Flower 🏵️ 12

4 1 0
                                    

Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.

Instagram [at] eriinaa.putrii

Salam hangat,

Erin

🏵️ Flower 🏵️

"Pak, saya boleh izin sebentar?"

"B.I? Mau ke mana kamu? Itu tadi temanmu sudah izin. Sebentar lagi ujiannya sudah dimulai lho."

B.I yang sudah menyiapkan alasan lantas berkata, "Dipanggil sama Pak Brata, Pak. Diminta ke ruangannya sebentar."

"Bapak kepala sekolah?" B.I mengangguk. "Kalau gitu buruan ke sana."

"Terima kasih, Pak."

Alasannya diterima, B.I segera meninggalkan kelas, mengikuti Anye yang sudah meninggalkan kelas terlebih dahulu yang kontan membuatnya curiga. Anya menuju ke ujung koridor gedung IPS lantai dua dan berbelok menuju ke arah tangga. B.I yang memang berniat untuk membuntuti sengaja bersembunyi di balik tembok sembari mengintip pergerakan Anye yang berhenti tepat di depan alat pendeteksi asap kebakaran. Karena Anye membelakanginya, B.I pun tidak bisa dengan jelas melihatnya. Sambil matanya tetap mengawasi, ia juga berspekulasi. Menerka-nerka apa yang tengah Anye lakukan.

Tidak lama kemudian, alarm kebakaran terdengar nyaring. Semua orang yang berada di WISHs berlarian keluar. Lantaran tangga yang dekat dengan posisi B.I berada letaknya di ujung koridor yang menuju ke arah taman dan parkiran, menyebabkan tidak banyak siswa yang melewatinya. Mereka jelas memilih tangga yang menuju ke lapangan utama.

"Lo ngapain?" tanyanya.

Karena tak kunjung menjawab, B.I mendekat bersamaan dengan Anye yang hendak menghindarinya. Untung saja langkah lebar B.I bisa membuatnya mencekal tangan Anye dan membalikkan badan temannya itu untuk berhadapan dengannya.

"Kasih gue alasan kenapa lo kayak gini!"

Anye bergeming. Ia tidak berniat menjawab dan pasrah jika seandainya B.I setelah ini menyeretnya ke ruang kepala sekolah atau bahkan membuat Anye harus disidang oleh pejabat tinggi yayasan Waiji Foundation. Meskipun akhirnya sama, Anye sebenarnya berharap bukan B.I yang akan mengetahui tindakannya. Namun semua sudah terlanjur. Di gedung ini hanya tinggal mereka berdua yang tersisa. Semua orang sibuk menyelamatkan diri tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Anye tersentak kaget begitu B.I membawanya untuk berlari. Ingin sekali Anye melepaskan diri, tetapi cekalan B.I di lengannya begitu erat hingga mustahil ia bisa lepas. Segala kemungkinan buruk entah dipermalukan atau bahkan dikeluarkan dari sekolah elit seperti WISHs terputar di pikirannya.

Karena fokus dengan pemikirannya sendiri, Anye tidak menyadari jika B.I membawanya menuju ke ruang monitor cctv. Bukan ke ruang konseling apalagi ruang kepala sekolah.

"Lo mau ngapain?" Anye bertanya saat ia menyadari tempatnya berada.

Ruang monitor cctv terpantau sepi. Mungkin karena penjaga yang seharusnya memantau, lebih memilih untuk menyelamatkan diri lantaran suara alarm kebakaran yang masih terus berdering dengan mesin penyemprot air yang berada di koridor depan ruangan monitor terus menyemprotkan airnya.

iKON [2] Flower - THE ENDWhere stories live. Discover now