Setelah aku lolos audisi, jadwal latihanku semakin padat. Aku bahkan jarang bertemu dengan teman-temanku kecuali pada saat belajar di kelas--karena aku sekelas dengan Sooyoung--atau pada saat istirahat siang di kantin sekolah. Saat itu kami menceritakan kesibukan kami masing-masing. Sooyoung dengan tim tenis sekolah yang sebentar lagi juga akan mengikuti turnamen antarsekolah, Seulgi dengan persiapan klub seni untuk pameran sekolah, Wendy dengan segudang PR dan les yang menggunung dan Yerim dengan kegiatannya di club majalah sekolah.
Tapi aku senang mendengar mereka bercerita tentang keseharian mereka selama kami tidak bertemu. Aku menikmati cerita mereka satu per satu, terutama saat Sooyoung menceritakan tentang kondisi terkini tim tenis. Dia benar-benar seperti seorang MC di acara entertainment. Mungkin Sooyoung bisa berkarir sebagai MC nantinya. Menurutku dia sangat berbakat.
"Kau sendiri bagaimana, Joo?" Tanya Sooyoung setelah dia selesai dengan aksi berceritanya. Aku tahu, bukan hanya Sooyoung yang penasaran tetapi yang lain juga.
"Latihannya sangat melelahkan tapi kupikir aku bisa menikmatinya. Ini kali pertama bagiku menyiapkan diri untuk tampil di acara sekolah, jadi aku juga sangat gugup" jawabku.
"Tenang saja. Kau pasti bisa. Semua orang juga akan gugup saat mereka melakukan sesuatu pertama kali" ucap Seungwan mencoba menghiburku.
"Aku setuju. Asal kau bekerja keras, hasilnya pasti memuaskan" timpal Seulgi.
"Benar. Ahh, aku jadi tidak sabar melihat kalian di pameran seni sekolah" sahut Yerim dengan wajah berbinar dan raut bersemangat.
°°°
Pameran seni sekolah semakin dekat. Kami berlatih begitu keras untuk pementasan kali ini. Di tengah-tengah kesibukan berlatih, bayangan Kim Seokjin seringkali terlintas di pikiranku. Aku berpikir, apa mereka juga selalu berlatih sekeras ini? Apa Kim Seokjin seorang yang selalu bekerja keras? Kalau itu benar, dia pastilah orang yang sangat mengagumkan.
Seminggu terakhir latihanku selalu berakhir di malam hari. Aku sampai tidak tahu perasaan apa yang kurasakan saat ini setelah berlatih beberapa minggu terakhir. Ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasa begitu bekerja keras.
Aku melihat lapangan tenis dari kejauhan. Apakah Kim Seokjin masih sering berlatih diam-diam di sana?
Kulangkahkan kakiku menuju lapangan. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Aku hanya ingin melihatnya saja. Itu sudah cukup. Aku terlalu malu bertemu dengannya dalam keadaan aku sudah menyadari bahwa aku menyukainya setelah pertemuan terakhir kami.
Lapangan ini masih sama.
Suara bola masih terpantul di dinding pembatas lapangan.
Aku melihatnya. Itu Kim Seokjin yang sedang berlatih.
Tanpa sadar aku tersenyum. Padahal aku melihatnya dari kejauhan tapi entah kenapa itu membuatku bahagia. Seperti ada kupu-kupu beterbangan di perutku. Jantungku juga berdegup sangat kencang.
Jadi begini rasanya menyukai seseorang. Meski hanya diam-diam, tapi ternyata ini bisa jadi salah satu sumber kebahagiaan. Melihatnya berlatih begitu keras membuatku bersemangat untuk menampilkan yang terbaik di pementasan nanti, tidak peduli dia akan datang menonton atau tidak. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan seperti dia.
"Bae Joohyun?"
Hah? Kenapa dia tahu itu aku?
"Bae Joohyun kan?"
Apa yang harus kulakukan? Apa aku kabur saja?
Aku baru saja akan berlari saat dia berteriak
"Bae Joohyun, aku tahu itu kau. Berhenti di sana!"
Aku menghela nafas. Percuma juga kabur. Dia tahu itu aku.
°°°
Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan tetap bersama Seokjin di sini. Kami duduk berdua di lapangan. Aku menatap langit yang cerah dimana cahaya bulan bersinar terang. Ternyata di sini indah sekali.
"Kenapa kau tidak menyapaku?" tanya Seokjin.
"Aku takut mengganggumu."
"Ck, dari kemarin kau pura-pura tidak mengenalku. Kau datang melihat tim kami berlatih tapi kau tidak menyapaku."
"Ah, itu..." aku menjeda ucapanku karena sejujurnya aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak mungkin berkata bahwa melihatnya membuat jantungku berdegup kencang. Sekarang duduk berdua dengannya seperti ini membuatku berdoa semoga dia tidak mendengar detak jantungku yang bersuara keras seperti marching band.
"Oya, terima kasih untuk minumannya."
Aku terkejut.
Kenapa dia tahu minuman itu dariku? Aku tidak menulis namaku padahal. Setelah aku mengembalikan jaketnya, aku pernah beberapa kali meletakkan minuman untuknya saat ia berlatih sendirian. Tapi aku tidak menulis namaku di sana.
"Darimana kau tahu?" tanyaku penasaran.
Seokjin lantas terkekeh.
"Tidak ada orang yang tahu aku sering latihan jam segini. Hanya kau yang mengetahuinya, Bae Joohyun."
Aku terdiam menahan malu.
"Padahal kau bisa langsung memberikannya padaku. Kenapa juga meletakkannya di bangku lapangan?"
"Kau sangat fokus jadi aku tidak ingin mengganggu fokusmu" hanya itu yang bisa kuucapkan karena itulah alasan kenapa aku selalu meletakkan minuman untuknya di bangku yang terletak di pinggir lapangan.
"Bagaimana latihanmu?"
"Aku?"
"Tentu saja. Memangnya siapa lagi?"
"Aku berusaha semampuku. Ternyata menekuni balet sebagai hobi dengan berlatih balet untuk mempersiapkan pertunjukkan itu benar-benar berbeda."
"Benar. Aku juga merasakannya dulu. Sebelum bergabung di tim, aku menyukai tenis sebagai hobi. Setelah aku bergabung di tim aku baru sadar bahwa kemampuanku tidak ada apa-apanya. Karena itu aku harus berlatih untuk meningkatkan kemampuanku."
"Kau hebat. Aku terkesan."
"Itu belum apa-apa menurutku. Masih jauh."
"Tapi, aku terinspirasi untuk berlatih keras demi pertunjukkan ini karenamu. Aku berterima kasih untuk itu. Karena menurutku kau selalu bekerja keras bahkan tanpa ada seorang pun yang tahu."
"Kau berbakat, Bae Joohyun. Kau harus menunjukkan itu. Aku hanya menyemangatimu saja."
Aku pun tersenyum kepadanya.
"Terima kasih. Ayo sama-sama bekerja keras."
"Tentu saja" balasnya dengan senyuman hangat seperti biasa.
Ternyata duduk seperti ini dan saling menyemangati bisa jadi kekuatan tersendiri untukku.
Terima kasih, Kim Seokjin. Terima kasih sudah menjadi salah satu sumber kekuatanku. Kau akan selalu kukenang sampai kapanpun.
°°°
YOU ARE READING
7 Days with Jinrene
FanficAnnyeong yorobundeul~ Ini adalah project aku bareng @jijishi pas JMM WEEK tahun kemarin. Tapi karena ga sempet jadi ini buat project ultah Irene aja hehehe. Enjoy~~~ Cover by @jijishi @2020