Chenle merasa sedikit kesal akhir akhir ini, pasalnya bodyguardnya sering terlihat tidak fokus dan sering melamun. Hal itu sangat merugikan untuk Chenle bagaimana tidak, ia pernah meminta Jisung untuk membantunya menulis beberapa catatan, ia sudah menjelaskan panjang lebar tapi ternyata Jisung tak mendengarnya jadi ia harus mengulanginya lagi."Sebenarnya ada apa? Kenapa sering terlihat tidak fokus? Apa ada masalah yang berat?" Tanya Chenle dengan lembut.
"Tidak"
"Jika tidak, tidak mungkin kau sampai hilang fokus seperti ini, aku akan menjadi pendengar yang baik jika kau ingin bercerita, melihat dirimu yang tidak fokus membuatku benar benar kesal Park"
"Maaf" cicit Jisung.
"Bukan minta maaf, tapi berceritalah" kesal Chenle.
Jisung melirik Chenle yang sudah duduk menghadap kepadanya. Meletakkan bantal di atas pahanya dan menopang dagu, Jisung terlihat ragu untuk memulai bercerita. Tapi Chenle masih senan tiasa menunggu kalimat yang akan Jisung lontarkan.
"Em, i itu" Jisung terlihat bingung.
"A aku, aku menyukai seseorang" jawab Jisung final.
Chenle yang awalnya terlihat antusias langsung merubah raut wajahnya, entah tapi rasanya kembali menyesakkan.
"Oh ya? Siapa dia? Apa aku mengenalnya?" Tanya Chenle yang mencoba mengembalikan moodnya.
"Ya, ya kau mengenalnya" ujar Jisung yang ragu.
"Aahh, Soo Ah" Chenle mencoba menebak.
"Lalu apa yang mengganggu pikiranmu? Kenapa kau tak menyatakan cintamu?" Tanya Chenle setenang mungkin."Aku tidak bisa, seseorang berkata bahwa aku tak pantas" lirih Jisung.
"Apa yang membuatmu tak pantas? Kau tampan, baik, dan bukankah saat terakhir bertemu kau membelanya habis habisan? Aiiihh harusnya aku sadar sejak itu, kau pasti sudah merencanakan sesuatu untuk kepulanganmu dan sepertinya aku mengacaukannya, maaf aku tak tau"
Jisung hanya diam tak berekasi malah membuat Chenle merasa semakin bersalah. Chenle bingung harus bereaksi seperti apa. Karena rasa sesaknya semakin menjadi, jadi selama ini Jisung bersikap manis hanya sebagai perhatian atas pekerjaanya saja bukan karena Jisung menyukainya? Chenle merasa bodoh karena telah menganggap itu sebagai perlakuan yang lebih. Setelahnya Chenle malah tersenyum getir mengingat tingkah bodohnya.
"Kau harus segera menghubunginya sebelum kau menyesal Park, aku ke kamar dulu" Chenle menepuk bahu Jisung dan pergi.
Back to normal pov
Chenle dan Jisung baru saja menyelesaikan acara makan malam mereka, Chenle yang sedang tidak mood untuk melakukan apapun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Saat hendak menaiki tangga tiba tiba tangannya di tarik seseorang.
"Ada apa? Kenapa tiba tiba menjadi pendiam? Kau demam?" Ujar Jisung yang baru saja menarik tangan Chenle lalu menempelkan telapak tangannya pada kening Chenle untuk memastikan suhu tubuhnya.
Chenle hanya diam.
"Ada apa? Kau menginginkan sesuatu?" Tanya Jisung selembut mungkin. Namun hanya di jawab dengan gelengan oleh Chenle.
"Apa bibi Choi memarahimu?" Tanya Jisung lagi, dan hanya gelengan yang ia dapat.
"Ada apa hm?" Lirih Jisung sembari menangkup pipi tuannya yang terlihat murung. Namun malah ditepis oleh Chenle.
"Jisung-ah, bisakah kau berhenti bersikap manis padaku?" Ujar Chenle dengan nafas yang sedikit memburu. Ia sudah menahannya sedari tadi.
"Hey ada apa? Kenapa tiba tib-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveguard - Jichen ✅
Jugendliteraturmenceritakan sebuah kisah ringan antara bodyguard Jisung dan Tuan muda Chenle. "ayah aku sudah besar, tidak perlu menggunakan bodyguard sepertinya~~" - Zhong Chenle "sebenarnya aku ini bodyguard apa babysitter?" - Park Jisung BxB ⚠️ Homopobic ❌ Baha...