Setelah kelelahan karna menangis cukup lama, Winwin tertidur sambil memeluk kotak merah yang merupakan hadiah dari Joy.
Sekitar pukul tiga dini hari, pintu kamar Winwin dipukul-pukul dengan cukup keras bersamaan dengan suara Renjun yang memanggil namanya, membuat Winwin langsung bangun dan buru-buru membuka pintu.
"Kena-"
"Oma nge-drop!!"
Tanpa berlama-lama, Winwin langsung mengambil kunci mobil kemudian pergi menuju rumah sakit bersama Renjun yang terus-menerus menggigit bibir bawahnya gugup.
••
"Mih!!"
Winwin berlari menghampiri Victoria yang terduduk lemah di kursi tunggu.
"Mamih.." panggil Winwin yang kini sudah berjongkok di hadapan Victoria. Ia menggenggam tangan Victoria sambil menatapnya lembut.
"Win..." lirih Victoria, menatap Winwin dengan air mata yang terus keluar dari mata indahnya itu.
"Oma, Win.."
"Tenang, Mih.. Tenang.." Winwin memeluk sambil mengusap pelan punggung Victoria.
"Pih, Oma kenapa?" tanya Renjun pada Changmin yang dari tadi setia berdiri di sebelah Victoria.
"Tadi tiba-tiba kejang.." jawab Changmin dengan wajah yang terlihat sangat lelah.
Beberapa menit kemudian, dokter keluar dan menghampiri Changmin. Setelah berbincang sebentar, Changmin mendekati Winwin kemudian menepuk pelan bahu anak tertuanya itu.
"Oma nyariin kamu"
Winwin terkejut, begitu pun Victoria. Tidak mau membuang banyak waktu, Winwin langsung masuk, tentunya dengan pakaian khusus.
Dada Winwin seketika sesak saat melihat kondisi omanya.
Winwin tersenyum, kemudian berjalan mendekat dan akhirnya duduk berlutut supaya omanya itu bisa dengan mudah melihat wajahnya.
"Si Cheng.." Oma mengusap pelan pipi Winwin, membuat Winwin dapat merasakan tangan omanya yang sudah tidak selembut dulu.
"Kamu tampan seperti papihmu" kata Oma, dengan senyum hangatnya yang tidak pernah berubah, membuat Winwin ikut tersenyum kecil.
"Kamu juga anak yang berbakti dan baik hati.. Oma tau itu.." tangan Oma mulai mengelus pelan pinggir rambut Winwin.
"Kamu cucu kesayangan Oma, kebanggaan Oma.. Mau ya, tinggal di sini, jadi penerus Oma?"
Winwin terdiam mematung.
"Oma..."
Tiba-tiba Oma terlihat kesulitan bernafas, membuat Winwin panik dan langsung berteriak memanggil dokter dan keluarganya.
Dokter dan beberapa perawat datang untuk menangani Oma. Namun, saat dokter hendak menangani Oma dan Winwin hendak berdiri, Oma menahan tangan Winwin.
"Gege.."
Tanpa bisa ditahan, setetes kristal bening jatuh dari pelupuk mata Winwin. Dengan lembut, Oma mengusap pelan pipi Winwin yang basah.
"Ja-ngan-se-dih"
"Ha-rus-ba-ha-gi-a"
Dan empat kata yang diucapkan dengan susah payah oleh Oma itu menjadi empat kata terakhirnya sebelum menghembuskan nafas terakhir.
••
Kremasi sudah selesai beberapa hari yang lalu, namun setelan hitam yang dipakai Winwin saat kremasi masih melekat rapi di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
H O T & Y O U N G ✔
Fanfiction"Pengen sih deketin Joy, tapi serem banyak pawangnya" [JOY ft NCT WAYV] #1 Joy [ 11 • 07 • 20 ] #1 Kpopidol [ 21 • 09 • 20 ]