🍪8

13.1K 2.2K 332
                                    

Sudah terhitung selama enam hari Lisa tinggal dikediaman keluarga Ahn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung selama enam hari Lisa tinggal dikediaman keluarga Ahn. Sejauh ini Lisa sudah merasa cukup tenang, kendati terkadang memorinya akan memutar kilas balik kenangannya bersama Taehyung hingga menghasilkan sesak yang menekan rongga dada.

Lisa juga sudah mengabari Ayah dan Ibunya, menceritakan seluruhnya dari awal dan berkata bahwa mereka tidak boleh memberitahu Taehyung mengenai keberadaannya. Beberapa jam sejak insiden menyakitkan di bar itu, Lisa memang segera memblokir seluruh nomor dan akses komunikasi Taehyung terhadapnya. Lisa juga sudah mengganti nomor teleponnya sendiri. Ia benar-benar tak ingin lagi berurusan dengan Taehyung. Tidak, sekalipun pemuda itu memohon dan bersimpuh sembari memeluk kedua kakinya di lantai.

Tapi, cih, mana mungkin Taehyung akan melakukannya. Ingat? Pemuda Kwon itu akan segera menikah, membangun sebuah keluarga dan menghabiskan sisa hidupnya bersama seorang gadis bernama Choi Yoorin. Haha, keparat.

Serius, mengingat hal itu sungguh-sungguh membuat perutnya bergolak mual. Kebencian dan rasa sakit tersebut seakan bergumul menjadi satu, bergejolak membentuk sebuah angkara hingga Lisa ingin berteriak keras guna melampiaskan.

Namun tetap saja. Seberapa kuat Lisa membenci Taehyung, atau seberapa besar keinginannya untuk melupakan laki-laki itu, hal itu tak semerta-merta membuat Lisa dapat menginjak mati perasaan cintanya terhadap pemuda tersebut begitu saja. Ia masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengikis segalanya secara perlahan, mengeruk dan membersihkan sisa-sisa memorinya, sebelum ruang dalam hati dan kepalanya kembali layak ditempati oleh laki-laki lain.

Jika dahulu sesekali Lisa mengalami insomnia karena tumpukan pekerjaan, maka belakangan ini Lisa tak bisa mudah terlelap karena bayang-bayang si brengsek itu kerap melintas dalam benaknya. Si gadis mendesah lelah. Mungkin ini merupakan salah satu bentuk perjuangan untuk bergerak maju meninggalkan masa lalu.

Lisa kemudian beranjak dari ranjang, melangkah keluar kamar, membiarkan gaun tidur berwarna peach-nya menyeret lantai sembari berpikir ingin melakukan apa diwaktu pukul dua dini hari ini. Tidak ada siapapun yang bisa diajak bicara. Jisoo dan Seokjin tentunya sudah terlelap. Atau mungkin sedang melakukan sesuatu yang melelahkan? Entahlah. Sementara para maid dan pekerja dirumah ini tentunya sudah kembali ke asrama sejak pukul sepuluh.

Lisa melangkah lambat, menyusuri lorong lantai dua, sampai kemudian menuruni anak tangga utama yang berbentuk setengah lingkaran itu. Cahayanya remang, hanya lampu-lampu kecil yang terpasang di dinding sebagai penerangan. Rumah ini memang besar sekali. Lisa selalu merasa penasaran sejak dulu. Sebenarnya berapa banyak biaya yang harus mereka keluarkan setiap bulannya untuk membayar tagihan listrik? Kuriositasnya cukup tinggi. Namun Lisa tak pernah berani menanyakannya secara langsung pada Jisoo. Ia hanya takut tersedak saliva sendiri karena terlalu terkejut.

Ketika kaki berbalutkan sendal rumah itu menapaki lantai satu, kening Lisa berkerut melihat salah satu ruang disudut yang lampunya masih menyala terang. Itu ruang teater, sejenis bioskop kecil yang memang tersedia dirumah ini. Semakin Lisa melangkah lebih dekat, semakin terdengar suara-suara dari sebuah film yang sedang diputar.

Between Koo and Jungkook | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang