41. Pulang

20 1 0
                                    

Tidak apa untuk bersedih.

***

"Udah jangan mewek lagi, gue traktir," ujar Sanha tiba-tiba datang lalu duduk di sebelah Soomin sambil merangkul pundak gadis tersebut.

Dengan mulut penuh mengunyah bakso, dan air mata yang keluar disertai isakan kecil, Soomin menoleh menatap Sanha. "Hiks ... Lo tau?"

Sanha menaik turunkan kedua alisnya. "Tadi pagi sebelum masuk kelas gue ketemu bang Jaehyun, terus dia cerita," ucap Sanha menjelaskan.

Setelah menelan baksonya bibir Soomin mengerucut mendengar ucapan Sanha. "Pasti si Jaehyun waktu cerita ketawa-ketawa." Soomin membayangkan Jaehyun bercerita sambil tertawa.

Sedangkan Sanha hanya tersenyum tipis. Padahal tadi Jaehyun ketika bercerita terlihat khawatir hingga menitipkan Soomin padanya. Namun sepertinya Soomin tak perlu tahu akan hal itu.

"Min lo mau buat gue mati penasaran?" tanya Somi dengan nada malas dan wajah datar. Kedua tangannya sudah terlipat kuat di depan dada dan tubuhnya bersandar pada dinding di pojok kantin.

Menggunakan matanya dengan lirikan, Soomin menunjuk mangkuk di atas meja yang tinggal berisikan satu buah bakso beserta kuahnya. "Bentar dulu nanggung," melas gadis itu sedikit melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Ihhhhh daritadi ngomongnya bentar dulu, nanti dulu, bosen gue dengernya tau!" gerutu Wonyeong yang sudah habis kesabaran akan Soomin yang tak kunjung menceritakan yang sebenarnya terjadi.

"Sabar girls,  sabar." Bukan, bukan Soomin yang berbicara, melainkan Sanha. Sementara Soomin tak menggubris, dia masih menikmati bagaimana gurih dan pedasnya rasa bakso yang sedang ia kunyah.

Somi dan Wonyeong yang melihat itu hanya membuang nafas panjang, dengan mata mereka yang menatap jengah ke arah wanita bernama Cha Soomin.

Setelah menelan kunyahan terakhir tanpa minum terlebih dahulu, dengan ragu Soomin mulai bercerita karena takut teman-temannya semakin kesal menunggu. "J-jadi waktu gue diajak makan malam ..." Kemudian Soomin pun menceritakan yang terjadi saat itu.


"Anjir jangan mewek kaya gitu! ini di kantin banyak orang, lo gak malu apa?!" tegur Sanha pada Soomin yang setelah menceritakan semuanya kembali menangis terisak kencang.

Wonyeong menatap tajam pria yang duduk di hadapannya. "Hush Sanha jangan gitu! Lo cowo jadi gak bakal ngerti sih." papar Wonyeong lalu sekarang tatapannya beralih pada Soomin yang tengah terisak. "Gak apa-apa Min kalo lo gak malu, nangis aja, mau sampe teriak-teriak juga biarin." ujarnya dengan mata sendu.

Somi menoleh sekilas pada Wonyeong. "Ya gak gitu juga!" Lalu sekarang tatapannya fokus pada Soomin sambil mengelus punggung tangan sang empu. "Gue ngerti perasaan lo Min, gue juga pernah di php-in cowo," lontarnya lembut berusaha menenangkan temannya.

"Si Soomin bukannya di php-in, tapi dia-nya aja yang kebaperan-- Aww sakit bego!" bentak Sanha pada Wonyeong yang baru saja menjitak kepalanya.

Wonyeong menatap tajam pada Sanha yang duduk di hadapannya. "Lo yang bego!"

Sanha tak menanggapi tatapan tajam Wonyeong, tangan pria itu sedang meraih satu lembar tisu dari kotak berwarna merah. Lalu ia gunakan untuk mengelap pipi Soomin yang basah.

"Lagian lo ngadi-ngadi suka sama guru segala, kaya udah gada cowo lagi aja," cibirnya sedikit ada nada kesal.

Tanpa menanggapi cibiran Sanha, Soomin merebut tisu dari tangan pria itu dengan kasar lalu mengelap pipinya sendiri, walau dirinya masih mengeluarkan air mata.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang