Jadi Guru Private

10 5 4
                                    

Syifa senang banget, karena akhirnya Ia mendapatkan pekerjaan sampingan guru private, ketimbang dia di rumah terus, tidak ada kerjaan karena sekolah diliburkan. Syifa ini seorang guru, Jadi ia mengajar di rumah secara online, Tapi waktu Syifa masih senggang, dan lebih baik mengisinya dengan kerjaan lain. Hitung-hitung tambahan duit buat beli Skin care.

Ia sampai di rumah tepatnya akan bekerja nanti, Syifa pun mencocokkan alamat rumah yang diberikan calon siswa privatenya. Begitu pas,ia lantas menghampiri satpam yang sedang berjaga.

" ada keperluan apa,mbak?"

Belum ditanyain sama Syifa, sudah ditanya dulu sama Pak satpam yang kira-kira berusia pertengahan tiga puluhan.

"Itu... Saya calon guru private di sini."

"Oh Iya,tadinya nyonya besar udah sempet pesan," kata satpam itu Seraya tertawa pelan." Sebelum masuk,Kita tes dulu ya mbak"

Syifa mengangguk lantas mendekatinya yang kini mengarahkan thermo gun ke dahinya."

"Aman,Mbak. Silakan masuk. Tapi cuci tangan dulu nggak papa ya,mbak."

Syifa ber-oke, lantas menuju ke tempat pencucian tangan yang sudah tersedia di samping pos satpam, memang benar-benar lengkap nih persediaannya. Ya maklum sih, yang punya rumah orang kaya. Rumahnya pasti kinclong-kinclong, tua lamanya terawat banget. Jadi enggak heran mereka nggak mau tamunya datang bawa virus penyakit, apalagi dimusim pandemi sekarang.

Syifa menekan pintu bel rumah dengan tenang. Iya tak begitu gugup gemeteran, karena sudah punya pengalaman bekerja dan sering berada dibawah tekanan, jadi untuk menghadapi hal semacam ini, semestinya tak perlu membuatnya takut.

" siapa?" Tanya seorang wanita berambut lurus cantik yang tengah menggendong kucing putih gendut" Syifa,ya? Yang mau jadi guru private?"

Belum sempat syifa menjawab pertanyaan'siapa' wanita setengah abad itu, justru sudah terjawab sendiri." Benar,itu saya Bu."

"Ayo ayo.Masuk! Duduk dulu. Mbok,mbok Darni!" Suara wanita itu kenceng banget manggil art-nya.

"Ya,nya.Ada apa?
"Bikinin minum", katanya sembari menunjuk syifa.

"Siap,Nya!"

Wanita yang kira-kira berusia lima puluhan itu menurut penglihatannya Syifa lalu duduk di sofa sebelah Syifa. Yakin banget sih Syifa kalau itu Ibu dari anak-anak di rumah ini.

"Nur syifa?"

"Benar,Bu."

"Oke,Boleh lihat CV?"

Syifa pun langsung memberikan CV yang iya bawa, Sebenarnya Ia sudah melampirkan CV itu di situs lamaran online waktu itu, Tapi tetap saja perlu membawa aslinya ke calon bosnya.

Sembari wanita keibuan itu memeriksa berkas-berkasnya, Syifa menyempatkan matanya untuk melihat-lihat kecantikan rumah itu. Benarkan dugaan Syifa di awal, rumahnya tuh berkilat semua,bersih kayak nggak ada debu. Lalu kening Syifa mengerut kala melihat foto keluarga yang terpasang besar sekali di atas televisi. Pigura itu menampilkan lima orang, yang Shiva yakin dua orang dan tiga anak.
Tapi ada satu sosok di sana yang kayaknya Syifa kenal.

"Syifa?"

Syifa tersadar ketika dipanggil. Iya buru-buru memalingkan wajahnya dari pigura besar itu ke arah nyonya besar. Tapi tampaknya nyonya besar menyadari kalau sejak tadi Syifa memandang foto besar itu. Buktinya, nyonya besar itu sekarang menetap Syifa sambil lirik-lirik dikit ke foto itu.

" Itu foto saya, bapak dan anak-anak. Itu ada Ghea,Gara,dan Gemilang. Nah yang nanti kamu aja tuh anak bungsu saya tuh. Yang paling kecil itu,si Gemi."

Syifa terkekeh ketika nanya besar berucap begitu, Seraya nunjuk-nunjuk foto besar itu.

"Oke,karena CV kamu bagus.Jadi sekarang saya mau cara kamu ngajarin anak saya,"kata nyonya besar,Begitu sang ART datang bawa minuman,nyonya besar nyuruh lagi."Mbok,panggilin Gemi,mbok.Tuh anak udah diwhastApp turun ke mari malah tetep aja di kamar."

Sembari menunggu,mereka diam.Nyonya besar asik buka hendponnya sambil sesekali cekikikan.Ya namanya juga sudah jaman gini,hendpon candu siapapun.Mulai dari anak kecil belum sekola sampe ibu-ibu gaul.

Tapi yang masih jadi masalah buat syifa tuh,masi dengan foto besar di depannya itu. Ia masih ingat sekali salah satu sosok yanga ada di sana. Orang yang sempat ia hindari bahkan putus kontak sampai sekarang, meski dulunya mereka sempat dekat. Melebihi teman. Yah,itu Gara. Mantannya waktu SMA dulu. Fyi nih,waktu pacaran dulu, Syifa nggak pernah diajak Gara kerumahnya,sekarang malah tahu rumahnya secara nggak sengaja.

Itu berarti sekarang dia ada dirumah mantannya,dan akan bekerja di sini. Sialan emang! Ya kali, dia batal melanjutkan kontrak kerja di sini demi cowok itu. Tapi moga-moga ya, Gara jarang dirumah sendiri atau bahkan tinggal di luar dan membuatnya jarang pulang ke rumah. Pulangnya juga pas weekend ,jadi nggak bakalan ketemu saka syifa yang pastinya nggak punya jadwal ngajar private di hari sabtu atau minggu. Semoga saja memang begitu. Jadi syifa nggak perlu ketemu cowok itu.

Karena kan,ketemu mantan tuh pasti bakalan awkward banget. Ya nggak sih?

Tak berapa lama,turunlah seorang perempuan muda,dengan rambutnya yang masi berantakan. Ia berjalan dengan malas-malasan dan duduk di samping ibunya. Ia meletakan buku yang dibawanya di atas meja.

"Heh!jangan males gitu mukanya." Nyonya besar mencubit lengan Gemi yang langsung membuat meringis dan mengusap-usap lengannya. Hai itu pun membuat syifa ketawa pelan."Itu guru privatenya datang. Sana belajar!
Biar masuk PTN."

Gemi pun menegakkan tubuhnya.m,kemudian melihat syifa dan terseyum. Ia mendadak malu sendiri dengan penampilannya yang agak berantakan.

"Saya Gemi,Miss. Kalo miss namanya siapa?

"Syifa. Panggil kak syifa aja, ya"

"Oke,sip."

Tak berapa lama,mereka pun melakukan proses ajar-mengajar,di mana sang nyonya ikut mengawasi sekaligus melihat bagaimana cara syifa mengajar. Oke, berhenti sebut nyonya besar terus di setiap narasi.
Sekarang sebut dia Bu Dinda. Karena memang itu namanya.

"Makasi ya,kak, udah ngajarin. Enak banget diajarin sama kak syifa. Gampang ngertinya."

Syifa tersenyum mendengar perkataan Gemi begitu mereka selesai belajar,yang kira-kira memakan waktu hampir dua jam. Padahal sih harusnya waktunya cukup satu setengah jam.
Tapi sangking asiknya,jadi nggak terasa waktunya.

"Syifa mau langsung pulang?"

Syifa menganggup,menanggapi pertanyaan Bu Dinda.

"Sesekali makan malam di sini,yuk."

Syifa melirik jam dinding besar yang ada di rumah itu yang ternyata sudah menunjukkan pukul lima sore. Masih ada sekitar dua jam lagi buat makan malam. Terus syifa mau ngapain coba selama dua jam itu disni?

"Lain kali saja ya,Bu."

"Yo wes. Kesini tadi naik apa?"

"Motor Bu."

"Kirain naik angkot. Eh panggil tante aja biar enak,ini manggilnya Bu,dikira aku gurumu."

Mendengar candaan bu Dinda,syifa pun terkekeh."Oke,Tante."

"Ya udah.Hati-hati ya di jalan.Jangan ngebut."

"Siap,Tante!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTAN MASA GITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang