𖥻 003

166 34 1
                                    

Hyunjin dan Yeji menjadi orang terakhir yang masuk ke kelas. Ada yang berbeda, mereka bisa merasakannya

"Aneh ya, Ji." bisik Hyunjin kepada Yeji yang dibalas anggukan oleh saudara kembarnya itu

Hyunjin dan Yeji berpisah ke tempat duduk mereka masing-masing. Biasanya akan ada Haechan berisik yang selalu meletakkan kakinya diatas meja Hyunjin, namun kini kursi didepannya kosong

"Renjun gak masuk juga?" tanya Hyunjin setelah meletakkan pantatnya diatas kursi

Jaemin langsung berbalik menatap Hyunjin, "semalem gue anter Renjun pulang, malah gue yang diomelin sama bokapnya. Renjun gak dibolehin sekolah dulu sampe sembuh."

"Emang yang luka apa aja, Jaem?" tanya Jisung

"Kakinya kena knalpot, lututnya juga luka gede banget gara-gara kegesek aspal, tangannya lecet dikit. Untungnya gak parah, masih bisa diobatin kata Karina."

"Tapi kok bisa kecelakaan gimana ceritanya?" kali ini Yangyang yang bertanya

Jihoon yang tidak sengaja mendengar percakapan itu lantas ikut bergabung dan duduk dikursi Haechan

"Kepala lo ngalangin, anjing." umpat Hyunjin sambil menoyor kepala Jihoon

"Selow dong bangsat. Lanjut, Jaem." balas Jihoon

"Renjun sendiri yang cerita ke gue waktu gue anter pulang. Katanya dia gak bisa mikir apa-apa waktu denger kabar Haechan. Dia ngebut dan dijalan tuh ada bensin kececeran, motornya kepeleset jadinya jatoh. Gue liat sih muka dia kayak habis nangis gitu."

"Ya lo pikir aja, Renjun sama Haechan tuh udah kek kembar juga. Kemana-mana bareng, gak heran kalo Renjun sepanik itu denger kabar Haechan." sahut Jeno

"Terus sekarang Haechan gimana?" tanya Hyunjin

"Ntar Ryujin yang ngabarin gue. Ryujin doang yang tau Haechan dirawat dimana." balas Jisung

"Bentar bentar, logika deh. Kanker darah kan gak bisa muncul tiba-tiba pas waktu itu juga? Berarti Haechan punya penyakit itu udah dari lama dong?" tanya Jihoon

"Haechan emang pernah mimisan beberapa kali, tapi jarang. Sama kek Renjun. Kadang mukanya tiba-tiba pucet juga, itu gak sekali dua kali. Gue merhatiin dia loh." ucap Yangyang

"Sumpah, Haechan jahat banget gak sih? Bisa-bisanya dia sembunyi-sembunyi kek gitu? Lo pada mau marah gak sih sama dia?" sambung Jihoon

Yeji, Gowon, Sei, dan Lua yang tidak sengaja mendengar obrolan para laki-laki itu lantas saling tatap dengan perasaan sedih

"Kalo gue sih pasti marah banget sama Haechan." ucap Lua

"Gue nangis loh semalem gara-gara Haechan doang anjir." celetuk Gowon

"Kerasa banget bedanya kalo gak ada Haechan." sambung Yeji sambil menatap seisi kelasnya

"Berharap banget Haechan tiba-tiba muncul didepan sambil teriak-teriak lagi." gumam Sei

Tiba-tiba saja wali kelas mereka yaitu pak Doyoung masuk kelas, membuat seisi kelas langsung hening seketika

"Bapak sudah dengar kabar Haechan, kalian yang sabar ya. Haechan pasti baik-baik aja." ucap pak Doyoung sambil berusaha tersenyum menenangkan anak muridnya

"Dan untuk Renjun, orang tuanya sudah izin ke saya. Saya harap kelas ini tetap seperti biasa ya, saya tau banget gimana kalian tanpa satu teman. Saya salut sama solidaritas kalian."

"Bapak jangan sok kuat deh!" seru Chaeyeon

Pak Doyoung tersenyum lebar sambil menunduk sejenak lalu kembali menatap murid-muridnya, "jujur saya juga sakit dengernya, tapi kalian gak boleh sedih terus. Saya cuman mau menghibur kalian. Peran Haechan besar banget ya disini."

Yangyang menatap kursi kosong disebelahnya dengan tatapan sedih, teman sebangkunya itu tidak pernah absen seharipun sejak awal dan ini pertama kalinya ia merasa kehilangan

"Yangyang." panggil pak Doyoung.

Yangyang mengangkat kepalanya menatap sang wali kelas yang kini tersenyum teduh. Pak Doyoung bertepuk tangan dan diikuti teman-temannya yang lain

"Lo udah jadi temen paling sabar buat Haechan. Selamat ya, Yang." ucap Sei

"Walaupun lo tertindas, terjungkal, tergelinding karena Haechan, lo kuat anjir. Gak nyangka banget lo masih hidup." sahut Junkyu

"Seandainya sekarang gue disebelah Haechan." gumam Yangyang sambil menyandarkan punggungnya pada kursi

IPS Naik PangkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang