Chapter 28-

239 36 0
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!





Jaka sudah kembali lagi ke rumah bersama anak-anak ASEAN yang lainnya, sementara ASEAN dan UN sudah pergi ke rumah sakit untuk menemui WHO dan Laos.

Sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tengah untuk bercerita horor- eh, ya nggak lah. Untuk berdiskusi maksudnya :v

Kepri sempat di tonjok- di tampar- dan di jewer oleh Sumut gegara matiin lampu, Kepri kira mereka beneran bakal cerita horor gitu. 🗿




Kasihan Kepri yang ternistakan, mari berikan do'a untuk kepri 🗿
( haduh author parah baru mulai udah buli karakter aja, ya maap, kebiasaan emg :v ) 




" Jadi, maksud kalian, Nesia yang asli itu tidak diketahui dimana keberadaannya? " Jogja bertanya kepada mereka. Semua anak-anak Asteng mengangguk.

" Dan jelas itu gawat, bukan hanya Nesianya, tetapi imbasnya juga terkena ke kita.. " Gorontalo bergumam kecil.

" Ya, dan kami juga sudah terkena imbasnya dari orang yang menyamar menjadi Nesia. " Malay menjawab.

" Lalu, sekarang, apa yang akan kalian lakukan? " Maluku bertanya.

" Rencana besok Phil, Brunei dan Myan akan pergi ke sekolah untuk mengabarkan bahwa kami akan izin sekolah. Dan itu tentunya akan lama. " Kali ini Singa yang menjawab.

" Lalu aku, Mal dan Viet akan pergi untuk menyelidiki rumah. Kami mencari sesuatu. " Singa melanjutkan kata-katanya.

" Oke.. Terus kalian ngapain lagi ke rumah kalian? Kan udah kebakaran " Tanya Jateng yang kepo'

" Yah cuma nyari clue, " Mal menjawab. " Dan yang lain hanya akan di rumah, Thai bisa membantu kalian memasak, Kamboja dan Timor bisa membantu menjaga yang lain. " Singa lanjut menjelaskan.

Semuanya kini mengangguk mengerti, " Oh iya, jangan lupa untuk membantu kami untuk belajar selama kami tidak sekolah. " Phil berkata.

" Sip itu mah " Jatim menjawab.

Setelah mendiskusikan hal tersebut, mereka akhirnya bubar, meninggalkan anak-anak Asteng untuk makan malam. Beberapa ada yang pergi untuk tidur, dan beberapa ada yang melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya.

-||-

Mentari kembali memancarkan cahayanya. Ya, sekarang sudah pagi. Timor terbangun saat Bali membuka tirai jendela kamar mereka.

Bali tersenyum dan mengucapkan selamat pagi kepada Timor, Timor membalas sapaan tersebut dan ikut tersenyum. Terlepas dari apa yang terjadi kemarin malam, setidaknya Timor tidak harus terlalu pusingkan hal itu kan?

Ya, mungkin Timor tidak harus memikirkan tentang kebakaran kemarin, tetapi tentang kemanakah kakaknya sekarang berada. Ya, tentu saja Nesia.

Timor beranjak dari kasurnya, membereskan kasur tersebut lalu keluar dari kamar. Suasana rumah ramai seperti biasa. Terlihat banyak aktivitas disana.

Timor turun dari lantai atas, kembali di sapa oleh sepupu-sepupunya, Timor hanya menjawab seadanya(?) Timor lalu pergi ke tempat anak-anak Asteng berkumpul.

Kamboja sudah terlihat lebih baik dari tadi malam, sedangkan Thai masih susah untuk berjalan. Sementara yang lainnya sedang berbicang-bincang.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang