' teriak Jungkook, suaranya kasar dan penuh ketegangan.

Lisa merasa jantungnya berdegup kencang mendengar bentakan itu, tapi di dalam hatinya ia hanya berpikir, ''Yah, aku lupa kalau dia memang menyebalkan.''

Lisa berjalan mendekat dengan langkah pelan, merasa sedikit canggung, dan duduk di kursi yang agak jauh dari Jungkook. Namun, sepertinya kehadirannya tetap membuat Jungkook tidak bisa tenang.

''Gadis sialan, apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila? Aku punya 25 kursi mewah dengan meja sepanjang 15789,9 cm dan lebar 2735,8 cm! Kenapa kau harus duduk di sebelahku? Apa otakmu sekarang gak berfungsi karena kehilangan ingatan?'' Jungkook mulai mengomel lagi.

Lisa menghela napas panjang. Ia mengira Jungkook akan tenang, tapi malah semakin menjadi-jadi. Begitu banyak perkataan yang keluar dari mulutnya, membuat Lisa merasa seperti sedang berhadapan dengan anak kecil yang marah tanpa alasan jelas.

Setelah makan, Lisa merasa kenyang dan perutnya mulai terasa berat. Ia segera beranjak menuju kamar, berharap bisa beristirahat. Namun, saat memasuki kamar, ia melihat Jungkook yang sedang mengganti pakaian, roti bertumpuk delapan di atas perutnya.

Jungkook terdiam, merasa gelisah. Lisa tampak terbengong-bengong melihat abs-nya. Dalam hati, Jungkook bertanya, ''Apakah gadis ini masih punya nafsu setelah kehilangan ingatan?''

Namun, Lisa tidak tahu harus merespon bagaimana, ia hanya terpaku pada pemandangan itu. Tak tahu apa yang harus ia katakan, dan tidak tahu apa yang harus ia rasakan.

•••

Di kamar yang sunyi, Jungkook duduk di atas kasur, di samping Lisa yang duduk dengan canggung. Suasana terasa berbeda. Tidak ada ketegangan yang nyata, hanya rasa canggung yang menggelayuti keduanya. Semua terasa terlalu hening, tidak ada topik yang bisa dibicarakan.

Lisa merasa tidak nyaman dengan keheningan itu, jadi ia mencoba mencari pembicaraan.

''Aku nggak tahu apakah yang aku lakukan tadi melanggar hukum atau nggak,'' kata Lisa, mencoba memecahkan kebekuan.

''Itu melanggar hukum, ada di pasal 167 ayat (1) KUHP,'' jawab Jungkook gagap, mencoba menjawab dengan serius meskipun tidak yakin.

Lisa tersenyum kecil, lalu bertanya, ''Ya ya, apa kau tahu siapa namaku?''

''Lisa,'' jawab Jungkook singkat.

''Namamu Jungkook kan? Jungkook terdengar seperti kata jongkok, rokok, ngorok, Bangkok, mangkok, dan masih banyak lagi,'' goda Lisa, mencoba mengubah suasana.

Jungkook hanya menghela napas, wajahnya merah karena malu. ''Lebih baik kau keluar,'' ujarnya, merasa risih dengan suasana ini.

Jungkook mendorong Lisa keluar dari kamar, namun Lisa masih belum seimbang dan hampir terjatuh. Jungkook cepat menangkap tubuhnya dan mendorongnya keluar dari kamarnya. Setelah pintu tertutup, Jungkook segera mengunci pintunya, seolah ingin menghindari lebih banyak kekacauan.

Nafasnya terengah-engah, jantungnya berdebar lebih kencang dari sebelumnya. Perasaan yang tidak bisa ia kendalikan mulai menghantuinya.

''Apa aku benar-benar harus membawanya kembali ke sini? Apa ini pilihan yang benar?'' pikir Jungkook, menatap dirinya di cermin. Wajahnya tampak frustasi, penuh dengan kebingungan dan keraguan.

''Jika rencana itu tidak ada, mungkin semua kekonyolan ini tidak perlu terjadi. Dasar cinta pertama, kenapa dia harus kehilangan ingatan sekarang?'' pikir Jungkook, menatap dirinya sendiri dengan tatapan yang penuh kebingungan.

TBC

Boss Jk (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang