0.0

550 76 3
                                    

"Paman!" Suara cempreng manusia mungil itu memenuhi rumah, kaki pendeknya berlari secepat mungkin, matanya menelisik tiap ruangan, mencari pemuda blonde yang ia panggil paman

"PAMAN!!" Kali ini suaranya makin besar, foto yang baru saja ia temukan digengam erat-erat, takut nantinya terjatuh

"Bibi apa kau melihat paman?" Tanyanya ngos-ngosan

"Paman anda? Aah kalau tidak salah ia di halaman depan, katanya mau kerumah sakit" jelas si bibi

Manusia mungil itu dengan cepat berlari ke halaman depan, semoga tidak terlamabat.

"PAMANN!!!" Ia berteriak sekuat tenaga, kepala mobil yang baru melewati gerbang itu terhenti, terkejut karna teriakan di belakangnya

Manusia mungil itu kembali berlari, dan dengan tidak kasar membuka pintu disebelah pamannya. Memasang seatbell dan terakhirnya menghela nafas lelah

Jay yang masih shock dengan kejadian barusan hanya mengeluas dada sabar, anak kakaknya sungguh sangat bar-bar

"Kenapa kau ikut" Jay bertanya sambil menghidupkan mobil

"Aku bosan dirumah" jawabnya singkat, setelah itu memasukkan foto tadi kedalam sakunya, nanti saat sampai saja ia bertanya

"Apa kau akan bertemu paman itu?"

"Hmm, ia baru siuman tiga hari yang lalu"

"Benarkah?! Wahh aku kira dia akan tidur selamanya"

"Won, tidak baik berbica seperti itu" ujar sang paman sambil mencubit kedua pipi gembul ponakannya

"A-aduh! Sakit tau!" Cetusnya sambil mencebikkan bibir. Jay tertawa, lihatlah paman macam apa dia ini

"Dan setelah itu paman Jay terpeleset" cetusnya setelah bercerita panjang

"Benarkah? Apa paman mu menangis setelah terjatuh"

"YA! Ia berteriak begitu keras sampai gendang telinganku terasa sakit" pungkasnya, wajahnya sengaja dibuat-buat supaya sang paman kesal

Pasien itu tergelak, sudah lama ia tidak tertawa selepas ini. Haah ia jadi rindu orang itu...

"Hey, maaf menggangu obrolan kalian, apakah tak apa aku titipkan ia padamu?" Sela Jay setelah mengakhiri panggilannya

Pasien itu menatap bingung, apa ada masalah?

"Aku pergi hanya sebentar, ada beberapa hal yang harus aku urus" jelas Jay

"Baiklah, lagian aku juga butuh teman mengobrol" balas si pasien

Jay mengangguk, "Ingat ya won, jangan nakal-nakal" ucapnya sebelum berlari keluar kamar inap

Setelah kepergian Jay, kedua saling menatap, bingung mau melakukan apa. Padahalkan dari tadi mereka asik mengobrol, membiarkan Jay menyimak percakapan mereka berdua

"Ekhem, jadi tuan muda, siapa nama panjang mu?" Tanya si pasien basa-basi

Manusia mungil itu berkedip saat pasien itu memanggilnya tuan muda, err bukannya ia tak suka, tapi cuma malu saja. Lagian pasien di depannya ini baru ia kenal sepuluh menit yang lalu

"Em...namaku? Park Sunwo"

"Sunwo? Tapi kenapa paman mu memanggil mu won?"

"Tidak tau, tiap berbica denganku ia pasti memanggilku dengan sebutan won" jelasnya

"Won ya? Kau jadi mengingatkan ku padanya" kekeh pasien

"Eh? Apa wajahnya seperti ini?!" Teriak Sunwo mengeluarkan selembaran foto yang tadi ingin ia tanyakan

Pasien itu terdiam, lebih tepatnya terkejut. Bagaimana anak kecil ini menemukan foto teman lamanya?

"Eh? Apa kau tau ia siapa?" Tanya Sunwo

Pasien itu terkekeh, "Ya, aku mengenal baik orang difoto itu"

"Benarkah??! M-mau kah kau menceritakannya?" Ujar Sunwo malu-malu

Pasien itu tertawa, manis sekali anak kecil ini. Kenapa sih dia harus jadi keponakan Jay, kenapa tidak dia saja?!

"Baiklah, sebelum paman mu datang. Mari aku ceritakan siapa orang difoto itu" timpal si pasien sambil memperbaiki duduk Sunwo

"Dia itu, Yang Jungwon...



Teman lamaku..."

—Tes ombak dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tes ombak dulu

Found.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang