3rd pov
Seorang pemuda berambut silver sedikit violet terlihat memandang rendah ke arah orang-orang yang tengah berkumpul di bawah. Manik violet miliknya menatap sinis ke orang-orang itu kecuali pemuda berambut blonde dengan pakaian aneh.
Mungkin karna gaya berpakaian pemuda itu beda dari yang lain, pemuda bermarga Silva itu terus memperhatikan nya.
"Menarik. Dia punya sihir cahaya yang hanya dimiliki oleh Raja dan grimoire cahaya semanggi empat yang dimiliki sang legenda, kaisar sihir. "
Setelah berkata demikian, pemuda bermarga Silva meninggalkan atap tempat dimana ia melihat anggota banteng hitam.
Tsukiko pov
"Nah, ini tempat dimana kamar kalian berada. Asta di tengah, Yuno di pinggir kanan, dan Tsukiko di pinggir kiri" jelas Magna senpai kepada kami bertiga.
"Yah, mungkin ini terlalu kecil untuk kalian. Kamarku sih lebih luas tiga kali dari ini" ujar Magna senpai.
Aku yakin dia berharap Asta akan memprotes kenapa kamarnya kecil. Namun Asta malah menatap Magna senpai dengan mata berbinar-binar.
"Wahh, aku senang sekali. Di gereja kami selalu tidur dalam satu kamar. Benarkan Yuno? " seru Asta diselingi tangis dan manik matanya yang berkilauan.
Yuno mengangguk.
"Benar sekali. Akhirnya aku bisa tidur terpisah "Aku menatap kedua sahabat itu dengan tatapan aneh. Yang paling utama adalah Yuno. Dia tak memiliki alasan kuat untuk memilih banteng hitam.
Maksudku, bila ia ingin cepat menggapai mimpi nya sebagai kaisar sihir, harusnya ia memilih Mentari keemasan.
Yah, orang tampan memang pikirannya susah ditebak sih."Baiklah, nikmati waktu istirahat kalian. Ah ya, satu pertanyaan untuk Tsukiko! "
Aku menatap kearah Magna senpai nampaknya dia tengah serius menanyakan sesuatu hingga mukanya mengeras. Apakah aku membuat kesalahan?
"Bahasa yang dipakai kapten Yami dan kau bahasa mana? "
Huh, kukira apa. Ternyata Magna senpai hanya ingin menanyakan hal ini.
"Itu adalah bahasa negeri ku. " jawabku pelan.
Magna senpai tertawa kemudian ia melambai kepada kami. Sebelum pergi, ia mengingat kan Asta dan Yuno untuk menulis surat kepada keluarga mereka.
"Dia senpai yang baik" ujar Yuno.
Aku menatap Yuno yang belum memasuki kamarnya. Sementara Asta, sudah menutup pintu kamarnya dan tertidur. Mungkin.
"Hemm.. ada apa? " tanyaku
"Tidak, tidak ada. Hanya saja aku merasa nyaman disini" seru Yuno.
Aku semakin mengerutkan kening. Bukankah ini aneh. Kulihat sudut bibir Yuno terangkat dan membentuk sedikit senyuman. Dia merasa nyaman? Ada yang aneh.
"Yuno... bolehkah aku bertanya sesuatu padamu? "
Yuno mengangguk seolah mengatakan 'silahkan saja'. Aku memikirkan apa yang akan kutanyakan padanya. Jujur, banyak sekali yang ingin aku tanyakan tapi aku akan bertanya sedikit dulu. Ini hanya untuk pemastian tentang jalan cerita ini.
"Mengapa kau memilih banteng hitam? Bukankah Mentari keemasan, Elang perak, dan Raja singa merah tua memilihmu? Kudengar tempat ini adalah tempat orang-orang gagal, barbar dan aneh. "
Pertanyaan itu terlontar tanpa rem yang menghentikan nya. Aku menatap kearah Yuno sekali lagi. Pemuda itu masih sibuk dengan Grimoire miliknya.
"Hemmm... Kenapa ya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Masuk Dunia Black Clover
FanfictionPerkenalkan, Namaku Tsukiko Hoshi. Aku hanyalah remaja sma kebanyakan di Jepang. kehidupan ku biasa saja, teman aku punya, dan hobiku memasak. Aku bukan manusia yang di Bully ataupun manusia otaku yang harus merasakan tertabrak truk dan pergi ke dun...