Chapter 36:(Melahirkan:Robin)

73 2 5
                                    

1 Minggu Setelah Kelahiran Samida dan Sarada...

Kediaman Roronoa...

Zoro tengah berlatih Kenjutsu di halaman belakang rumahnya sambil ditonton oleh istrinya yang tengah duduk di tempat yang sama. Ia sendiri berlatih Kenjutsu menggunakan salah satu metode yang ia pelajari di dojo nya dulu yaitu pancang kayu.

'Stak' 'Stak' 'Stak'

'Stak'...'Stak'

'Stak' 'Stak' 'Stak'

"Orrraaaaaaaaa!"

'Stak'

'Klotok' 'Klotok' 'Klotok'

Zoro berhasil membelah bagian atas dari tiga pancang kayu latihannya dengan sekali tebas,meski katana yang ia gunakan untuk berlatih hanyalah katana latihan yang terbuat dari kayu.

"Hosh...hosh...hosh...hosh...hosh"

"Suamiku luar biasa" ucap Robin memuji sambil bertepuk tangan kecil dan hanya dibalas oleh senyum simpul, tetapi penuh arti dari suaminya.

Zoro lalu menyarungkan kembali ketiga pedangnya dan kemudian mendudukkan diri di samping istrinya dengan penuh keringat.

"Biar kubuatkan minum untukmu, anata" kata Robin sebelum kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan minuman bagi Zoro.

"Baiklah... arigatou na,hime" ucap Zoro berterima kasih pada sang istri.

Gadis bersurai hitam itu pun lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman bagi suaminya.

Sesampainya di dapur, ia langsung merebus air panas, mengambil dua buah gelas, mengisinya dengan beberapa sendok bubuk ocha dan hendak menuangkan air panasnya. Ia sendiri sempat merasakan hawa yang sedikit menyakitkan, seperti ada yang terkoyak. Namun ia mampu menahannya dan tak menunjukkan ekspresi kesakitan.

Robin kemudian merasa sedikit aneh, karena ia merasakan kalau sesuatu seperti cairan hangat merembes ke kaki mulusnya. Ia pun berhasil dibuat panik bukan main, karena saat ia melirik ke kakinya...

"Zoro-kuuuuuuun, air ketubanku sudah pecaaaaaaaaaaaah!" pekik Robin dari arah dapur dan sukses membuat yang dipanggil langsung terkejut bukan main dan berlari tunggang-langgang menuju dapur.

Sesampainya di dapur, ia menemukan istrinya masih menatap horor air ketubannya yang sudah pecah dan merembes di lantai. Tanpa pikir panjang Zoro pun secepat kilat berlari ke kamarnya dan memakai baju ganti berwarna kuning terlebih dahulu, sebelum kemudian berlari kembali ke dapur.

"Kau tenang saja lah hime, kita akan segera ke Rumah Sakit Konoha" kata Zoro menenangkan dan menatap Robin penuh arti dan dibalas oleh anggukan sang istri yang masih setia menatap horor air ketubannya yang sudah pecah.

Pria bersurai hijau itu pun langsung menggendong istrinya secara bridal dan melompati atap-atap rumah para warga desa menuju Rumah Sakit Konoha setelah mengunci pintu tiap ruangan rumahnya.

Skip,Sesampainya Di Rumah Sakit Konoha...

Robin sudah dibaringkan di ranjang ruangan bersalin,dengan Zoro yang duduk di sampingnya sembari menunggu "bukaannya" sempurna. Suaminya sendiri terus memegangi dan mengelus sebelah tangan istrinya yang masih merinding disko dengan insiden di rumahnya beberapa saat lalu.

"Tenang saja,hime. Aku akan tetap menemanimu disini. Meskipun pihak Rumah Sakit Konoha sudah mengasistensi beberapa bidan dan seorang dokter pendamping dari bagian mental" kata Zoro menenangkan.

"Baguslah... karena aku masih merinding akan yang tadi" balas Robin dengan nada suara bergetar.

'Cklek'

Akan Kupenuhi Wasiatmu Kawan-A Naruto Shippuden Fanfic (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang