PROLOG

23 1 0
                                    

"Mah.. mah.. bangun mahh!! " Gadis cantik itu berteriak memanggil wanita paruh baya yang terbaring dilantai dengan berlumuran darah

"Sssuun.. dari.." suara parau terdengar dari mulut wanita paruh baya itu sembari mengusap wajah Sundari.

Clck..

Tangan wanita itu terjatuh seakan menunjukkan bahwa ajalnya telah tiba.

"Mamah!!!!!" Teriak Sundari sekencang mungkin.

Ssrrtt...

"Papah, mamah pah..." Ujar Sundari mendekati Glenn Blair Anthonio dengan suara tersekat sekat.

"Sayang.. kamu kenapa? Hah kamu kenapa?!" Tanya Devan Antonio dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mamah pah, mamah...." Jawab Sundari menunjuk kearah jasad ibunya yang telah berlumuran darah.

Sontak saja Glenn Blair Anthonio terjatuh dan mulai mengeluarkan air matanya.

"Pah..."

Tetangga disekitar rumah keluarga Anthonio telah berdatangan, termasuk polisi yang mulai menyelidiki kematian Nyonya Elvira Anthonio itu.

"Nona Anthonio, bisa anda ceritakan bagaimana kronologis perampokan yang terjadi di kediaman anda? " Kepala penyidik mulai menginterogasi Sundari selaku saksi mata dan korban yang berada di TKP.

" Pak.. mohon periksa dahulu TKP, anak saya saat ini masih terpukul karena kepergian mamanya, tolong maklum pak. " Ujar Glen Blair Anthonio

" Baiklah pak kami akan mencoba menyelidiki TKP terdahulu, jika kami menemui kejanggalan, maka kami akan segera menghubungi anda. "

Sundari Blair Antonio terus saja menangis, mengingat apa yang dialaminya hingga merenggut nyawa orang yang paling disayangnya.

Sundari merenung, tak menghiraukan siapapun yang dilintasinya, termasuk beberapa sahabat karibnya sendiri.

"Mamah, Sundari bakal nyusul mamah.."

"Sundari !" Teriak Anrez yang langsung meraih tubuh Sundari yang hampir saja terjun bebas dari jendela lantai 3 kamarnya.

" Sun, what do u think?! Plis sun, kalo Lo punya masalah, cerita sama kita! " Ujar Zeline.

" Sun, plis, kita disini buat Lo, jangan ngelakuin yang ngga ngga deh! " Sambung Ananya.

"Sayang tolong.. kita disini buat kamu, biarin Tante Vira tenang yah, kalo kamu kayak gini terus, nanti dia sedih loh :"

Anrez mencoba menenangkan Sundari yang mencoba bunuh diri di kamarnya.

" Ada apa ini?.."

"Sundari ? Kamu... Kamu gapapa nak? Sayang?? "

Pak Glen spontan memeluk anak semata wayangnya itu. Keduanya sama sama menangis, diiringi dengan panggilan mama oleh Sundari.

" Sayang.. masih ada papah, dan teman teman yang ada disamping kamu, mamah biarin tenang disana, kamu jangan seperti ini. "

"Tapi pah.. mamah... Ini semua gara gara aku pah :( " Sundari mengeluarkan air mata yang tak henti- hentinya sembari memeluk papahnya itu.

Tringg.. tring.. tringg..

"Halo dengan pak Glenn Anthonio? "

"Ya pak, saya sendiri. "

"Mohon bapak beserta keluarga turun ke TKP, kami menemukan beberapa bukti, terimakasih. "

"Baik pak, kami segera kesana. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNDARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang