TARGETED
04551804 || Heartshot
'SHät'
'Kejutan dimaksudkan untuk dirahasiakan sampai kamu menemukannya sendiri.'
Aku bangun sedikit lebih awal keesokan harinya dan pandanganku langsung disambut oleh pemandangan terbaik yang pernah ada, Jungkook berbaring tengkurap dengan cahaya mengenai wajah malaikatnya. Kulihat sekeliling ruangan dan mengingat apa yang terjadi tadi malam, aku langsung tersipu karena malu setelahnya karena mengingat apa yang telah aku katakan sebelumnya.
"Then, let's make it rougher...."
Oh gosh! Kenapa aku mengatakan hal seperti itu tanpa malu-malu?!
Tapi itu jelas bukan bagian yang paling memalukan karena saat aku mencoba turun dari tempat tidur, aku masih memakai pakaian. Oh? Apa kami tidak melakukan apa-apa tadi malam? Dan kemudian aku teringat bahwa aku sangat lelah kemarin sehingga aku tertidur sebelum kami bisa melakukan apa pun, Jungkook cukup baik untuk membiarkanku tidur tanpa melakukan apa-apa dan dia hanya tidur di sampingku.
Aku berdiri dari tempat tidur, berjalan menuju pintu, sedikit berbalik untuk memeriksa apakah Jungkook masih tidur, dan memang, dia masih tidur, jadi aku berlenggang pergi tanpa perlu membangunkannya. Salah satu alasan aku berterima kasih kepada Tuhan bahwa kelinci ini tidur seperti mayat.
Aku pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan sebagai permintaan maaf karena tidur tadi malam saat kami... Ekhem! Bercumbu. Aku bertanya-tanya betapa terkejutnya Jungkook setelah menyadari bahwa aku tertidur?
Setelah aku selesai menyiapkan sarapan, aku naik ke kamar Jungkook tapi ranjangnya kosong bahkan sebelum aku bisa memanggil namanya, dia keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk, seperti biasa.
"Tidak bisakah kamu mempertimbangkan fakta bahwa seorang gadis tinggal di rumah yang sama denganmu dan hanya mengenakan handuk saat keluar kamar mandi?" Aku bertanya setelah aku menoleh ke sisi lain, merasakan pipiku semakin panas, aku yakin wajahku memerah karena malu.
"Lihat siapa yang berbicara, gadis yang secara praktis memintaku untuk menidurinya tetapi akhirnya tidur sebelum sesuatu terjadi," katanya dengan sarkasme. Aku bisa merasakan dia menyeringai padaku tanpa perlu menghadapinya.
"Pakai pakaianmu dan turun, aku sudah menyiapkan sarapan." Aku berlari keluar ruangan sebelum dia bisa membuat komentar lain karena wajah dan hatiku tidak akan bisa menangani lebih dari ini.
***
Aku duduk di meja makan selama lebih dari sepuluh menit dan Jungkook akhirnya turun dengan pakaiannya. Dia mengambil tempat duduk yang ada di depanku. Kami berdua mulai makan, tapi aku tidak bisa menikmati makanan karena bajingan itu tidak mengalihkan pandangan dariku, justru dia malah menyeringai padaku sepanjang waktu.
Aku memutuskan untuk menghabiskan makanan dengan cepat, pergi ke kamar untuk berganti pakaian dan kemudian berangkat kerja. Setelah selesai memakai pakaian kerja, saya keluar dari kamar dan menemukan Jungkook berdiri di depan pintu.
"Kenapa kamu berdiri di sini?" Aku bertanya tapi Jungkook tidak mengatakan apapun, dia menyeretku keluar rumah untuk masuk ke mobilnya.
Apa yang dia pikirkan sekarang?
Jungkook tidak menjelaskan apa-apa kepadaku, dia hanya menyalakan mobil dan pergi ke suatu tempat, tapi aku yakin itu bukan untuk bekerja, entah bagaimana jalannya tampak akrab.
"Kemana kita akan pergi?" aku bertanya.
Kali ini aku kesal karena dia menolak untuk memberitahuku sedikit sejak kami keluar rumah. Tepat ketika aku berpikir bahwa dia akan berbicara, dia menutup mulutnya lagi dan tidak mengatakan apa-apa Aku benar-benar kesal karena aku memutuskan untuk diam saja dan tidak melakukan hal bodoh. Jungkook menoleh ke arahku dan menyeringai sebentar lalu fokus lagi ke jalan.
"Kejutan dimaksudkan untuk dirahasiakan sampai kamu menemukannya sendiri, kenapa kamu merusaknya sekarang?" ucapnya dengan senyum di wajahnya karena dia masih fokus di jalan.
Aku merasa tercengang ketika dia mengatakan bahwa dia menyiapkan kejutan, itu adalah hal terakhir yang bisa aku harapkan, terutama karena kami berdua punya pekerjaan.
"Tapi bagaimana dengan pekerjaan?" aku bertanya padanya.
Dia mendesah kesal yang membuatku ingin memulai ceramah tentang betapa tidak sopannya dia tapi aku tidak bisa melakukannya saat dia menjawab
"Tidak ada orang yang moodnya bagus di antara ki ta untuk bekerja hari ini jadi mengapa harus pergi ke perusahaan ketika kita tidak akan melakukan yang terbaik?" katanya.
Aku benci mengakuinya tetapi dia benar, bahkan jika kita pergi bekerja pun aku tidak berpikir bahwa aku dapat melakukan apa pun dengan benar. Aku masih perlu waktu untuk istirahat sebelum dapat melakukan yang terbaik dalam apa pun yang aku lakukan.
Setelah beberapa lama, akhirnya kami sampai di tempat tujuan dan aku menyadari bahwa kami berada di rumah orangtuaku.
"Ibumu menelepon kemarin. Dia berkata bahwa dia merindukanmu dan ingin bertemu denganmu, jadi kupikir akan lebih baik jika membawamu ke sini," ucapannya membuatku tersenyum.
Hh... Seharusnya dia berkata bahwa di awal, mengapa dia perlu membuatku marah setiap kali dia ingin melakukan hal yang baik?
Kami masuk ke dalam rumah dan ibuku berlari ke arah kami. Dia memelukku erat begitupun denganku, menikmati rasa hangat yang selama aku bisa karena aku benar-benar sangat merindukannya. Dia memutuskan pelukan dan membawa tangannya ke wajahku, memeriksanya, aku terkekeh, dia selalu melakukan itu untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja, betapa hebatnya dia sebagai seorang ibu.
"Apa dia pacarmu? "tanyanya dan kemudian aku menatap Jungkook dan tersenyum.
"Emm... Ya," jawabku.
Mata Jungkook membelalak sebentar lalu dia memperkenalkan dirinya. Ibuku mengenalinya begitu Jungkook menyebutkan namanya. Dia selalu melihat kami bersama ketika kita masih kecil dan meskipun bertahun-tahun kerasukan dia masih mengingatnya. Kami semua pergi ke ruang tamu dan mulai berbicara dan tertawa tentang hal-hal acak.
"Sudah berapa lama kamu bersama?" tanya ibuku. Jungkook menatapku, ekspresinya jelas-jelas berteriak 'Tolong aku'.
"Empat bulan," kataku dan menyeringai pada Jungkook yang mudah dipahami, sudah empat bulan sejak aku bertemu Jungkook dan aku menganggapnya milikku sejak hari itu.
Ibuku senang melihat kami bersama dan dia sangat menyukai Jungkook sejak dia masih kecil. Aku senang dia tidak menentang hubungan kami, dia bahkan menggoda kami tentang pernikahan. Setelah ibuku pergi ke dapur, Jungkook mendekatiku dan memegang tanganku sebelum aku bisa berdiri atau bergabung dengan ibuku di dapur.
"Apakah itu berarti kamu juga mencintaiku?" tanyanya dengan ketakutan dalam suaranya, dia takut bahwa semua yang aku katakan hanyalah kebohongan atau aku hanya mengolok-oloknya tapi tidak.
Aku melihat sekeliling untuk memastikan bahwa ibuku masih di dapur dan tidak ada yang bisa melihat kami. Aku dengan cepat mengecup bibir Jungkook.
"Yes, Mr. Jeon. I love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]
AçãoKami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius. Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...