[Eka PoV]
Gue nggak ngerti kenapa gue payah banget begini. Gue nyadar betul, terus-terusan ngikutin Habi bisa bikin otak gue goyang. Ditambah temen-temen absurdnya di Partai Durian Mempesona -Primadonna, kalau nggak salah itu namanya- yang kemana-mana pake baju kuning bawa bendera sama handuk. Entah mau kampanye atau mandiin mayat, nggak paham juga gue maunya.
Gue nggak masalah nge-harem, dikelilingi puluhan cewek-cewek di cafe yang udah di booking untuk Fans Gathering ini. Tapi yang bikin gue risih, mereka curi-curi pandang sambil cekikikan, terus bisik-bisik dan ngakak.
Bangke!
Lo pada lagi ngomongin gue kan?!
Harusnya gue langsung balik setelah bantuin Habi nampil tadi. Mana si Habi malah nimbrung mereka ninggalin gue pula!
"Sialan..." gue mendengus bosan. Memilih duduk di bangku pojokan dan makan.
Sementara makanan gue hampir habis, sosok cewek di depan gue mencuri perhatian. Cewek berkacamata itu tampak serius duduk di hadapan gue, entah udah berapa lama.
Gue tahu siapa ni cewek. Namanya Yoshi, temen Habi, sesama aktivis Partai Durian Mempesona. Kalau boleh gue bilang, Yoshi ini cantik. Kulitnya putih dengan bentuk wajah hati. Rambut hitam panjang dengan poni ratanya bikin dia mirip boneka Jepang. Walaupun matanya cukup besar, hidungnya mungil dengan bibir yang juga mungil tapi penuh.Lumayan bohay.
Sorry to say, tapi mata laki-laki gue dengan jeli menebak ukuran bra-nya pasti B-Cup. Dari sini bisa gue liat dadanya yang membusung. Hari ini dia pakai vest hitam yang cukup ketat, membuat dua gunung kembarnya terbingkai dan sedikit mjencuat. Samar-samar kulihat garis bra melintang di dadanya. Sepertinya bra-nya hari ini sedikit kesempitan, dua dadanya tampak jadi empat di balik kaus kuningnya. Mirip banget sama...
"Duren..."
"Hmmh..." Yoshi menghela nafas panjang. Dadanya naik turun, menyadarkan gue kalau gue udah kelamaan melototin perabotannya.
Oh ya, apa gue tadi bilang Yoshi mencuri perhatian?
Ya, Durian aside, tingkahnya rada aneh sekarang. Biasanya dia bakal ngoceh dan gelayutan gak jelas sama gue, bikin gue ilfil. Tapi sekarang dia tampak serius dan tenang. Alisnya berkerut, menatap layar tab-nya intens.
"Yosh..." panggil gue, khawatir ni bocah kesambet arwah mayat yang lupa dimandiin.
Gue nyeruput susu rasa duren gue di meja, tapi dia belum noleh juga. FYI! Gue lagi dalam mood musim duren lho ya! Gue pesen es susu duren tadi, bukan 'susu duren' yang dibahas tadi yang gue seruput!
"Yoshi!"
Yoshi mengangkat kepalanya pelan, ngeliat ke arah gue. Membetulkan kacamata kotak ber-frame merahnya lalu mendesis serius, "Seperti yang diduga sebelumnya. Uke masokis!"
"Uhuk!" gue keselek. Apa dia bilang tadi? Gue gak paham yang pertama, tapi apa? Masokis?
"Gila lo ya?!"
"Ahhhng~ iya! Iya begitu! Semakin Oppa maki, Yoshi makin sukaaak!" Yoshi mulai kambuh, memekik-mekik sambil mendekap tab-nya. Durennya awas durennya!
"He-eumph! Yoshi memang masokis! Yeah!" kali ini dia manggut-manggut penuh semangat.
"Yoshiii! Aku dah selesai nih!" tiba-tiba Habi muncul dan segera duduk di sebelah Yoshi.
Yoshi langsung menyambutnya girang, gelayutan di lengan Habi dan duduk mepet mepet. Durennya aduh, tolong itu durennya!
"Hasilnya apa, Oppa?"
"Masa aku dapat Innocent Seme? Hahahaha!"
"Gyaaahh~ hihihi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FANBOY!
Teen FictionBuat Eka, Habi adalah partner terbaik di lapangan rumput hijau. Permainan tidak pernah seru tanpa striker bernomor punggung 10 itu. Tapi tiba-tiba Habi mogok main bola dan memilih jadi... Fanboy?! Habi kenapa, sih?! FT Island? Hongki? Jonghun? Siapa...